Pengalaman Tragis di Akhir Bulan

Pengalaman Tragis di Akhir Bulan

pengalaman tragis di akhir bulan


Pengalaman Tragis di Akhir Bulan


Saat kuliah dulu, ortu memberikan saya uang jajan sebesar Rp. 300.000 selama satu bulan. Semua itu sudah termasuk uang makan, transportasi, pulsa dan kebutuhan sehari-hari. Entah bagaimana caranya mengelola, pokoknya tiga ratus ribu itu sudah harga mati.

Awal kuliah, saya selalu bareng kakak ke kampus, pun saat pulang. Terkadang untuk menghemat, saya rela tidur di mobil sambil kegerahan untuk menunggu kakak selesai kuliah. Kami beda jurusan dan kadang beda jam pulang kuliah. Huh, capek juga sih kalau nunggunya kelamaan, tapi nggak papa deh setidaknya bisa menghemat uang jajan.

Di awal bulan rasanya tuh bahagia sekali, uang masih banyak jadi kadang suka khilaf buat foya-foya. Membeli hal-hal nggak penting, seperti benda-benda berwarna merah muda. Entah buat apa, pokoknya beli aja. Terus baru sadar di akhir bulan, keuangan mulai menipis dan ujung-ujungnya harus kembali berhemat.

Sebagai mahasiswa kekurangan uang itu sudah kayak trademark meski saya tidak ngekos seperti teman-teman lainnya. Ada saja pengalaman tragis di akhir bulan yang konyol untuk diceritakan. Seperti waktu itu yang menurut saya paling parah.


Kehilangan Kartu Loker Perpustakaan



Hari itu saya ke perpustakaan untuk mencari literatur buat proposal skripsi. Sama seperti peraturan beberapa perpustakaan, kami tidak boleh membawa tas ke dalam. Tas harus dititipkan di loker yang dijaga oleh petugas.

Selesai mengambil dompet, handphone dan buku untuk mencatat. Saya mengambil kartu loker yang diserahkan oleh petugas lalu naik ke lantai 2 di mana tempat perpustakaan Fakultas Psikologi berada. Saya memilih tempat di pojok, meletakan buku catatan sebagai tanda, kemudian mencari literatur yang saya butuhkan melalui komputer.

Keasyikan mencatat membuat saya lupa waktu nggak terasa sudah sekitar jam satu siang. Rencananya mau sholat dulu terus balik pulang ke rumah, sampai di depan loker penyimpanan tas, saya membuka dompet mencari kartu loker. Ternyata kartunya nggak ada, panik dong saya. Akhirnya saya kembali masuk ke dalam. Mencoba menelusuri pelan-pelan lokasi yang tadi saya lewati. Ketar ketir karena menghilangkan kartu loker perpustakaan kena denda Rp. 50.000. Duh, pas buka dompet uangnya cuman sisa Dua Puluh Ribu Rupiah. Hiks rasanya pengin nangis dong.

Setelah berkali-kali mencari, saya menyerah dong. Akhirnya saya bilang sama penjaga loker kalau kartunya hilang. Sempat dikasih kesempatan untuk mencari lagi tapi saya bilang kalau sudah berkeliling 3 kali. Akhirnya saya mencoba menelepon salah satu teman yang kebetulan ada di kampus. Saya menceritakan kejadian yang dialami, untungnya teman saya bawa duit lebih. Kebayang kalau nggak. Bisa nangis beneran saya.

Alhamdulillah bisa keluar juga dari perpustakaan setelah drama kehilangan kartu. Rencana pulang langsung batal, sehabis shalat saya memutuskan main ke lab komputer saja untuk mendinginkan diri dan pikiran.

Sejak tragedi itu, tiap main ke perpustakaan atau ke lokasi yang ada penyimpanan loker saya suka insecure takut kehilangan kartu lagi.


Baca juga:


Menantang Banjir



Keluar dari Lab komputer saya baru menyadari bahwa di luar hujan deras, kebetulan lab komputer kampus memiliki peredam suara jadi nggak bisa mendengar suara di luar. Nah, daerah Darmawangsa, tempat kampus saya berada itu merupakan daerah langganan banjir sejak dahulu kala.

Fyuh, bingung dong bagaimana mau pulang. Kakak menelepon mau menjemput ternyata dia sedang main ke kampus, tapi saya nggak enak sama teman yang tadi meminjamkan uang. Masak iya habis pinjam uangnya saya tinggalkan begitu saja.

Mobil teman saya jenis sedan, nggak mungkin bisa menembus banjir tinggi. Ya sudah pasrah saja menunggu air surut. Lagipula besok libur kuliah. Jam 20.00, kami memutuskan menerobos pulang. Sempat ketar-ketir juga bisa nggak ya pulang dengan selamat menantang banjir,

Sesudah mengisi bahan bakar, kami melanjutkan perjalanan. Eh, ternyata kami ditipu dong, tanda lampu bensin masih kedap-kedip. Jadi, barusan bensin yang kami isi tidak bertambah. Huu sedih di tengah banjir begini. Teman saya yang menyetir mulai panik dong, sambil berdoa saya menenangkan dia.

Akhirnya kami bisa melewati banjir tinggi di daerah Kertajaya. Mampir lagi ke Pom Bensin untuk kembali mengisi bahan bakar. Sisa uang Dua Puluh Ribu saya kasihkan karena uang teman saya hanya tersisa Rp. 50.000.

Setidaknya bensinnya bisa terisi dan cukup sampai rumah.

Hari itu benar-benar pengalaman tragis yang terlupakan sampai sekarang. Kejadiannya juga pas akhir bulan ketika keuangan sudah mulai seret. Kejadian itu semacam pengingat untuk tidak boros menghabiskan uang yang ada. Sering ada kejadian yang tidak terduga.

Kalian ada pengalaman apa soal drama akhir bulan?
Teruntuk Tikha

Teruntuk Tikha

tangkuban perahu, surat cinta, surat, teruntuk tikha, wisata bandung



Dear Tikha,


Tahun ini usiamu genap 36 tahun, usia yang kata orang sudah lewat untuk memasuki usia pernikahan. Beruntung saja kamu tinggal di kota, bukan di desa yang bakal jadi omongan tetangga karena usia di atas 30 tahunan masih betah melajang.

Kadang, aku heran. Mengapa sih orang-orang sibuk menanyakan hal yang nggak penting kepada orang lain? Beneran peduli atau sibuk mencari bahan untuk diomongkan kembali sama orang lain? Entahlah.

Apakah kamu bahagia? Menyendiri selama ini?

Aku tahu kok bagaimana kamu diam-diam di tengah malam yang sunyi terkadang memikirkan hidupmu yang hanya stuck di sini. Di kala beberapa temanmu sibuk merajut kisah cinta dengan pasangan, kamu sendiri hanya berteman kesendirian. Memikirkan apakah nanti akan ada masanya kamu memiliki pasangan yang bisa diajak ngobrol, peluk menjelang tidur?

Tak apa Tikha. Tak ada yang namanya ketinggalan.

Bukankah Kah kamu tahu, Allah tidak pernah ingkar? Mungkin saja dia tengah menyiapkan seseorang yang memang benar-benar tepat denganmu. Allah tidak mau membuatmu tersakiti lagi, seperti dulu. Allah sengaja membawa pergi lelaki yang mendekatimu karena tahu bahwa mereka itu bukan untukmu.

Berbahagialah, lakukan apa yang kamu sukai. Jangan hiraukan apa kata orang tentang dirimu. Kamu tidak butuh validasi dari orang lain untuk merasa bahagia. Kamu yang pegang peranan itu bukan orang lain.

Aku tahu, selama bertahun-tahun kamu hidup dengan prasangka orang. Ketika masih kanak-kanak, mungkin kamu hanya menganggapnya angin lalu bahkan tak segan-segan kamu protes pada teman-teman yang mengejekmu ‘robot.’ i’m proud of you. Kamu belajar untuk mengatakan apa yang tidak disukai kepada orang lain.


