Wisata Pantai Di Madura
Mudik ke kampung halaman menjadi
salah hal yang ditunggu. Pasalnya, selain bertemu dengan sanak saudara,
biasanya kami menghabiskan waktu untuk berkunjung ke tempat wisata di daerah
atau sekadar menikmati kuliner. Ehm, udah tahu kan kalau kuliner madura itu
enak-enak?
Belakangan, tujuan kami pulang
kampung ke Madura adalah untuk pijat. Iya, pijat. Pasti di antara kalian akan
mengerutkan kening mendengar alasan saya. Apa iya di Surabaya nggak ada tukang
pijat yang asyik sampai rela nyebrang ke Pulau Madura demi pijat?
Jawabannya nggak ada.
Sebenarnya di Surabaya ada banyak
jasa pijat hanya saja pijatnya hanya sekadar untuk melepas lelah alias pijat
cantik, bukan pijat yang bisa meredakan rasa nyeri saat ada yang salah dengan
tubuh kita. Dan, hanya tukang pijat madura yang bisa mengerti kebutuhan kami
(yaleah gini amat bahasanya). Semenjak
ada Suramadu, perjalanan mudik jauh lebih menyenangkan karena jarak antara
Surabaya-Madura semakin dekat.
Beberapa kali rencana mudik kami
tertunda lantaran terjadi perbaikan jembatan Blega sehingga menimbulkan antrian
yang cukup parah dan terkadang ada penutupan jalan. Jadwal mudik dua bulan
sekali jadi gagal. Sebenarnya ada jalur alternatif lain menuju Pamekasan yaitu
lewat jalur pantura namun Kakak masih takut saat itu.
Suatu hari Kakak mengajak mudik
tapi mencoba jalur pantura. Sebelum mudik, kakak sudah mencari tahu terlebih
dahulu, tempat wisata apa yang bisa dijangkau jika melewati jalur pantura. Mudik
sekalian jadi Turis Lokal di kampung halaman. Dari hasil pencaharian Kakak, Air
Terjun Toroan dan Pantai Siring Kemuning berada dalam arah yang sama dengan
perjalanan kami. Jadi, dalam perjalanan kali ini kami memutuskan untuk mampir
ke tempat wisata. Oh iya, kami juga akan berkunjung ke sebuah pantai di daerah Sampang yang memiliki nama unik, yaitu Pantai Jodoh di daerah Sampang. Kalau Mau tahu, silakan baca sampai habis ya.
Pantai Jodoh, Sampang Madura
Rencana awal, kami (termasuk orangtua) akan berangkat bersama-sama dengan mobil yang berbeda. Kami sudah merencanakannya sudah dari beberapa bulan sebelumnya. Tapi rencana itu berubah menjelang dua hari keberangkatan. Mami dan Papi ada undangan akad nikah dari saudara yang tidak bisa ditinggalkan. Saya terpaksa ikut dalam rombongan Kakak.
Kami berangkat dari Surabaya menjelang pukul 05.00 pagi.
Agak sedikit terlambat karena semua pada bangun kesiangan. Sesuai rute,
perjalanan ke Pamekasan kali ini akan melewati jalur pantura. Memang akan
terlihat agak jauh tapi relatif lancar dan terpenting tidak macet.
Ada beberapa jalan di jalur pantura yang berlobang
dan tidak mulus (sekitar Tanjung Bumi). Niat untuk mampir ke Pantai Siring
Kemuning dibatalkan karena takut kesiangan sampai Pamekasan. Sepanjang
perjalanan jalur pantura, kami disuguhi pemandangan pantai yang indah. Sayang,
pemerintah daerah di Madura belum memaksimalkan potensi laut yang mereka miliki
seperti Bali.
Sampai di kawasan Sampang kami berhenti sejenak di
Air Terjun Toroan (nanti saya ulas terpisah di postingan selanjutnya). Kami
hanya mengambil beberapa gambar sembari melemaskan otot-otot supaya tidak kelelahan
karena perjalanan masih panjang. Selesai menuntaskan hasrat ke kamar kecil kami
pun melanjutkan perjalanan.
Baca juga: Begini Cara Menemukan Hotel yang Murah dan Nyaman
Sekitar pukul
09.00, perut terasa keroncongan. Kami belum sempat sarapan dan di mobil cuman
membawa buah dan cemilan ringan. Karena saya masih menganut sarapan harus makan
nasi jadilah perut ini memberontak minta diisi. Kakak Ipar yang menyetir juga
merasakan hal yang sama. Kata Kakak kalau ada tempat makan kita berhenti saja.
Tak jauh dari kawasan Air Terjun Toroan ada banyak
tempat makan dan kami bingung harus milih yang mana. Beberapa warung makan kita lewati sampai saya
melihat tulisan Pantai Jodoh. Dan, kami memutuskan untuk berhenti.
Rupanya itu adalah rumah makan yang menjorok ke laut
dan model beginian lagi naik daun di Pulau Madura. Sebelum berhenti di rumah
makan ini, saya sudah beberapa kali melihat restoran sejenis ini.
Rumah makan yang kami datangi ini berkonsep outdoor
dengan saung-saung yang diberi penamaan lucu seperti rumah istri muda, rumah
janda. Semua sudutnya cocok buat kalian yang suka berswafoto apalagi dengan
bonus pemadangan laut. Sayangnya, saat kesana matahari sedang bersinar terik,
kayaknya bakal lebih asyik sembari menikmati senja.
|
Kamar Janda
|
|
Kalau siang Panas |
Bosan berfoto di area rumah makan, saya dan sepupu
turun ke pantai lewat tangga kecil. Saat itu tidak banyak orang yang turun ke
pantai karena panas. Saya saja hanya mengambil beberapa gambar dekat tulisan
Pantai Jodoh dan ayunan jodoh. Rupanya
kawasan pantai Jodoh ini memang menjadi destinasi wisata di kawasan Sampang.
Itulah kenapa banyak dibangun rumah makan/cafe yang menjorok ke laut.
Kelar berswafoto, saya kembali naik ke atas karena
teriknya sinar matahari. Menu yang kami pesan sudah datang. Tiap kali pulang ke
Madura kami pasti memilih menu Ikan. Di Surabaya sendiri untuk mendapatkan menu
ikan yang segar itu susah, kalaupun ada harganya relatif mahal. Mumpung di
Madura, kami puasin dahaga akan menu ikan laut.
|
Ayunan Jodoh |
|
Menunggu Jodoh |
Menu yang dipilih adalah Ikan Putihan Bakar dan Ayam
Goreng Kremes. Awalnya kami agak sedikit aneh dengan warna sausnya, Kakak saya
pikir itu pakai saus botolan yang murah. Dan, kami baru nyadar bahwa saus merah
itu berasal dari buah naga merah. Unik. Sayang, Ikannya tidak matang sempurna jadi
tidak dimakan sampai habis. Semoga ke depannya bisa diolah dengan lebih baik.
Sayang banget deh.
Baca juga: Nongkrong Asyik Dengan Traveloka Eats
|
Mari Makan |
Madura sendiri memiliki banyak potensi wisata yang
banyak hanya saja kurangnya perhatian dari Pemerintah Daerah. Kalau dikelola
dengan baik bisa saja seperti Bali atau Lombok.
Buat kalian yang ingin/tengah ke Pamekasan lewat
jalur pantura, bisa mampir sejenak ke Pantai Jodoh ini. Pantai Ini terletak di Desa Batu Lenger, Kecamatan Sukobanah,
Sampang Madura. sekian catatan perjalanan dari saya kali ini
Hmm, siapa tahu kalian bisa ketemu jodoh di sana.
Salam,