(WeekendStory) Staycation di Hotel Odaita Pamekasan Madura

(WeekendStory) Staycation di Hotel Odaita Pamekasan Madura

hotel odaita pamekasan madura



Holla,

Back again with me.

Beberapa bulan sekali, Mami selalu mengajak pulang ke kampung halaman yaitu Pamekasan-Madura untuk sekadar bersilaturahmi atau kadang cuman buat pijat. Yes, pasti kalian bakal komentar, "pijetnya kok jauh banget?" Nanti deh kapan-kapan saya ceritain kenapa lebih suka cari tukang pijat orang Madura.

Setelah Nenek meninggal, setiap kali pulang ke kampung halaman, kami memilih untuk menginap di hotel. Beberapa sanak famili sering menawarkan kami untuk menginap di rumahnya, tapi ortu selalu menolak. Alasannya tidak mau merepotkan walaupun tiap cari makan biasanya sih main ke rumah saudara *nggak mau rugi


Drama Saat Memesan Hotel

Seminggu yang lalu sebenarnya kami sudah pulang ke kampung halaman. Rencanya sih baru pulang lagi sekitar tanggal 26 Maret karena ada undangan perayaan pernikahan perak Bude. Nah. Tiba-tiba Papa ngajak pulkam Sabtu kemarin karena ada reuni sekolah dan undangan pernikahan anak temannnya.

Awalnya sih Mama nggak janji soalnya dia ada kegiatan sekolah di hari Sabtu. Dan, ternyata ketika hari Kamis, Mami nggak jadi ada acara sekolah. Kami jadi pulang kampung. Mami seperti biasa menelepon hotel langgannya. Maklum, di Pamekasan belum banyak yang namanya hotel. Hanya ada beberapa. Sisanya kayak losmen dengan fasilitas yang nggak memadai.

Habis masak, saya dapat telepon dari Mami kalau hotel langganannya penuh. Saya diminta untuk pesan hotel baru lewat Traveloka. Duh, kebayang bingungnya. Biasanya Kakak Perempuan yang bertugas memesan penginapan kami. Berhubung dia lagi ke Malaysia. Saya mengambil alih tugasnya.

Singkat cerita saya sudah berhasil memesan satu kamar di salah satu hotel. Dan, pas buka-buka email ternyata saya salah masukin tanggal. Astaga teledornya. Saya coba telepon ke hotelnya menanyakan perihal pesanan saya. Ternyata Mereka belum menerima dan ketika saya mau ganti tanggal. Hotelnya penuh. Duh. gusti. Mana Mama bolak-balik nelpon.

Setelah dibantu Kakak Ipar buat membatalkan pesanan. Saya coba cari hotel yang lain dan Alhamdulillah masih ada kamar dan kami siap untuk liburan.

Hotel Odaita Pamekasan Madura


lobby odaita
Penampakan depan hotel


Saya check in hotel sekitar pukul 16.00. Agak kesorean soalnya ada acara dan mampir ke rumah saudara. Ketika kali pertama menginjakkan kaki di lobi atmosfir nyaman sudah terasa. Saya disapa dengan ramah oleh dua orang laki-laki. Saya menunjukkan email pesanan dan rupanya hari itu keberuntungan saya. Kamar yang kami pesan sudah penuh dan kamar kami di-upgrade menjadi kelas eksekutif tanpa bayar. Alhamdulillah rejeki nggak bakalan kemana.

Sambil memproses pesanan kami, Mas Fajar menanyakan beberapa hal mengenai kunjungan saya termasuk memberitahu perihal hotel ini. Hotel Odaita ini termasuk hotel baru di kawasan Pamekasan. Nama Odaita ini ternyata karena sang pemilik pernah berkunjung ke Jepang.


serius amat, Mas?
Tahu nggak? Ternyata pemesanan lewat traveloka termasuk jarang di hotel ini. Itu sebabnya Kru Pegawainya terlihat senang dengan kunjungan kami. Apalagi pas aku bilang nanti hotel ini mau saya ulas di blog. Bahkan, kami sempat berfoto bersama.

Karena saya meminta tambahan extra bed waktu tunggu cukup lama. Jadinya saya keliling untuk mengambil gambar. Dari lobi sudah terlihat bahwa hotel ini hampir sama dengan kualitas hotel-hotel di Surabaya yang pernah saya inapi.


kalau capek nunggu bisa duduk cantik di lobi hotel

Akhirnya kamar saya sudah siap. Badan sudah lengket dan lelah. Rasanya udah pengin bobo cantik di kamar. Saya dapat kamar dipojok tapi letaknya lumayan dekat sama lobi. Lorong-lorongnya cantik buat diabadikan. Sayang, saya lupa meminta sama mami untuk memfoto saya di lorong-lorong itu. 