Seiring berjalannya waktu, kamu tumbuh menjadi pribadi yang tertutup. Katamu, ‘omongan orang itu tajam, dan kamu tidak ingin tersakiti.’ Kamu memilih menyimpan rapat-rapat semua perasaanmu dan hanya berteman dengan buku diary. Sejak itu kamu tidak menyukai tatapan orang lain yang seolah iba atas kondisimu. Kata orang kamu penyakitan, bodoh dan menyedihkan.

Maaf ya Tikha, saat itu aku tak bisa melindungimu. Aku memilih bersembunyi dibalik ketakutanmu itu, memilih diam, menyaksikan kamu berjuang dengan pergulatan batin masa remaja dan tekanan hidup yang keras.

Aku bersalah. Ketika membiarkanmu memiliki pikiran untuk bunuh diri. Seharusnya., aku yang paling membelamu saat itu. Maaf, aku sama lemahnya denganmu, tapi aku bangga padamu. Kamu bertahan meski rasa sakit tiap malam menderamu.


Terima kasih Tikha, sudah bertahan. Kamu sudah melakukan hal yang terbaik selama ini.

Sekarang, aku semakin bangga padamu. Kamu tumbuh menjadi pribadi yang mulai terbuka dengan orang lain. Perlahan, kamu percaya bahwa tidak semua orang berprangsangka buruk padamu. Aku tahu kamu masih belajar untuk itu. Good job.

Satu lagi, kamu hebat sudah melewati masa-masa pemulihan sehabis operasi. Tetaplah sehat biar kita bisa merangkai hari yang penuh bahagia bersama. Ada banyak impian yang belum kamu penuhi. Mengunjungi negara Jepang seperti yang sudah kamu tulis di postingan blog, menikah dan mengunjungi Baitullah bersama keluarga besar.


Baca juga: A Letter To Hana


Aku dari masa kecilmu akan menjadi saksi dari kebahagianmu itu. Sekali lagi terima kasih sudah bertumbuh dan bertahan dalam waktu yang lama. Aku selalu bangga padamu.

Mari berbahagia, Tikha. Kita sambut usia 36 tahunmu dengan penuh rasa bersyukur karena Allah membantumu hingga saat ini.


Salam sayang, 


Aku dari masa kecilmu.

Tentang Matematika

Tentang Matematika

pelajaran matematika, tentang matematika, kelas matematika


Tentang Matematika dan Didikan Papi yang Keras


“Pelajaran apa yang tidak kamu sukai?”


Tentu saja saya akan menjawab dengan lantang, Matematika.


Saya lupa kapan tepatnya menyatakan ketidaksukaan pada Matematika karena semua masih baik-baik saja saat Sekolah Dasar. Masih menikmati pelajaran yang memang nyatanya membantu menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Namun, seiring waktu mulai muncul permasalahan yang berkaitan dengan pelajaran Matematika. Mulai dari hal kecil sampai membuat saya merasa amat tidak nyaman.

Ortu mendidik kami dengan cara yang bisa dibilang lumayan keras. Keduanya memfokuskan bagaimana kami bisa juara kelas, meski saya tidak ditarget apapun karena kondisi kesehatan, tapi saya tidak mau menjadi bayang-bayang kedua kakak. Saya ingin membuktikan pada ortu bahwa saya mampu.

Setiap sore kami bertiga mempunyai jadwal khusus dengan Papi yaitu menghafalkan perkalian. Mulai dari menyebutkan hingga tebak-tebakan. Jika ada yang terlewatkan alias lupa, Papi tidak segan-segan memukul kaki kami menggunakan pecut/penebah (alat untuk membersihkan tempat tidur).

Buat kami bertiga, setiap sore sudah seperti ruang pengadilan. Menyeramkan karena membayangkan rasa sakit ketika dipukul. Saking kesalnya dengan cara Papi mendidik kami, Mas Wawan membuang pecut tersebut jauh-jauh.

Apakah Papi berhenti?

Oh tidak. Semua itu terus berlanjut sampai SMP.


Sakit Perut dan Nilai Merah Di Raport


Menginjak Sekolah Menengah Pertama, saya mulai merasakan ketidaknyamanan menghadapi pelajaran Matematika, saat itu saya kelas 3 SMP. Guru yang mengajar sih biasa saja, hanya saja kadang beliau suka gemas pada siswa yang tidak mengerti. Setiap kali ada PR atau pelajaran Matematika, rasanya enggan pergi ke sekolah.

Memasuki SMA, kecemasan saya dengan pelajaran Matematika meningkat. Kondisi terparah ketika kelas 2 SMA. Di sekolah kami ada 2 orang yang mengajar Matematika, keduanya sama-sama perempuan dengan usia cukup lanjut. Keduanya memiliki metode cara mengajar yang berbeda.

Guru Pertama, tidak pernah menggunakan kekerasan saat mengajar. Hanya saja cara mengajarnya cepat dan cuek. Mau mengerti apa tidak, itu urusan kamu. Sedangkan, guru kedua kebetulan juga wali kelas. Beliau beberapa kali mencubit siswa yang tidak bisa mengerjakan.

Saat beliau mengajar tidak ada yang bersuara. Seolah-olah semua siswa memasang gelembung udara guna melindungi diri dari tatapan sinar laser Bu Guru. Disuruh maju ke depan sudah seperti hukuman apalagi kalau kamu tidak bisa mengerjakan. Siap-siap saja kulit perut/tanganmu membiru kena cubitan.

Setiap kali pelajaran Guru tersebut, mendadak saya diserang diare/perut nyeri, alhasil saya selalu izin pergi ke UKS. Menghilang tiap kali pelajaran Matematika.

Hal lucu yang pernah dilakukan ketua kelas karena memang tidak suka dengan cara mengajar beliau. Waktu kelas kami berada di lantai 2, ketua kelas mempunyai ide buruk, mengunci setiap pintu menuju lantai 2, supaya guru tersebut tidak mengajar. Astaga. Beberapa kali juga, Ketua Kelas sengaja tidak memanggil Ibu tersebut ketika pergantian pelajaran, sehingga lupa mengajar.

Guru tersebut sudah kayak public enemy bagi para siswa.

Ada kejadian lain yang berhubungan dengan Matematika, waktu itu saya baru masuk sekolah setelah hampir 1 bulan pasca pemulihan operasi. Waktu itu pelajaran Matematika, saat merasa frustasi karena tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh Guru.

Baca juga:

 Pengalaman Mengajar Murid Kembar


Sepulang sekolah saya menangis karena nggak paham dengan apa yang diajarkan hari itu. Mami mendengar tangisan saya dan beliau pun mencarikan Guru Les Privat. Seiring waktu saya mulai kembali mengikuti pelajaran yang tertinggal termasuk Matematika.

Satu hal yang mengejutkan ketika penerimaan Raport Caturwulan I, saya mendapat nilai 4 pada pelajaran Matematika. Untungnya pada caturwulan berikutnya saya memperbaiki semua yah, tetap saja nilai Matematika saya di raport 6.

Kelas 3 SMA, saya masuk jurusan IPA seperti yang diminta oleh Papi. Rasanya tersiksa karena jam pelajaran Matematika menjadi lebih banyak beberapa jam. Untungnya Guru yang mengajar enak, sehingga saya bisa menjalaninya dengan baik.


Mengulang Statistik Hingga 3 x Saat Kuliah



Saya pikir masuk jurusan Psikologi merupakan hal yang tepat karena masuk ke dalam Jurusan Sosial jadi secara tidak langsung tidak terlalu banyak urusan hitung menghitung. Ternyata saya salah.

Di Psikologi ada banyak mata kuliah yang berhubungan dengan Matematika, salah satunya Statistik. Mata kuliah ini dibagi 2 menjadi Statistik 1 dan Statistik 2.

Suasana kuliah beda dengan ketika Sekolah Menengah Atas, cara mengajarnya juga berbeda lebih ke based experience, tapi tetap saja untuk kuliah statistik saya merasakan cemas. Entah kenapa kayak ada perasaan nggak nyaman tiap kali kuliah statistik.

Pernah dong sudah fokus mendengarkan penjelasan dari dosen tetap saja saya nggak ngerti. Untungnya nggak kebagian ditunjuk sama dosen.

Saat pembagian KHS, saya kaget ternyata nilai statistik saya E, wuih. Perasaan saya rajin mengerjakan tugas deh. Semester berikutnya saya mencoba kembali mengulang dengan beberapa teman, nilai saya naik dong jadi D. Hahah.

