(Kembali) Menulis Fiksi dan Hal-hal yang Saya Sesali

(Kembali) Menulis Fiksi dan Hal-hal yang Saya Sesali


Menulis fiksi dan hal-hal yang disesali, tea and photo



Menulis Fiksi dan Hal-Hal yang Saya Sesali



Sama halnya dengan Wulan K, saya pernah punya mimpi untuk memiliki karya yang dicetak dengan nama sendiri, bukan karya bersama atau antologi.

Saya masih ingat betapa antusiasnya menulis fiksi. Otak saya selalu penuh dengan cerita-cerita rekaan baru. Menyenangkan. Kemarin, saat saya membuka folder fiksi setelah bertahun-tahun tersembunyi di laptop. Saya kagum, ternyata saya sudah menulis sebanyak itu.

Sebenarnya sudah dari beberapa tahun lalu, Wulan mengajak saya untuk kembali menulis fiksi. Dia tahu betapa dulu saya menggilai dunia fiksi. Perkenalan pertama kami juga dimulai dari workshop menulis novel. Saya dan Wulan juga sempat berkolaborasi dalam menulis novel, tapi tidak berlanjut entah karena apa. Lupa.

Tahun 2021 ini, saya kembali memberanikan diri menulis fiksi. Bukan perkara mudah karena bertahun-tahun hiatus. Hampir setiap hari ada yang saya tanyakan sama Wulan tentang bagaimana sih cara menulis novel dari awal. Astaga. Sampai ditertawakan Wulan katanya saya kayak pemula saja.

Niat awal ingin membuat kisah baru. Namun, saat melihat tumpukan draft yang belum selesai kok kayaknya sayang. Saya akhir memutuskan melanjutkan draft novel yang belum selesai, salah satu karakter utamanya merupakan kesayangan saya.

Beberapa hal-hal berikut yang membuat saya menyesal kenapa tidak kembali lagi menulis fiksi sejak dahulu.


Terlalu Takut Memulai


Setiap kali hendak memulai menulis fiksi, ingatan saya akan coretan-coretan merah di naskah membuat saya takut. Semacam ada bisikan-bisikan yang seakan-akan menertawakan tulisan saya. Padahal itu hanya pikiran saya sendiri.

Seandainya saya lebih berani untuk memulai mungkin semua draft yang terlupakan itu sudah selesai menjadi cerita. Perlahan, saya sedang berusaha mengubah pikiran negatif yang sudah terlalu lama mengakar ini.


Baca Juga:

5 Penulis Fiksi yang Membuat Jatuh Cinta 

7 Daftar Keinginan Di Tahun 2021 


Terlalu Banyak Menunda


Berapa kali Wulan gemas menanyakan Bab 1 saya yang belum selesai juga, ada saja alasan yang saya kemukakan. Padahal, saya sendiri menundanya dengan alasan ah masih hari Senin in, eh tahu-tahu seminggu sudah berlalu. Giliran ditagih sama Wulan cuman senyum-senyum. Untung partner menulis saya baik hati.

Kebiasaan menunda pekerjaan ini yang bisa dibilang agak susah saya ubah, entah mengapa saya suka sekali bekerja dekat-dekat jadwal berakhir, padahal ini bukan sesuatu yang baik.


Terlalu Banyak Alasan


Manusia itu gudangnya alasan. Padahal kalau coba dikerjakan toh bakal selesai juga. Sayangnya, alasan-alasan yang nggak jelas dikemukakan terlebih dahulu yang pada akhirnya membuat kita jadi mikir. Ah iya benar juga. Alhasil nggak jadi nulis.

Padahal, sampai ikutan workshop menulis bersama WIndry Ramadhina, eh tetap saja banyak alasan yang mau nulis. Argh.

Terlalu Baper


Tahun 2020 sepertinya saya kebanyakan baper deh. Melihat beberapa teman berhasil dengan karya-karyanya eh bawaannya iri. Kok saya hidupnya gitu-gitu aja. Padahal ya memang diri saya sendiri aja yang nggak mau berkembang, tidak mau mencoba karena takut gagal duluan.