Kece banget kayaknya foto di sini


Namanya blogger kalau lagi libutan ya sambil kerja. Pas masuk kamar saya udah wanti-wanti sama Mama dan Papa untuk nggak duduk di kasur soalnya masih mau ngambil gambar dulu. Secara garis besar kamarnya termasuk luas tapi pas ketambahan tempat tidur tambahan lumayan ngurangin space kamar.


Fasilitas Kamar



Untuk kamar eksekutif yang saya tempati ini katanya ukuran kamarnya udah paling luas. Tempat tidurnya ukuran King Size dengan 4 bantal berukuran besar. Di samping tempat tidur ada dua nakas yang bisa saya jadikan tempat untuk meletakan barang. Selain nakas, juga ada sebuah sofa kecil bisa buat duduk santai.

penampakan kasurnya

Fasilitas di dalamnya cukup lengkap, ada televisi berukuran 32 inchi dengan jaringan TV kabel yang sayangnya agak membingungkan karena ada dua jenis remote. Buat orang yang nggak paham cara nyalainnya seperti saya harus meminta bantuan sama house keeping.  

televisi

Fasilitas yang lain adalah pemanas air elektrik di dalam kamar. Kamu bisa menikmati secangkir kopi atau teh panas sambil duduk santai di kamar sambil nonton siaran televisi.

Lemari es

Andaikan minggu kemarin saya bawa laptop. Kayaknya asyik juga bisa kerja di meja kecil di sudut kamar. Sambil menikmati pemandangan di luar lewat kaca.
Kamu juga bisa kerja di sini

Fasilitas udah., Sekarang saatnya kita ulas soal fasilitas kamar mandi. Untuk kamar eksekutif, selain shower juga ada bathup yang bisa kamu manfaatkan untuk berendam, Melepas penat dengan air hangat.  Yang saya suka dari hotel ini, pancuran airnya kuat dan keras. Nyaman aja pas buat keramas. semacam bisa jadi terapi kepala. Berhubung letak baknya yang agak tinggi. Berhati-hati kalau turun dari bathup biar nggak kepleset. Kamar mandinya luas banget dan secara keseluruhannya cukup bagus. Yang harus diperhatikan adalah kebersihan kloset. Agak kurang bersih. 

Untuk perlengkapan mandinya cuman dapat sikat gigi aja. Sedangkan sabun dan shampo sudah disediakan di dekat shower di dalam wadah khusus.



Yang sedikit membingungkan adalah toiletnya. Tidak ada pegangan untuk menyiram/membersihkan diri. Tombolnya tersembunyi di tempat dudukan kloset. Papa sama Mama aja nggak nyadar sampai akhirnya mereka harus pakai shower buat membuat membersihkan diri dan membuat lantai jadi basah.


Breakfast dan Tempat Makan


Saya keluar makan sekitar pukul 07.30. Saya pikir ruang makannya berada dalam satu bangunan dengan kamar. Tahu nggak. Saya sama Mami harus melewati lobi, keluar dari hotel dan jalan sedikit sampai masuk ke sebuah bangunan yang masih setengah jadi. 

Rupanya hotel ini lebih memilih mengembangkan kamar terlebih dahulu sedangkan untuk ruang makannya sedang berada dalam tahapan pengembangan dan dekat area tempat makan itu juga ada bangunan yang sedang dikerjakan. Jadi, jangan kaget kalau saat makan kamu bakal ditemani dengan latar belakang suara yang kadang mengagetkan.

Secara garis besar, makanan yang dihidangkan memiliki citarasa yang enak dengan variasi yang beragam, hanya saja dalam penyajian dan presentasi belum memenuhi standar hotel.