Berhubung mata kuliah wajib, mau tidak mau saya harus mengulang meski rada malu karena harus mengulang sama adik kelas. Saat kuliah milih duduk di bagian belakang, malu sama para adik-adik. Alhamdulillah hasilnya bagus, nilai saya jadi A/B,

Buat saya pelajaran matematika itu masih tetap menakutkan, mungkin efek dari pola asuh masa lalu membuatnya menjadi sesuatu yang membuatnya tidak nyaman. Padahal pelajaran berhitung lainnya tidak masalah bagi saya. Entahlah.

Kalau kalian ada pengalaman buruk nggak tentang matematika?
Pengalaman Umroh yang Tidak Terlupakan

Pengalaman Umroh yang Tidak Terlupakan


Pengalaman umroh tidak terlupakan, umroh


Konsep Rezeki Nggak Sama Dengan Logika Matematika



“Apa yang kamu tanam, itu yang kamu tuai.”


Pada ingatkan sama kata bijak di atas yang kayaknya sering banget diucapkan sama banyak orang. Kata bijak di atas itu kayak semacam pengingat bahwa ketika kamu berbuat kebaikan maka akan kembali dalam bentuk kebaikan. Sebaliknya, kalau kamu berbuat jahat dengan orang lain, ya jangan salah kalau pada akhirnya kejahatan itu berbalik sama dirimu.

Konsep itu yang sampai sekarang saya ingat.

Kata ortu, jangan segan berbuat baik sama orang karena bisa jadi orang tersebut adalah penarik rezeki bagi kita. Yap, rezeki yang kita miliki itu terdiri dari dua sumber: rezeki yang didapatkan dari pekerjaan dan rezeki yang berasal dari orang lain. Oh iya, sama satu lagi rezeki yang memang sudah dijamin sama Allah, contohnya udara, sinar matahari, air hujan, panca indera, dll. Semua yang harus disyukuri.

Konsep rezeki sendiri itu nggak sama dengan logika matematika, nggak ada yang pasti. Tergantung sama apa kata pemilik Bumi dan Langit. Ada yang dikasih lancar seperti jalan bebas hambatan dan ada juga yang harus menempuh jalan berliku supaya bisa mencapai rezeki itu. Ada juga rezeki yang tidak terduga, tahu-tahu ketiban rezeki. Nah itu dia rahasia dari Allah SWT.


Pengalaman Umrah yang Tidak Terlupakan


Beberapa tahun silam, saya pernah umrah bersama bersama kakak. Kami berangkat berlima sengaja memilih momen yang berdekatan dengan Ramadhan, setidaknya seumur hidup bisa merasakan nikmat berpuasa di tanah Haram.

Berangkat dari Indonesia semuanya berjalan lancar. Kala itu bersama rombongan beberapa orang dari Surabaya. Ada salah satu rombongan yang berusia lanjut, dia berangkat bersama adik/kakak. Sempat mengalami masalah di bagasi karena membawa gunting kuku di tas sehingga digeledah.

Sama seperti Mami, beliau mengalami masalah di kakinya sehingga jalannya melambat dan ditinggal oleh saudaranya. Saya diminta oleh Papi membantu, sepanjang jalan menuju gate, saya membantu menggandeng beliau.

Alhamdulillah perjalanan umroh kami lancar dan mendarat dengan selamat di bandara King Abdul Aziz tanpa kendala apapun. Meski sempat menunggu Papi yang tertahan di imigrasi yang cukup lama, sampai hotel sekitar jam 12 malam.

Dari beberapa kali perjalanan Umrah, bisa dibilang perjalanan kali ini istimewa, bisa bersama keluarga besar yang merupakan momen langka, meski sepenuhnya tidak lengkap tanpa kehadiran keluarga kakak kedua. Ada beberapa peristiwa yang membuatnya menjadi momen yang tidak terlupakan.


Baca juga:



Hotel yang Di Upgrade


Begitu ke luar dari bandara, ketua rombongan memberi pengumuman bahwa ada perubahan hotel yang akan kami tempati. Program Umroh ini seharusnya menginap di Grand Zam Zam Makkah. Namun, ada perubahan karena hotelnya penuh sehingga kami dipindahkan ke Royal Makkah Clock Tower, merupakan salah satu hotel bintang 5 milik keluarga kerajaan. Tanpa tambahan biaya apapun.

Perjalanan Umroh reguler ini terasa VIP. Alhamdulillah.

Dulu, pernah membayangkan seperti apa rasanya menginap di hotel yang berada tepat di bawah Makkah Clock Tower. Eh, beberapa tahun berikutnya sama Allah dikasih kesempatan bisa tidur di Hotel bintang 5 dengan harga kamar semalam sekitar 2 juta rupiah. 

Sayangnya, saya nggak banyak mendokumentasikan penampakan dalam hotelnya karena memang benar-benar ingin menikmati perjalanan kali itu. Semoga ada kesempatan kembali ke sana. Amin.


Bisa Shalat Di Raudah Dengan Puas



Di Masjid Nabawi, ada sebuah tempat makbul untuk berdoa yang menjadi favorit para jemaah dari seluruh dunia, yaitu Raudah. Merupakan area yang terdapat di antara rumah dan mimbar dari Nabi Muhammad SAW. Raudah sendiri berarti taman surga, di mana siapa yang berdoa di sana akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Mencapai Raudah tidak semudah yang dibayangkan, apalagi baji jamaah perempuan sebab waktunya dibatasi dan tidak buka selama 24 jam. Tidak seperti untuk jalur lelaki yang lebih leluasa untuk berkunjung ke sana. Hingga bukan hal yang aneh jika tempat ini selalu penuh sesak oleh ribuan orang setiap harinya.

Bagian menyedihkan, beberapa jemaah rela menarik, mendorong atau bahkan menyakiti sesama untuk bisa sholat dan berdoa di bawah pilar hijau. Beberapa kali ke sana, rasanya belum pernah saya tepat sholat di antara pilar hijau tersebut, apalagi kondisi kesehatan dan badan saya yang mungil harus berhadapan dengan wanita-wanita asia yang tingginya menjulang. Saya memilih mengalah, sembari menangis dengan penuh harap bisa berdoa di sana.

Biasanya para wanita bisa berkunjung ke Raudah sehabis Subuh atau menjelang Dhuha. Hari itu kami rombongan dibantu oleh salah seorang Mukimin (orang tinggal di sana) untuk berziarah ke Raudah. Rombongan kami istimewa karena membawa 3 perempuan berusia lanjut (termasuk Mami) yang memiliki masalah kesehatan di kaki sehingga membutuhkan bantuan.

Sebelum masuk Raudah, kami dikumpulkan dalam satu lokasi oleh Askar. Diminta untuk duduk tenang sampai mendapat giliran untuk masuk ke dalam yang perjalanannya lumayan jauh. Sekitar 10-15 menit.

Tiba giliran kami. Saya kebagian menggandeng salah satu jamaah rombongan, sedangkan Mbak Dini, membantu membawakan kursi Mami. Rupanya pemimpin tadi membawa kami lewat jalur khusus, katanya itu jalan pintas bagi orang-orang menggunakan kursi roda atau keadaan khusus. Di depan pintu kami dicegat oleh dua orang Askar, pemimpin rombongan menjelaskan kondisi kami masing-masing. Hanya 3 orang yang boleh masuk, saya dan Mbak Dini ditolak karena terlihat sehat. Mbak pemimpin rombongan tadi menjelaskan kembali bahwa saya dan Mbak bertugas membantu 3 orang lansia ini. Alhamdulilah kami diperbolehkan masuk.

Perjalanan menuju Raudah jadi lebih pendek, kala itu masih belum terlalu ramai sehingga tidak terlalu berdesakan. Satu orang lansia yang bersama kami dicarikan tempat dekat pilar hijau kedua. Sedangkan, sisanya ikut dalam rombongan. Mami dan satu orang lagi tidak bisa mencapai depan akhirnya dikasih barisan kedua. Sedangkan saya dan Mbak Dini berada di barisan paling depan. Saya dan Mbak Dini bisa berdoa dan shalat dengan puas karena mendapatkan penjagaan yang ketat. Rupanya ini jawaban Allah beberapa tahun silam ketika saya pernah menangis di Raudah karena tidak bisa berdoa dengan khusus.

