Melakukan perjalanan adalah salah satu cara mensyukuri Ciptaan Allah SWT
Perjalanan
Merekam Kenangan Bersama Keluarga Di Banyuwangi- Perjalanan adalah salah satu
cara menghangatkan kembali hubungan keluarga. Kalau di hari-hari biasa kita
disibukkan oleh urusan masing-masing. Seakan waktu yang ada terlalu sedikit
untuk sekadar bertutur sapa atau duduk semeja menghabiskan sarapan pagi
bersama. Maka, perjalanan adalah saat di mana menyatukan kembali tali hubungan
yang hampir renggang.
Kakak Perempuan saya adalah orang yang selalu
menggagas sebuah perjalanan untuk kami. Saat dia udah mulai jenuh dengan
pekerjaannya sebagai Dosen, maka tiba-tiba dia akan membahas sebuah rencana
liburan. Sudah lama kami tidak melakukan perjalanan jauh bersama keluarga.
Terakhir, dua tahun lalu ketika Kakak merencanakan sebuah perjalanan ke
Malaysia dan Singapura. Selebihnya kami jarang benar-benar melakukan sebuah
perjalanan. Kebanyakan sih liburan ke kampung halaman atau yang terdekat adalah
kota Malang.
Suatu hari Kakak tiba-tiba nyeletuk ‘liburan ke
Brunei yuk. Mumpung ada promo pesawat!” Mami yang memang suka liburan sih
oke-oke saja. Saya sendiri sih nggak nolak kalau diajak liburan ke Brunei soalnya
halaman paspor masih banyak yang kosong.
Sayangnya Papi nggak mau. Beliau memang nggak terlalu suka liburan ke luar
negeri. Katanya lebih enak liburan di negara sendiri. Akhirnya rencana itu
batal.
Beberapa Minggu kemudian tiba-tiba Kakak sudah merencanakan
perjalanan yang lain. Kali ini Kakak memilih kota Banyuwangi. Alasannya karena
memang rindu melihat laut dan kebetulan ada salah satu murid dari Mami yang
tinggal di sana. Setidaknya ada yang merekomendasikan perjalanan untuk kami.
Semua setuju dan kami siap berlibur ke Banyuwangi.
Selalu Ada
‘drama’ Menjelang Keberangkatan
Perjalanan tanpa drama itu rasanya kayak makanan
kurang micin. Kalau kata anak jaman sekarang ‘kurang nampol.’
Bulan Desember kemarin tahu sendiri kalau cuaca suka
nggak jelas. Rasanya menjelang akhir
Desember, hujan turun sepanjang hari yang mengakibatkan sungai di
Tanggulangin/Porong meluber hingga ke jalan raya. Meluapnya Sungai ini
mengakibatkan terganggunya jalur lintasan kereta api dari Surabaya-Porong. Saat
itu ada banyak kereta yang terpaksa dibatalkan jadwal keberangkatannya.
Seminggu sebelum keberangkatan, saya selalu memantau
akun media sosial PT KAI, mencari tahu apakah kereta yang akan saya tumpangi
masuk dalam daftar kereta yang dibatalkan keberangkatannya. Kalau liburan ini
batal, akan sangat mengecewakan karena semuanya sudah dipesan jauh-jauh hari.
Satu hari menjelang keberangkatan, kami dapat Info
bahwa Kereta Api menyediakan jalur alternatif yaitu menggunakan bus sampai ke
stasiun Bangil. Lega, setidaknya kami bisa mendapatkan kepastian yang jelas.
Perjalanan Merekam
Kenangan Bersama Keluarga
Menebus Kebosanan |
Akhirnya kami diberangkatkan menggunakan armada bus
dari Stasiun Gubeng menuju stasiun Bangil. Ada sekitar 6-7 armada bus yang
disediakan untuk mengangkut kami semua. Busnya cukup nyaman dan memiliki
pendingin ruangan. Perjalanan ini jadi mirip dengan tour ketika masih SMA dulu
(sayang saya nggak sempat mengabadikan busnya karena udah sibuk dengan barang
bawaan).
Sepanjang perjalanan menuju Bangil, kami ditemani
cuaca yang sendu. Gerimis dan mendung yang menggelayut manja. Perjalanan dari
Surabaya menuju Bangil menghabiskan waktu sekitar 4-5 jam.
Kami sampai di stasiun Bangil pukul 13.00 dengan
cuaca yang masih mendung. Sempat mengalami keterlambatan keberangkatan karena
harus bergantian dengan keberangkatan kereta yang lain. Kedatangan kami pun di
Stasiun Banyuwangi Kota mengalami keterlambatan. Kami sampai di Stasiun
Banyuwangi sekitar pukul 17.30, terlambat 1,5 jam dari waktu yang ditentukan.
Tak masalah, setidaknya kami bisa selamat sampai tujuan.
Keluar dari Stasiun kami masih disambut gerimis.
Hari itu kami dijemput oleh salah satu murid Mami yang kebetulan tinggal di
Banyuwangi. Sebelum berangkat kami sudah bertanya-tanya sama dia tentang
lokasi-lokasi yang bisa dikunjungi selama di Banyuwangi.
Disambut gerimis |
Selama di Banyuwangi, kami menginap di Hotel
Watudodol & Resort yang terletak di arah jalan menuju Situbondo. Agak jauh
dari kota Banyuwangi tapi lebih dekat dari stasiun dan Pelabuhan Ketapang (ulasan soal hotel ini menyusul ya. Dengan catatan penulisnya sedang tidak dilanda galau berkepanjangan).
Selesai membersihkan badan dan berganti pakaian.
Kami diajak makan malam di sebuah resto yang menyediakan hidangan laut di
daerah Kota Banyuwangi. Buat kami di Surabaya jarang sekali menemukan sajian
laut yang segar dan lezat dengan harga cukup murah (sayang banget saya nggak
sempat mengabadikan karena pencahayaannya jelek dan saya sudah lapar banget).
Habis makan
malam langsung balik hotel karena sudah capek dan lelah banget. Perjalanan pun
akan dilanjutkan keesokan harinya.
Kemana saja kita. Tunggu pada cerita selanjutnya ya.
Ssst. ada yang pacaran |
Salam,
Hehhehe... Liat ada yang pacaran, jadi malu😆 foto stasiunnya bagus banget mbak..
BalasHapusHahaha. Itu foto emang sengaja ditaruh di bagian belakang biar baper
HapusAaaarrrgghhh.. pengen liburaaan...
BalasHapusDitunggu posting cerita berikutnya ya kakaaak.. 😘😘😘
Terima kasih sudah mampir ya
Hapusmemang perjalanan dengan keluarga itu menyenangkan
BalasHapusSemoga bisa bepergian terus bareng keluarga
Hapus