Seharusnya mereka menggunakan meja yang panjang dan meletakanya tempat hidangan satu-satu tidak menumpuk di satu meja. Hal itu cukup membuat saya kesulitan dalam mengambil lauk. Letak penghangat nasi harusnya di meja yang lebih rendah sehingga tidak membuat saya yang terbilang pendek sulit. Hiks. 

menu sarapan saya


Begitu juga meja untuk buah dan roti. Harusnya mereka menggunakan meja yang pendek saja sehingga pengunjung anak-anak bisa bebas mengambil tanpa harus takut menjatuhkan sesuatu.


mejanya ketinggian

Catatan yang lain adalah seharusnya mereka lebih memperhatikan soal penyajian dan penampilan tempat menyajikan makanan. Ada baik meja dilapisi taplak putih dan plastik sehingga kelihatan lebih cantik dan diatur sedemikian rupa.

Untuk penyajian makanan dipercantik. Pastikan tidak ada yang kosong dan hendaknya selalu dalam keadaan hangat apalagi jika makanan itu berkuah. Karena makanan yang hangat akan membuat citarasa semakin enak.

Untuk mengusir lalat bisa meletakan lilin cantik di sekitar makanan dan meja tempat pengunjung makan.



Penyajiannya kurang rapi

Sepertinya saat mendirikan hotel ini, pemilik lebih mengedepankan pembangunan kamar terlebih dahulu. Harusnya pemilik juga memperhatikan soal tempat makan. Bagaimanapun juga tempat makan juga menjadi bagian penting bagi pengunjung. 

Tempat makan yang nyaman dan penyajian hidangan yang apik akan menambah kenyaman pengunjung saat menginap di hotel ini.

tempat makannya


Kesimpulan


Overall, hotel ini bisa jadi bahan rujukan kalau kamu berkunjung ke kota Pamekasan Madura dengan rate harga yang lumayan dibandingkan dengan penginapan lainnya. Hanya saja kalau di Surabaya dengan harga 370 (deluxe room) kamu bisa mendapatkan hotel dengan fasilitas yang lebih baik.


Contact:

Odaita Hotel

Jl. Raya Sumenep no 88 Pamekasan, Madura

No telp: 0324 329 329





=


ini cerita akhir pekan saya, kamu?


Salam,




Saat Teman Sepermainan Menikah, dan Saya Masih Sendiri

Saat Teman Sepermainan Menikah, dan Saya Masih Sendiri

wedding day, pernikahan. bridestory


Holla,

Apa kabar kalian semua? Pasti pada baik, kan?

Hari ini saya kembali lagi dengan postingan kolaborasi bareng Wulan Kenanga. Postingan ini merupakan yang kedua kalinya. Dan, semoga si Wulan nggak kapok buat kolaborasi lagi sama saya.

Postingan Kolaborasi sebelumnya: apa kata ortu soal freelancer

Dan, kali ini Wulan ngajakin nulis dengan teman yang cukup sensitif. Iyes, buat saya terutama dan wanita-wanita di luar sana yang masih menunggu sang belahan hati. Maunya sih nggak nulis beginian tapi apa daya saya dipaksa. Baiklah, kalian bisa baca curahan hati saya.


Setiap orang pasti ingin menikah. Siapa coba yang tidak ingin menjalankan sunnah Rasul ini, menyatukan hubungan dalam ikatan yang sah. Saya mau banget. Catat ya pakai banget.

Dulu, salah satu mimpi saya saat memasuki usia remaja adalah lekas menikah. Iyes, Menikah masuk dalam goal saya dalam hidup ini. Bahkan saya pernah bilang sama diri sendiri mau nikah di usia 25 tahun. 

Sempat terbesit rasa iri ketika kakak perempuan saya bisa menikah di usia muda. Wih, usia masih kuliah tapi punya gandengan halal buat diajak kemana-mana. Tapi, gimana kalau pada akhirnya jodoh yang kamu tunggu itu tak juga datang? Sedangkan, teman sepermainanmu satu persatu mulai merajut indahnya hubungan rumah tangga.

Baper?


Iyes. Setiap kali datang ke acara nikahan. Hati saya rasanya mencelos. Membayangkan kapan saya akan duduk di atas pelaminan itu nantinya. 

Saya ingat. Saya pernah merasa sangat teramat sedih ketika seorang sepupu yang sangat dekat dan bisa dibilang teman masa kecil menikah. Saya menangis sejadi-jadinya di kamar sehabis acara lamarannya. Dan, hati saya kembali tergores saat menyaksikan acara Ijab Kabul tersebut. Rasa haru bercampur marah menimbulkan efek yang luar biasa dalam dada. 

 Entah mengapa saya merasa kalah saat itu.

Tapi kemudian saya belajar membesarkan diri bahwa: tiap orang punya takaran tersendiri baik itu rejeki, anak, jodoh dan lainnya yang semuanya berasal dari Allah.