Saya tidak menyesal sepanjang perjalanan harus menjaga rombongan lansia karena rupanya Allah menitipkan rezeki tak terduga melalui mereka. Kemudah-kemudahan ini hadiah yang sungguh tak ternilai melebihi apapun. Di hotel saya dan Mbak masih takjub, sambil bertanya apakah ini mimpi?

Bagi saya rezeki itu bukan melulu berupa materi ada kalanya kejutan-kejutan kecil dari Allah bisa menjadi tak ternilai. Saya mungkin melakukan hal yang sederhana yaitu membantu salah satu nenek yang punya masalah lutut sama seperti Mami, tapi Allah mengganjarnya dengan sesuatu yang di luar nalar.

Yah, begitulah. Jangan bosan berbuat baik dengan sesama karena Allah punya banyak kejutan, seperti pengalaman umroh yang tidak terlupakan.


3 Produk Skincare yang Wajib Dibawa Travelling

3 Produk Skincare yang Wajib Dibawa Travelling

3 produk skincare wajib dibawa ketika travelling


3 Produk Skincare yang Wajib Dibawa Travelling



Bepergian bukan berarti berhenti merawat wajah. Terkadang ketika hendak melakukan perjalanan, seringkali kita hanya fokus sama rencana jalan-jalan dan kerap kali melupakan hal penting yaitu membawa produk skincare.

Memang sih kadang kalau sedang melakukan travelling suka lupa untuk merawat wajah. Boro-boro mau pasang skincare, mandi secara benar saja suka nggak sempat. Beberapa orang malah merasa ribet kalau harus membawa produk perawatan wajah. Katanya menambah beban hidup, apaan sih. Menambah beban koper dink.

Alhasil mulai terasa pulang bepergian, kok kulit tambah menggelap kusam lalu timbul permasalahan yang lain. Bukannya istirahat sehabis melakukan perjalanan, akhirnya sibuk cari klinik kecantikan buat mengatasi permasalahan kulit. Padahal permasalahan ini sebenarnya bisa diatasi kok asal kita tetap fokus merawat wajah selama melakukan perjalanan.

Mungkin sebagian orang masih bingung, termasuk saya. Ketika bepergian harus bawa produk skincare yang mana. Masak iya harus dibawa semua? Pertimbangan itulah yang sering membuat saya bingung saat melakukan perjalanan jauh atau membutuhkan menginap

Padahal ya kalau tetap rajin melakukan perawatan wajah harian, permasalah kulit ini nggak bakalan terjadi.


Nah, berikut ini 3 Produk Wajib yang harus dibawa  travelling.


Cleanser



Rasanya hampir semua orang tahu bahwa manfaat Cleanser itu untuk membersihkan noda kotoran yang menempel di wajah. Sehabis bepergian, tentu saja kulit wajah kita terpapar yang namanya polusi, debu, kotoran dan minyak. Kebayang nggak kalau nggak dibersihkan, pasti rasanya lengket banget. That’s why penting banget bawa cleanser.

Kalau saya sih lebih suka bawa face wash aja karena lebih simpel dan nggak makan tempat. Ditaruh di wadah ukuran kecil, rasanya amat cukup untuk kegiatan sehari-hari ketika berada jauh dari rumah.

Trus bagaimana yang penganut double cleansing?

Bisa aja sih, kamu bisa bawa dua jenis pembersih wajah kesukaanmu tapi pastikan apakah ada ruang untuk kedua produk tersebut. Bisa juga diatasi dengan membeli produk dalam ukuran travel size. Sekarang banyak tuh, jenis skincare kit yang lucu-lucu.


Moisturizer



Jika sedang bepergian, saya memilih step perawatan wajah yang sederhana. Saya lebih menyukai membawa satu jenis moisturizer yang bisa dipakai untuk siang dan malam. Efektif dan tentunya menghemat tempat.

Jika ingin kelembaban ekstra, mungkin kamu bisa membawa beberapa sheet mask kesukaanmu. Lagian masker tissue ini tidak membutuhkan banyak ruang.

Baca juga:

My Japan Bucket List

Pengalaman Pertama Naik Cable Car di Genting Highland 

Gaya Berpakaian Ketika Travelling 

Begini Cara Menemukan Hotel Murah dan Nyaman 



Sun Protection



Terakhir, produk skincare yang tidak boleh terlupakan tentu saja sun protection alias sunscreen. Tidak hanya dioles saat ingin bepergian tapi juga wajib berada di tas supaya bisa re apply. Tahu sendiri dong, kalau lagi travelling sukanya main-main ke tempat indoor di mana sumber matahari melimpah ruah.

Jangan sampai kulit kamu sunburn gara-gara lupa bawa sunblock kemana-mana. Bawa dua jenis sun protection jika memang tasmu masih memiliki banyak ruang atau bawa produk sunscreen yang memang bisa digunakan untuk tubuh dan wajah. Selain itu kenakan topi ketika berada di luar yang terik.

Jadi, travelling itu penting untuk menambah wawasan kita akan keindahan alam yang ada di sekitar kita sekaligus membuat pikiran kita lebih fresh. Supaya nggak ada drama kulit bermasalah sehabis liburan, jangan lupa membawa 3 produk skincare yang wajib dibawa travelling.


Selamat liburan,

 10 Hal Kecil yang Bikin Saya Bahagia

10 Hal Kecil yang Bikin Saya Bahagia



10 Hal kecil yang bikin Bahagia

What Makes you Happy?


Bicara tentang kebahagiaan, kayaknya nggak ada takarannya tiap orang? Berbeda tergantung apa yang pernah dialami dan bagaimana kadar bahagia orang tersebut kala itu. Nggak pasti.

Bahagia versi saya, belum tentu berlaku untuk orang lain juga. Jadi, jangan pernah memaksakan standar bahagia versimu kepada orang lain. Namun, satu hal yang perlu diingat bahwa sebenarnya rasa bahagia itu mudah untuk diciptakan karena letaknya bahagia itu ada di hati.

Sebenarnya saya sudah pernah menulis postingan di blog berbau bahagia sebelumnya, namun nggak ada salahnya deh menuliskannya kembali. Rasa bahagia itu menular, siapa tahu setelah baca postingan saya, kamu juga jadi ikutan bahagia.

Yuk mari berbahagia bersama.


10 Hal Kecil yang Membuat Saya Bahagia



Bisa Tidur Nyenyak Di Malam Hari


Sebagai seseorang yang pernah mengalami insomnia bertahun-tahun lalu, saya paham bagaimana rasa terjaga di malam hari sedangkan orang lain asyik dibuai mimpi. Kadang bisa tidur, hanya saja pikiran ini berjalan kemana-mana. Alhasil bangun tidur, tubuh sudah merasa lelah duluan.

Bisa Kentut yang Keras


Astaga, sebenarnya ini cukup memalukan sih. Nggak tahu kenapa, saya bahagia banget bisa kentut dengan keras setelah seharian melakukan aktivitas, kayak berasa lega gimana gitu. Syaratnya sih kalau mau kentut begini di rumah saja, jangan sampai di tempat umum. Bikin malu!


Baca juga:


Ketika Keponakan Bilang, “Makasih Aunty, Makanannya enak.”


Saya sering memasak untuk orang rumah, kadang memang melelahkan tapi hal yang membuat saya bahagian ketiga keponakan masuk ke kamar, terus memeluk sambil bilang, “Makasih Aunty, Masakannya Enak.” Rasa lelah habis masak itu kayak langsung lumer.


Melihat-lihat Foto Bagus Di Instagram/Pinterest


Satu hal yang bisa mengembalikan mood saya yang berantakan adalah dengan melihat foto-foto bagus di Instagram dan Pinterest. I don’t know why, makes me better even when i’m feeling blue. Kayak semacam penyembuh dan tentu juga pemantik ide ketika nggak tahu mesti mengerjakan apa.