Kok familiar banget ya sama model begini. Dulu saya pernah komentar sama orang model begini yang mudah baper sama temannya yang berhasil, eh malah kejadian sama diri sendiri. Karma, banget.

Ah iya, begitulah cerita saya tentang pengalaman kembali menulis fiksi, Semoga proyek yang sedang saya kerjakan bisa berhasil diselesaikan sampai tuntas, sehingga saya bisa mematahkan ketakutan-ketakutan yang saya buat sendiri.

Seperti kata seorang penulis, “Mending menghasilkan karya yang buruk, tapi selesai. Ketimbang menunggu menghasilkan karya yang indah. Namun, hanya angan-angan.”

Semangat ya, Tika. Mari selesaikan tulisanmu itu dengan indah. Dengan begitu kamu akan menjadi lebih percaya diri dalam menapaki kembali karir menulismu yang sejak bertahun-tahun mati.
7 Daftar Keinginan Di Tahun 2021

7 Daftar Keinginan Di Tahun 2021


7 Daftar Keinginan DI Tahun 2021, woman in lake, swastikha.com, wanita di pinggir danau


Bagi saya tahun 2020 menjadi tahun terberat. Sepanjang tahun tahun 2020, namanya emosi sudah kayak permainan Bianglala. Naik ke puncak gunung lalu turun perlahan sampai titik terendah. Rasanya melelahkan.

Diawali dengan pandemi yang membuat gerak jadi terbatas. Biasanya paling nggak seminggu 1x bisa keluar rumah ketemu teman atau sekedar cuci mata di mall, mendadak nggak boleh sama sekali. Apalagi saya sudah dipingit sejak akhir tahun karena mau operasi. Itu sempat membuat saya kehilangan gairah dan sedikit stress.

Sehabis operasi mood juga nggak langsung balik, badan yang sakit semua karena aktivitas juga terbatas pengaruh banget sama emosi. Saya merasa jadi lebih sensitif, bawaannya pengin nangis kalau ada yang ngomongnya gimana gitu. Ahhh.

Pekerjaan sebagai blogger yang biasanya ramai, mendadak sepi. Berbulan-bulan rekening saya kosong tanpa pemasukan. Untungnya masih ada tabungan yang memang disisihkan. Hal ini juga sempat bikin iri ketika ada teman yang senang karena invoice baru cair. What a life.

Itulah kenapa di tahun 2021 yang baru berjalan 2 minggu ini, saya ingin ke depannya saya lebih santai dalam menjalani. Melakukan banyak hal yang memang saya sukai karena memang ingin lebih banyak tersenyum, tapi tetap melakukan semuanya dengan serius.

7 Daftar Keinginan di Tahun 2021


Saya tidak menyebut ini sebagai resolusi melainkan daftar keinginan yang rasanya menarik dilakukan di tahun 2021 ini. Apa saja ya kira-kira?


Kembali Menulis Fiksi


Beberapa bulan terakhir, saya sama Wulan lagi intens membicarakan hal yang berhubungan dengan dunia fiksi, seperti yang sering kami lakukan dulu. Beberapa kali Wulan meminta saya untuk kembali menulis fiksi. Saya sendiri belum terlalu percaya diri untuk kembali bermain-main dengan tokoh rekaan.

Seminggu lalu, saya memberanikan diri membuka folder tulis-menulis yang bertahun-tahun dilupakan. Saya menemukan banyak tulisan-tulisan, naskah novel yang belum selesai. Serasa menemukan banyak harta karun.

Akhirnya, saya memutuskan mengunggah beberapa tulisan lama ke platform seperti saran dari Wulan. Ada cerita di sekitar yang merupakan kumpulan cerita pendek dan sebuah novel yang diberi judul Milana

Semoga saja saya istiqamah saat menulisnya.


Belajar Photoshop


Tahun lalu, saya pernah menulis ingin belajar Photoshop, tapi belum tercapai juga alias malas. Tahun ini, demi memulai rencana ini akhirnya saya memutuskan untuk membeli buku cetak tentang aplikasi Photoshop. Kalau sedang kebingungan, buku ini bisa menjadi panduan karena terkadang menonton video di youtube cukup membuat kewalahan.