Saya sering meluangkan waktu untuk main-main di Instagram dan Pinterest. Biasanya kalau menemukan foto bagus yang tentunya sesuai dengan selera akan saya simpan. Nanti, saya akan coba menduplikasi ketika ingin memotret.

Memotret


Dari dulu, obat saya ketika sedang merasa bosan, sedih adalah dengan memotret. Benda apa pun, rasanya membuat pikiran saya terasa lebih baik karena pada dasarnya saya memotret untuk menghibur diri kecuali untuk pesanan klien yang memang harus mendapatkan hasil yang sesuai permintaan. Sehabis menekan shutter, kayak ada yang plong.


Memasukkan Barang Belanjaan Di Ecommerce


Entah kapan kebiasaan ini mulai muncul, pastinya hampir tiap malam saya mencari barang-barang yang saya ingin beli di E-Commerce ke dalam keranjang belanjaan. Sampai bertumpuk terus keesokan harinya dihapus, gitu aja terus.

Belanja kagak cuman cuci mata tapi bikin hati senang, maklum pandemik Covid belum berakhir jadi nggak bisa kemana-mana deh.


Melihat Film Lucu


Bahagia itu menular. Nah, biar hormon kebahagiaanmu terus menguar coba deh menonton flim lucu yang bikin kamu terbahak-bahak hingga meneteskan air mata saking nggak bisa nahan ketawa. Dijamin hormon endorfinmu akan berlimpah dan membuat moodmu lebih baik.


Melihat Pria Tampan


Saking seringnya memajang foto-foto aktor korea di Instagram Story, beberapa teman yang mengenal saya selalu bilang bahwa kalau pengin cuci mata coba deh main ke instagram saya.

Well, buat saya lelaki-lelaki tampan itu pengganti coklat yang sama-sama mengeluarkan hormon endorfin ketika melihatnya. Bahagia deh.


Membeli Skincare


Beberapa tahun terakhir ini, mencari-cari skincare yang tepat untuk kulit wajah merupakan salah satu kegiatan yang membuat saya bahagia. Kemasan yang lucu membuat saya ingin membawa mereka pulang terlebih lagi jika hasilnya terasa di kulit. Saking sukanya dengan skincare, saya bahkan sering membaca-baca artikel yang berhubungan dengan kecantkan.


Menikmati Senja


Beberapa tahun lalu, saya punya kebiasaan berburu matahari terbenam. Kebetulan di depan komplek perumahan masih ada area persawahan yang bisa dipakai untuk melihat senja.

Indah.

Menyaksikan kebesaran Allah SWT lalu belajar untuk bersyukur bahwa saya ini hanya seorang manusia kecil di hadapan Allah. Sayangnya, kegiatan ini sudah jarang saya lakukan lagi, namun tetap saja langit merah saya senja itu bikin hangat ketika melihatnya.

Sebenarnya masih banyak sekali hal-hal kecil yang bikin bahagia, hanya saja sebagai manusia seringkali banyak mengeluhnya sehingga lupa tentang rasa bahagia itu sendiri.

10 Kebahagiaan kecil versi kamu seperti apa? Boleh dong cerita.


Resep Brokoli Goreng Tepung Saus Keju

Resep Brokoli Goreng Tepung Saus Keju

Resep Brokoli Goreng Tepung, camilan anak-anak




Membuat anak menyukai sayuran itu tidak mudah. Penuh perjuangan apalagi beberapa sayur memiliki tekstur, aroma dan bahkan rasa yang kadang tidak disukai oleh anak-anak, seperti Brokoli. Sayuran hijau yang menyerupai hutan itu memang memiliki rasa yang kurang disukai anak-anak. Akhirnya saya modifikasi Brokoli dengan cara dibalur tepung basah dan digoreng, jadilah Resep Brokoli Goreng Tepung.

Alhamdulillah meski yang tidak suka banget tapi setidaknya ketika mereka bilang enak, setidaknya itu sudah jadi afirmasi positif buat saya sebagai juru masak. Siapa coba yang nggak bahagia dipuji sama bocah-bocah, ya meskipun bukan anak sendiri sih.

Kayaknya deh, segala yang ditepungin terus kriuk-kriuk gitu bocah pada suka, kayanya mau coba dengan alternatif sayur yang lain kayak resep jantung crispy kemarin yang selalu jadi favorit semua orang di rumah, termasuk saya. Ikutan berebut sama para bocah.


Resep Brokoli Goreng Tepung Saus Keju


Resep Brokoli Goreng Tepung ini terinspirasi dengan menu di sebuah hotel yang waktu itu menyediakan gorengan berupa kembal kol goreng, kok rasanya enak begini ya. Lalu, penasaran apakah Brokoli kalau digoreng tepung begini ya tetap enak?

Berbekal rasa ingin tahu begitu akhirnya coba deh eksekusi, kali ini disajikan dengan saus keju ala-ala richeese yang.

Yuk kita simak.

Bahan-Bahan


1 bungkus tepung kriuk/bakwan serbaguna

2 Buah Brokoli yang sebelumnya dipotong-potong dan direndam di air garam 1 jam, lalu tiriskan

125 ml susu cair full cream

165 keju cheddar (merk apa saja) diparut

2 Sendok Makan Tepung Terigu.

50 gr margarin

½ sendok teh bubuk bawang putih

Merica, garam, penyedap rasa sesuai selera


Cara Pembuatan dan Penyajian:


  • Buat adonan basah dari tepung kriuk tadi, pastikan jangan terlalu encer biar tepungnya agak tebal. Masukin brokoli ke dalam adonan sampai tenggelam.
  • Panaskan wajan dan tuang minyak yang cukup banyak
  • Goreng Brokoli yang telah dilumuri tepung hingga berwarna kuning keemasan, angkat dan tiriskan di piring yang sudah diberi tissue di atasnya supaya minyak terserap.


Resep Saus Keju Ala Richeese


  • Panaskan wajan (api kecil) dan masukkan margarin hingga cair lalu masukkan 2 sendok tepung terigu hingga tercampur rata
  • Masukkan susu secara perlahan lalu aduk hingga merata, kemudian masukkan parutan keju cheddar. Aduk rata.
  • Masukkan bumbu-bumbu yang tadi telah disiapkan, koreksi rasa dan biarkan sampai saus meletup-letup dengan tekstur kental.
  • Matikan kompor dan biarkan dingin.
Hidangkan bersama Brokoli yang sudah digoreng, saus keju bisa buat cocolan dan anak-anak pasti suka.

Mudah, kan?

Resep Brokoli Goreng Tepung Saus Keju ini bisa disajikan di sore hari ketika anak-anak sedang bersantai bersama. Nah, siapa bilang mengenalkan sayuran pada anak harus pakai acara paksaan, sebagai orang dewasa kita yang harus mencari akal supaya mereka mau berkawan dengan sayur.

Selamat mencoba di rumah.
My Japan Bucket List To Visit

My Japan Bucket List To Visit

lantern, temple, night show
pixabay


Destinasi Wisata Jepang Impian



“Jika dikasih kesempatan berkeliling dunia, kamu ingin kemana?”


Jepang!

Dari dulu, Jepang udah masuk ke dalam bucket list yang harus dikunjungi, meski nggak tahu kapan? Mungkin, suatu hari nanti saya berkesempatan menginjakkan kaki di negara yang terkenal dengan keindahan bunga sakura. Mari aminkan yang banyak, biar semesta menjabah.

Meskipun saya penggemar drama korea akut, saya lebih tertarik untuk mengunjungi Jepang, apalagi seorang teman yang dari Kyoto sering mengirimi foto-foto, membuat saya semakin bergelora untuk pergi ke Jepang.

Sebelum benar-benar berkunjung ke sana, tidak ada salahnya untuk menyusun bucket list semacam panduan tempat-tempat mana saja yang membuat penasaran untuk dikunjungi. Demi menulis artikel ini, saya rela ngubek-ubek beberapa blog perjalanan dan asli membuat semakin pengin ke sana.

Yak, mari kita mulai petualangannya.


Hitachi Seaside Park Di Ibaraki


Gara-gara mengikuti beberapa instagramer Jepang, saya sering sekali melihat foto-foto Hitachi Seaside Park bertebaran di linimasa instagram. Hitachi Park merupakan taman yang memiliki luas sebesar 200 hektar yang memang sudah ada sejak tahun 1991.

Di taman Hitachi, saya bisa menikmati hamparan bunga yang bermekaran sesuai musimnya, sebut saja Tulip, Kochia, bunga kosmos, nemophila, dll. Kok kayaknya mata ini bakal betah berlama-lama di sini.

Kalau ke sini harus cari teman perjalanan yang betah diajak eksplorasi sambil mengambil banyak foto. Kapan lagi bisa mengabadikan bunga-bunga yang tidak ada di negara kita. Oh iya, taman ini juga dekat dengan laut. Kebayang, gimana indahnya ditemani dengan tiupan angin laut.

Kita bisa menikmatinya dengan berjalan kaki atau juga menyewa sepeda.

Selain, menikmati hamparan bunga yang bermekaran katanya di sini juga wahana permainan yaitu Pleasure Garden. Pokoknya taman Hitachi ini bisa dibilang tempat yang asyik buat menikmati hari.

Harga tiketnya di kisaran 450 yen atau setara Rp. 70.000. Hmm, cukup terjangkau ya.

hitachi seaside park
Hitachi Seaside Park (Pixabay)


Meguro River


meguro river
Meguro River (invitation-japan.com)


Pergi ke Jepang tanpa menikmati keindahan Sakura yang bermekaran kok kayaknya sayang banget yak. Dari beberapa blog perjalanan yang saya baca, sungai Meguro ini merupakan salah satu spot terbaik kalau ingin melihat Cherry Blossom.

Saya membayangkan berjalan berkeliling sungai sepanjang 8 km sembari digandeng babang suami di bawah rontokan bunga sakura berwarna merah muda seperti yang sering dilakukan pasangan di drama korea kesukaan saya.

Woi, lagi di Jepang kenapa yang dipikirkan masih juga drama Korea. Fokus deh.


Baca juga:

Gaya Berpakaian Ketika Travelling

Pengalaman Pertama Naik Pesawat terbang 

The Package: Kisah Sebuah Perjalanan 

Apa yang Ingin Dilakukan ketika Corona Berakhir? 

 

Kanazawa


Kanazawa Castle (Pixabay)


Mencari-cari soal destinasi wisata di Jepang, saya menemukan sebuah artikel yang merekomendasikan Kanazawa jika ingin berkunjung ke Jepang.

Kanazawa merupakan ibu kota dari Distrik Ishikawa yang ternyata memiliki banyak tempat destinasi yang menarik untuk dikunjungi, seperti Kanazawa Castle (kayaknya kalau Jepang asyik juga main ke tempat begini, arsitekturnya unik), Kenrokuen, merupakan salah satu dari tiga taman lanskap terindah yang ada di Jepang.

Di Kanazawa katanya kita bisa menemukan rumah-rumah jepang yang terbuat dari kayu, di mana mereka juga menjual es krim yang lembut dengan topping daun emas. Bagi yang suka dengan berbau samurai, katanya bisa mampir ke Nagamachi, di mana kamu bisa menemukan komplek yang memang khusus tentang samurai, jadi kita bisa merasakan kehidupan ala samurai Jepang.

Pokoknya, Kanazawa menyimpan banyak wisata untuk dieksplorasi.

Shibuya



Shibuya Crossing Street, tokyo
Shibuya Crossing Street (Pixabay)


Gara-gara nonton perjalanan salah satu grup band ke Jepang dan mereka mampir ke Shibuya. Membuat saya juga tertarik ingin ke sana melihat pusat keramaian Tokyo dan tentunya berbelanja. Kamu juga akan banyak menemukan toko-toko pakaian karena bisa dibilang Shibuya ini pusat fashionnya anak muda di Tokyo. Mangkanya banyak yang ke sini untuk berbelanja.

Nah, kalau ke Shibuya jangan lupa main ke perempatan/pertigaan yang ada di Shibuya, di mana merupakan salah satu pertigaan jalan yang paling sibuk di dunia. Wih, bisa dibayangkan, kan betapa ramainya jalan ini.

Terus menariknya di mana?

Ya keramaian ini menarik untuk diabadikan. Banyak fotografer datang ke pertigaan Shibuya untuk melakukan pemotretan ala-ala street fotografi atau mungkin mau OOTD di antara keramaian. Bisa, cuman hati-hati dengan barang bawaan di mana pun kita berada.

Kalau ke Shibuya, juga bisa menemukan patung Hachiko, si anjing setia yang menunggu sang majikan hingga meninggal dunia yang kemudian kisahnya difilmkan dengan judul yang sama. Udah nonton?

Apakah hanya ini saja destinasi yang bisa dikunjungi ketika ke Jepang? Oh tentu tidak, masih banyak lagi yang bisa jelajahi, cuman kalau kamu tidak cukup banyak waktu carilah tempat wisata yang lokasinya berdekatan biar hemat biaya.

Yap, empat tempat tersebut bisa jadi My Japan Bucket List To Visit yang nggak tahu kapan terwujud. Pokoknya diaminkan yang banyak biar diijabah. Amin

Kamu mau ikutan ke Jepang?
5 Destinasi yang Tidak Terlupakan

5 Destinasi yang Tidak Terlupakan



travelling, destinasi favorit



5 Destinasi Favorit



Bicara tentang destinasi favorit selama bepergian, mungkin tidak banyak yang bisa saya ceritakan. Keseharian saya kebanyakan di rumah, jika ingin melakukan perjalanan pun harus dengan izin orang tua atau paling tidak didampingi oleh mereka. Ya, bisa dibilang separuh cerita perjalanan saya bersama ortu.

Tidak banyak tempat yang saya kunjungi, sampai sejauh ini sekitar 6 kota dan 3 negara. Alhamdulillah sekali, setidaknya perjalanan-perjalanan tersebut menghadirkan cerita tersendiri dalam hidup sepanjang 35 tahun ini.

Mengapa disebut favorit?

Bisa jadi itu merupakan kunjungan pertama ke lokasi tersebut tapi menghadirkan cerita yang membekas atau bisa jadi destinasi tersebut setidaknya lebih dari sekali saya kunjungi.


Yogyakarta



Segala tentang Jogja selalu membuat saya jatuh cinta. Setiap sudutnya selalu menghadirkan perasaan rindu untuk selalu berkunjung ke sana. Sampai saya memiliki mimpi, jika menikah nanti saya merencanakan bulan madu ke Jogja atau mungkin menetap di sana. Rasanya itu bukan pilihan yang buruk.

Jogja memiliki tempat wisata yang bisa terbilang lengkap, pantai, hutan, gunung maupun wisata sejarah yang tak habis untuk ditelusuri.

Penyuka wisata belanja juga bakal dimanjakan kalau ke Jogja, sebut saja Malioboro, Pasar Beringharjo, surga banget bagi penyuka etnik, tidak ketinggalan wisata kuliner yang selalu bikin rindu.

Kayaknya kalau Corona berakhir, Jogja bisa jadi tempat menyegarkan pikiran setelah terkurung lama di rumah.




Bali


Pertama kali ke Bali, saya pergi bersama Ibu. menemani beliau yang mengantar siswa darmawisata, menggunakan bus. Perjalanan yang panjang tapi juga menyenangkan.

Bagi saya Bali itu kayak semacam pulau impian yang dipenuhi orang asing. Kebetulan saya memiliki obsesi untuk bisa ngobrol sama mereka. Jadi, semacam dream come true sembari praktik my english.

Dari berbagai destinasi di Bali, pantai tentu favorit saya. Siapa juga nggak suka ke pantai, menikmati semilir angin dan semangkuk rujak bali. Ubud juga tidak kalah indahnya, tempat para seniman mencari inspirasi dan pemandangan sawah yang terhampar sepanjang perjalanan.

Bali, bagi saya tidak pernah membosankan.


Lombok


Saya memiliki kesempatan satu kali ke Lombok dan langsung jatuh cinta dengan keindahan alamnya. Selain lebih ramah terhadap wisatawan muslim, memiliki kontur pantai dengan pasir yang indah dan lebih sepi. Lebih leluasa untuk menikmati suasana pantai lebih lama.