Buat apa belajar Photoshop?

Buat mengedit foto-foto yang sudah saya hasilkan menjadi lebih baik lagi dan menambah skill biar nggak cuman bisanya itu-itu saja.


Belajar Foto Produk


Tahun 2021 inginnya menekuni foto produk, meski nggak buka jasa foto produk setidaknya bisa dipergunakan untuk foto-foto di blog dan media sosial. Jujur, foto produk ini masih agak membuat saya kesusahan karena membutuhkan kemampuan menata yang apik. Bisa dibilang itulah kelemahan saya.

That’s why, saya pengin lebih banyak berlatih motret lagi.


Olahraga Seminggu 2x


Ini salah satu wishlist yang mudah ditulis, tapi susah untuk dilakukan. Semoga di tahun 2021 ini lebih rajin melakukan olahraga ringan seperti jalan pagi keliling komplek atau melakukan Yoga. Nggak usah setiap hari, ya paling tidak seminggu 2x. Badan sehat, pikiran juga ikutan sehat karena meningkatkan kualitas tidur.



Mengurangi Over Thinking


Tahun 2021, belajar mengendalikan pikiran. Sebagai manusia biasa ada kalanya timbul rasa iri terhadap kehidupan orang lain. Terlebih lagi kalau kita merasa ya hidup kita gitu-gitu aja. Akibatnya pikiran negatif muncul dan seringkali menimbulkan kecemasan.

Kecemasan yang menumpuk membuat kualitas tidur di malam hari menjadi terganggu, bangun pagi jadi BT. Gitu saja terus sampai lelah.

Tahun ini, saya ingin mencoba menikmati hidup dengan santai, melakukan hal yang disukai dan juga lebih menikmati kegiatan sehari-hari. Lupakan sejenak DA blog, follower di medsos. Menikmati menjadi orang yang biasa saja. Karena hidup juga butuh dinikmati.

Membuat Home Studio


Saya punya mimpi pengin punya home studio, di mana bisa dijadikan tempat untuk foto-foto sekaligus ruang kerja. Mungkin semacam ruang kreatif gitulah. Tidak usah terlalu besar ukurannya yang penting memiliki banyak jendela yang bisa memberikan cahaya yang melimpah.

Salah satu wishlist juga di tahun ini adalah menambah lampu studio baru. Kamar saya itu tidak memiliki cukup sumber cahaya karena tidak ada jendela sehingga meski memakai lampu tambahan kok rasanya kurang terang. Setidaknya dengan lampu tambahan ini bisa mendukung hasil foto menjadi lebih baik. Eh siapa tahu habis gitu ada yang mau bangunin home studio. Amin.

Menikah


Keinginan menikah pasti sudah masuk ke dalam daftar keinginan setiap tahunnya. Namun, rupanya Allah masih belum mengizinkan. Tahun ini kembali saya masukkan list, siapa tahu kali ini Allah merestuinya. Amin


Yak, itulah 7 daftar keinginan di tahun 2021. Entah terwujud atau tidak yuk mari kita banyak ikhtiar.


Salam,


Perayaan Tahun Baru, Haruskah Dirayakan?

Perayaan Tahun Baru, Haruskah Dirayakan?

perayaan tahun baru, lampu kristal

Perayaan Tahun Baru yang Muram



Beberapa tahun belakangan, saya sudah berhenti mengistimewakan akhir tahun. Entah, karena umur yang membuat saya tidak lagi bisa begadang atau memang jenuh karena perayaannya ya hanya itu-itu saja. Kembang api, terompet dan suara petasan yang menggema hampir di seluruh penjuru tidak peduli komplek perumahan mewah atau gang-gang sempit di kawasan kota Surabaya.

Tahun 2020, rasanya malam pergantian tahun menjadi berbeda. Kasus pandemi Corona yang belum usai dan semakin meningkat membuat pemerintah memberikan himbauan untuk tidak mengadakan keramaian di saat malam tahun baru. Semua kegiatan keramaian, jualan diberlakukan hingga jam 8 malam. Bahkan, hotel-hotel pun tidak boleh menggelar perayaan tahun baru.

Pergantian Tahun Baru 2020 kali ini kata sebagian orang muram. Bagi saya, sama saja sih dengan bergantinya bulan baru. Lagi pula rasanya tidak etis kita asik berkumpul di keramaian lalu lupa ada sebagian orang yang tengah berjuang di RS. Pasien yang terbaring dengan ventilator dan petugas nakes yang mulai kelelahan. Tidak adil rasanya kalau kebahagiaan kita turut andil menyumbang penularan Covid 19.

Ya sudahlah. Mari kita rayakan di rumah masing-masing sembari menulis resolusi sama seperti tahun-tahun sebelum serta tidak lupa berdoa supaya Corona lekas menghilang dari muka bumi.

Lantas apa yang saya lakukan di saat libur akhir tahun.


Maraton Nonton Drama Korea


Ketika tanggal 31 Desember, kebetulan langganan Netflix habis dan beberapa drama korea yang saya tonton di ViU banyak yang tidak tayang. Alhasil saya memperbarui langganan Netflix demi menonton drama yang kebetulan tayang di sana.

Dari pagi saya sibuk memasukkan list drama/film yang akan saya tonton di liburan akhir tahun. Seru aja sih, kayak semacam me time buat diri sendiri sebelum kembali bertarung untuk kehidupan di tahun 2021.

Pokoknya seharian kerjaannya cuman guling-guling di atas kasur sampai bosan.


Rencana BBQ Bareng Keluarga



Sebelum nonton drakor, saya sudah sibuk sejak pagi. Sibuk potong fillet ayam buat BBQ malam hari bareng keluarga. Sebenarnya bukan saja aja sih yang sibuk potong daging ayam, ada kakak ipar dan kakak perempuan. Pokoknya menu hari itu serba ayam.

Terniat banget pokoknya sampai nggak sadar jari tangan ikutan teriris. Alhasil nyeri seharian padahal beberapa hari sebelumnya juga kena pisau pas di area yang sama. Entah lagi mikirin apa.

Malamnya, mau bakar daging kok ya malas. Jadi, malam itu yang BBQ cuman kakak ipar dan saya hanya nyomot beberapa saja. Ayam yang sudah dimarinasi sejak pagi nganggur deh dalam kulkas.


Baca Buku



Bosan nonton film, saya beralih membaca buku. Habis bongkar lemari buku, ternyata ada setumpuk novel yang belum selesai dibaca dari tahun lalu. Mau nggak mau harus dibaca karena tahun 2021 karena ingin kembali menulis fiksi. Sudah dapat teror dari beberapa teman yang selalu nanya kapan saya nulis novel lagi. Terharu dong.

Terlalu lama hibernasi membuat saya lupa bagaimana cara memulai cerita. Membaca, membantu menyegarkan ingatan bagaimana cara memulai sebuah cerita. Semoga istiqomah dan nggak terdistraksi sama hal lain. Doakan saya.


Baca juga: 

Saya Membenci Perayaan Tahun Baru 

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Corona Berakhir? 


Tidur Awal


Saat malam pergantian tahun, saya tidak berniat untuk mengubah pola tidur. Biasa saja seperti hari-hari sebelumnya. Saya tidur sekitar jam 8 malam sehabis membaca dan menonton beberapa episode drama.

Alhamdulilah nyenyak sampai pagi, tetangga sebelah pengertian banget. Biasanya mereka paling ribut karena menyalakan petasan dan membuat tidur terganggu. Semakin berumur, saya tidak menyukai suara petasan. Rasanya nggak nyaman di dada. 2 tahun lalu saya pernah nangis tepat jam 00.00 karena tetangga sebelah menyalakan petasan yang gila-gilaan.

Lagi enak-enak tidur lalu mendengar suara keras, rasanya gelisah. Saya nangis nggak karuan karena bunyi petasan nggak berhenti-berhenti. Mami sampai panik dan Papi akhirnya kirim sms sama tetangga sebelah.

Fyuh pokoknya drama banget kalau menjelang akhir tahun, tapi saya bersyukur tahun ini bisa tidur dengan damai.

Perayaan tahun baru, haruskah dirayakan?