Perjalanan ke Gili Trawangan buat saya tidak terlupakan, naik perahu Jet Ski yang cukup membuat jantung berdebar-debar apalagi waktu saya bareng rombongan yang sudah pada lanjut usia, seru. Meski kalau ada kesempatan lagi ke sana, saya masih mau berpikir dua kali. Maklum, saya bukan pecinta transportasi laut meski dulu pernah besar di Pulau Madura.


Mekkah


Jika dapat pertanyaan, “destinasi wisata yang tidak pernah membosankan untuk didatangi?’

Jawabannya Makkah.

Mungkin saya memang belum mengunjungi negara-negara lain seperti Eropa, namun pesona Magis Makkah tidak pernah terlupakan. Sakral dan indah. Beberapa kali berkunjung ke sana, ada saja cerita yang tidak terlupakan.

Oh iya, ketika kembali ke sana tahun 2015, kami mendapatkan keberuntungan karena bisa tidur di Hotel Makkah Tower yaitu Fairmont. Waktu itu hotel yang seharusnya kami tempati bukan di sana melainkan Zamzam Tower. Ternyata hotel tersebut penuh, sehingga hotel kami pindah ke Fairmont tanpa tambahan biaya. Masya Allah, meski view kamar kami tidak langsung menghadap Ka'bah.

One day, pengin kembali ke sini lagi bareng keluarga besar. Mengulang umroh pertama kami di tahun 2005



Madinah


Sama halnya dengan Makkah, Madinah merupakan salah satu kota yang selalu rindu. Meski suhunya lebih panas/dingin dari Makkah, tetap saja Madinah kota yang indah. Paling disukai ada pemandangan ketika senja saat payung-payung dikuncupkan ditemani burung merpati yang berterbangan.

Orang Madinah lebih lama dan sama ramainya dengan Makkah.

Pernah menjalani 1 Ramadhan di kota kelahiran Nabi Muhamad, itu pengalaman yang tidak terlupakan. Menyaksikan sendiri bagaimana saudagar kaya di Madinah berlomba-lomba memberikan menu buka puasa. Kalau di sini jumlahnya ratusan, maka di Madinah datangnya pakai Truk Kontainer yang besar-besar dengan aneka macam hidangan

Ramadhan di Madinah benar-benar luar biasa.

Bagi saya setiap perjalanan itu menyajikan cerita yang akan selalu tersimpan. Destinasi favorit kamu di mana?

Pengalaman Mengantri Membeli Handphone

Pengalaman Mengantri Membeli Handphone

Pengalaman Mengantri, mengantri, antrian



Pengalaman Mengantri Membeli Handphone



Beberapa tahun silam, saya dan Mbak Dini (kakak perempuan) pernah ikutan mengantri untuk membeli handphone Nokia. Waktu itu, brand tersebut mengeluarkan model baru dengan keyboard Qwerty yang bisa terbilang masih jarang.


Ketika tahu bahwa akan ada pembelian langsung, kami antusias untuk ikutan. Selisih harga yang ditawarkan bisa dibilang lumayan daripada ketika harga barang tersebut beredar di pasaran (otak dagang mulai bermain).


Malam itu kami mulai mencari tahu lagi lebih detail, jam berapa acara dimulai sehingga bisa mempersiapkan diri. Tentunya malam itu kami tidur lebih awal supaya kondisi tetap prima selama acara berlangsung.


Pagi hari, sempat ada pembicaraan serius di antara kami berdua. Keraguan muncul, akankah kami siap untuk melakukan hal ini. Yah, maklum seumur hidup belum pernah beli barang yang harus mengantri panjang. Mba Dini sempat pesimis karena nantinya kondisi akan ramai serta khawatir dengan kondisi kesehatan saya. Well, pada akhirnya kami tetap lanjut untuk berkerumun bersama ratusan orang sekalian mau sedikit melakukan pengamatan.



Kelakuan Orang Ketika Mengantri


Kami berdua sampai di lokasi sekitar jam 08.00 pagi, sudah terlihat antrian yang mengular di depan lobby Royal Plaza. Padahal acara peluncurannya akan dilakukan tepat jam 10.00. Terlihat antusias warga Surabaya yang luar biasa.


Jika ingin mengamati karakter orang lain, lihatlah saat mengantri.  


Sembari berbaur dengan antrian, saya asyik mengamati karakter para orang-orang dalam barisan. Ada yang datang dengan pakaian kaos oblong model singlet, celana pendek lengkap dengan topi dan kacamata hitam. Ada juga yang bawa koran, jika lelah bisa duduk di bawah. Ada juga yang pakai joki, kayaknya sih penjual handphone di mall, pakai jasa babysitter anaknya, dilengkapi sama payung.

 

Kami berdua?


Pakai baju biasa aja dengan bahan kaos yang adem dan menyerap keringat, polosan nggak pakai topi karena sudah pakai hijab dan tidak lupa pakai sunblock biar tidak gosong. Oh iya, tidak ketinggal dua botol air mineral.


Semakin siang, antrian makin panjang. Matahari semakin naik. Mulailah diuji ketahanan diri. Emosi mulai naik sedikit, gesekan sama yang di depan saja sudah memicu pertengkaran. Saya malah ngajak ngobrol sama orang yang di depan.


Sekitar jam 09.00, datang seorang wanita yang tiba-tiba mencolek saya. Bertanya pada kami, apakah boleh menyela antrian. What? Kami berdua saja sudah rela datang pagi demi dapat antrian di bagian depan, ini perempuan baru datang minta tempat. 


Saya menolak dong,eh si dia ngerayu Bapak di bagian depan. Kami berdua membisiki si Bapak agar ikutan menolak, masak iya rela memberikan tempatnya untuk orang yang tidak dikenal, dan terlebih lagi wanita tersebut dalam keadaan sehat bugar.  Bapak tersebut ikutan menolak, perempuan muda tersebut pergi meninggalkan kami.


Rupanya, perempuan tersebut berhasil merayu lelaki muda yang berada beberapa langkah di depan kami. Dia pun berhasil menyela antrian. Saya cuman ketawa, pasti sebentar lagi bakal ada yang model begini lagi datang. Benar saja, seorang wanita muda ingin menyerobot antrian, sayangnya dia nggak berhasil yang ada malah disoraki banyak orang.



Baca Juga:


Beginilah yang bikin kesal ketika kita tengah mengantri di suatu tempat, akan selalu ada orang-orang yang pengin didahulukan padahal sudah ada banyak orang yang lebih dulu mengambil tempat. Banyak alasan yang dikeluhkan mulai dari kakinya sakit, terburu-buru dan bahkan ada yang cuek bebek nggak merasa bersalah karena sudah mengambil hak orang lain.


Kalau lagi malas berdebat sama orang biasanya saya memilih mengalah, cuman kalau lagi lelah terus hak saya diambil. Ngamuk dong. Dia pikir, saya tidak punya kepentingan lainnya apa?


Apakah kami berhasil mendapatkan HPnya?


Berhasil dong. Dapat Hp dengan harga murah itu sebuah keberuntungan, meski kaki letih karena berdiri beberapa jam. Selain itu, ada banyak cerita dan pengalaman yang kami dapatkan. 


Mengantri itu membuat kita belajar tentang kesabaran.


Kalian, kalau lagi antri dan diserobot orang, biasanya apa yang dilakukan?


Cerita di Sekolah Dasar

Cerita di Sekolah Dasar

cerita di sekolah dasar, pertemanan



They Call Me Robot



Saya masih ingat kala itu, baru masuk sekolah setelah sekian bulan berada di RS karena harus menjalani Operasi Jantung Bawaan yang ternyata hasilnya tidak bagus sehingga saya dipasangkan Pacemaker.


Hari pertama di sekolah, semua terasa asing. Rasanya saya tidak mengenali teman-teman sekelas, padahal kami dulu pernah berada di kelas yang sama ketika duduk di kelas 1, Sekolah Dasar.  Saya seperti anak baru.


Beberapa teman bertanya, kenapa saya lama tidak masuk sekolah? Mereka tahu saya sakit tapi tidak pernah tahu nama penyakit yang saya derita. Saya yang masih malas menjawab memilih diam.


Suatu hari, Guru sekolah saya menjelaskan bahwa saya habis operasi jantung dan di dalam tubuh saya ditanam baterai. Sontak, mereka menoleh ke arah saya. Memandang seolah-olah saya manusia dari planet mana.


“Kayak Astro Boy dong?” salah satu teman menyeletuk. Diikuti tawa beberapa teman lainnya.


Kalian yang lahir di era 90-an mungkin paham dengan karakter kartun Astro Boy, seorang robot yang bisa terbang ke luar angkasa.


Hari itu, saya mendapat julukan baru dari teman-teman, Astro Boy.


Awalnya saya sik cuek saja dengan julukan itu karena merasa mereka hanya bercanda. Kelamaan, semakin banyak teman-teman yang memanggil saya robot atau Astroboy dan itu amat menjengkelkan. Puncaknya, saya menendang salah satu teman karena merasa sudah keterlaluan. Saya menangis, membela diri bahwa saya bukan robot.


Pertengkaran itu membuat saya dibawa ke ruang Kepala Sekolah, ditenangkan. Kebetulan salah satu Guru di sana adalah kerabat. Beliau langsung menelepon Mami yang tengah kerja. Saya dijemput pulang.


Ejekan itu tidak pernah berhenti, saya kadang masih kesal kalau mereka memanggil saya dengan robot. Namun, teringat nasihat Mami bahwa apa yang diomongin temanmu tidak benar karena mereka tidak tahu sebenarnya kondisi saya sehingga Mami meminta saya mengacuhkannya.


Kelamaan, saya mulai terbiasa dengan panggilan tersebut dan memilih mengindahkannya.



Baca juga:


Pengalaman Mengajar Murid Kembar
Sebuah Janji di Masa Kecil
 

Teman yang Suka Drama


 

Memiliki teman yang suka drama buat saya cukup membingungkan sekaligus menyebalkan. Saya seperti diajak bermain tebak-tebakan, kapan dia marah, kapan dia senang atau kapan dia gembira. Pokoknya harus fokus sama dia.


Bisa dibilang, saya itu bukan seseorang bergantung sama satu teman. Teman saya banyak, jadi ketika ada satu yang berulah, saya tidak akan khawatir sendirian. Saya masih memiliki teman lainnya.


Nah, ceritanya saya memiliki dua sahabat wanita yang dekat, sebut saja K dan E. Kami ke sana kemari bersama. Selain E dan K, saya punya teman dekat lelaki, ada si F dan N. Saya sering menghabiskan waktu bersama mereka saat istirahat.  


Suatu hari si E ini tiba-tiba berhenti menyapa saya. Pokoknya tiap bertemu, sukanya buang muka. Saya benar-benar nggak tahu salahnya di mana. Saya coba telepon ke rumah si E, telepon saya ditolak. Fyuh. ribet banget ya pertemanan ini.


Kalau tidak salah permasalahan ini cukup lama berlangsung. Rasanya menjelang kelas 6 kami baru berbaikan, setelah saya tahu ternyata si F nggak suka sama tingkahnya E dan mereka ribut pas pulang sekolah.


Curiganya, E ini memang naksir F dan kebetulan F ini sering banget mainnya sama saya. Hubungan yang rumit dan saya kena akibatnya. Tenang saja, sekarang kami sudah baikan.


Yap, itulah beberapa cerita yang saya alami saat duduk di Sekolah Dasar. Ada banyak cerita yang terjadi yang beberapa memang melekat kuat.


Menulis ini membuat saya rindu masa itu


Olahan Jantung Pisang Crispy

Olahan Jantung Pisang Crispy

olahan jantung pisang, jantung pisang crispy, snack berbahan jantung pisang


Jantung Pisang Crispy



Siapa yang pernah mencoba olahan jantung pisang?

Kali ini saya mau ngajak kamu untuk berkenalan dengan bagian dari pisang yang ternyata juga bisa diolah sebagai bahan makanan atau cemilan ringan yang kriuk favorit anak-anak, yaitu Jantung Pisang Crispy.
 
Ini bukan kali pertama saya mencicipi olahan jantung pisang, rasanya dulu saat masih kanak-kanak, Mami sering mengolah bagian dalam jantung pisang (bunga jantung pisang) dengan cara direbus lalu dimakan bersama rujak atau kadang disiram dengan bumbu pecel. Rasanya nikmat, kalau kata orang Jawa Timur “Ngentekno Sego”

Makanan dengan bahan utama Jantung Pisang lainnya pernah saya coba adalah botok jantung pisang. Jangan tanya resep ya, karena waktu beli di pasar alias nggak masak sendiri.

Nostalgia akan makanan olahan jantung pisang terobati gara-gara kakak lelaki rajin bawa bendanya ke rumah. Awalnya sih beli tapi belakangan dia berburu di komplek perumahan yang kebetulan memiliki Pohon Pisang. Tentunya dengan seizin pemiliknya.

Awalnya sih ingin diolah menjadi campuran pecel atau botok  seperti dulu yang pernah dia makan, namun demi mengenalkan apa itu jantung pisang pada ketiga anaknya. Dia mengolahnya dengan cara membalutnya dengan tepung lalu digoreng sampai keemasan.

Ternyata, ketiga bocah ini suka. Setiap kali kakak membuat camilan ini. Semua orang berebut, termasuk saya.

Seperti apa rasanya?

Ada sedikit rasa manis dan gurihnya tepung. enak, serupa dengan jamur goreng tepung.


Baca Juga:

Sate Lalat Khas Pamekasan

 

Resep Jantung Pisang Crispy


Membuat olahan Pisang Crispy ini sebenarnya bisa dibilang mudah, hanya saja untuk mendapatkannya yang agak susah, kecuali kamu punya pohon pisang sendiri di rumah atau bisa berburu di pasar.

Pada awalnya kakak, hanya menggoreng bagian dalam alias bunganya.  Belakangan ini, dia mencoba untuk menggoreng bagian yang berwarna merah dan ternyata rasanya lebih enak menurut saya. 


Resep:

1 bonggol Jantung Pisang (tidak semua Jantung Pisang bisa diolah biasanya jenis  Pisang Kepok atau Pisang Raja)
1 bungkus Tepung Bumbu Serbaguna
Minyak Secukupnya untuk Menggoreng.


Langkah-langkah Mengolah Jantung Pisang




jantung pisang crispy, olahan jantung pisang


Pertama: kamu bisa menggunakan semua dari bagian jantung pisang ini (bisa juga kamu hanya mengambil bagian bunganya saja). Buka satu per satu lembaran merah yang melekat hingga menemukan bagian bunga, pisahkan. Lalu, bersihkan bagian dalam bunga yang berupa putik beserta lapisan luar berwarna bening menyerupai kuku. Kemudian, iris tipis-tipis lembaran jantung pisang berwarna merah secukupnya. Bisa campurkan dengan bunga yang sudah dibersihkan tadi. 


Kedua: cuci bersih beberapa kali di air mengalir sampai getah hilang sambil sesekali diremas-remas. Ada juga yang menambahkan sejumput garam untuk mengurangi rasa getir dari getah. Kemudian tiriskan sampai kering.



olahan jantung pisang, jantung pisang crispy



Ketiga: siapkan wadah lalu masukkan tadi irisan jantung pisang yang telah bersih dan kering. Di wadah yang terpisah larutkan 3 sendok tepung bumbu serbaguna sebagai bumbu dasar, kemudian tuangkan ke potongan  jantung pisang, aduk sampai bumbu merata. Terakhir, masukkan tepung bumbu kering ke bahan tadi, tutup dan kocok-kocok sampai semua permukaan tertutup tepung. Jika terasa kurang tebal lapisan tepungnya boleh ditambahkan lagi. Kalau saya suka yang tepungnya banyak dan terlihat tidak lengket.


Keempat: goreng di wajah yang sudah dipanaskan menggunakan api sedang dengan minyak cukup banyak supaya hasil gorengan kriuk. Goreng sampai berwarna keemasan. Jangan sampai gosong ya. Lalu tiriskan.


Jantung Pisang Crispy ini bisa dicolek pakai mayo, sambal atau saus tomat. Bisa juga dijadikan teman makan nasi. 


Selamat mencoba ya di rumah.