Seiringnya waktu saya merasa baik-baik saja saat mendengar salah satu sahabat SD saya pada akhirnya menikah. Saya bahkan mengucapkan selamat kepadanya sambil meminta doa bahwa saya akan segera menyusulnya juga.

Saya tahu di luaran sana banyak orang yang kepo dengan status lajang. Beberapa dari mereka mungkin bertanya-tanya kenapa di usia menjelang 32 tahun ini saya betah melajang. Berbagai komentar sering saya dapatkan saat mereka tahu saya masih sendiri.

Saya sih senyumin aja.

Hei. Saya bukannya tak berusaha loh. Bukannya saya tak ingin menjalin ikatan suci yang diRahmati Allah. Hanya saja, belum saatnya. 

Sama halnya seperti kalian yang sudah menikah tapi belum memiliki anak. Ada yang berusaha sedemikian rupa sampai bertahun-tahun belum juga dikaruniai momongan. Sama, kan?

Sejatinya soal jodoh, rizki dan anak itu adalah kuasa Allah. Dan cara Allah memberikannya berbeda-beda. Ada yang cepat dan lama.


Salam,

(Weekendstory) Have Fun In Play Ground

(Weekendstory) Have Fun In Play Ground


woman selca, selfie on camera. woman wearing hijab, playgorund


Holla,

Akhirnya saya bisa menulis juga di blog ini. Setelah sekian lama saya biarkan rumah baru ini kosong tanpa isi. Bukan tanpa alasan, karena saya sedang sibuk dan juga baru selesai pindahan dari rumah yang lama.

Mungkin kalian bertanya-tanya. Kenapa pada akhirnya saya memindahkan rumah ini ke blogspot padahal sebelumnya saya sudah bersusah payah memperindahnya, dan sudah ada beberapa tulisan di sana. Ada beberapa alasan sih yang pada akhirnya membuat saya memutuskan pindah ke sini.

Alasan utamanya adalah saya belum terlalu paham dengan wordpress.  Padahal dulu saya suka dengan platform yang satu itu. Entah mengapa setelah lama mengurus kotakwarna,com, saya merasa blogspot lebih membuat saya nyaman dan bebas menggunggah foto sebanyak-banyaknya tanpa merasa takut.

oke. Kembali ke postingan yak.

Inspirasi postingan kali datang dari pinterest. Jadi, ceritanya saya sering pusing mau ngisi blog dengan tulisan yang bagaimana. Ternyata di pinterest ada semacam list ide yang bisa kamu jadikan bahan tulisan di blog salah satunya weekendstory. Pada weekendstory ini kita bisa membagikan cerita akhir pekan kepada para pembaca.

Sabtu kemarin saya bersama keluarga berkunjung ke sebuah pusat perbelanjaannya. Rencananya sih Mami ngajak belanja gitu sekalian nemenin cucu-cucunya main. Tapi salah satu cucu nggak mau ke pusat perbelanjaan yang dituju. Dia lebih suka ke tempat yang biasanya mereka main bersama. Lokasi diubah, kami memutuskan ke salah satu pusat perbelanjaan yang berbeda. Dan berhubung di sana tidak terlalu banyak outlet pakaian. Jadinya, kami semua memilih menunggu anak-anak bermain di sebuah play ground. 

Tiket masuk dikenakan Rp. 30.000/anak, sedangkan untuk pengantar tidak dikenakan biaya apapun gratis. Sebelum masuk anak-anak dikenakan sebuah gelang yang sudah diberi nama. Sayangnya saya nggak sempat mengabadikan ketika ponakan lagi antri menunggu giliran masuk. Dengan biaya Rp. 30.000 anak-anak bisa main sepuasnya sampai lelah.

Ruang bermainnya luas dan ada banyak sekali alat permainan yang ditujukan buat anak-anak tentunya. Dindingnya dilapisi wallpaper dengan motif yang menggemaskan. Di saat ponakan asyik bermain, saya malah asyik berfoto dengan latar belakang gambar kartun.

three people, playground, people
Hello

Dulu, jaman saya masih kanak-kanak, nggak ada arena permainan semacam ini. Kebanyakan dulu tempat bermainnya sejenis timezone gitu deh. Paling baru bisa main ayunan pun pas ketika Taman Kanak-Kanak. Saya ikut tertawa ketika salah satu ponakan meluncur ke dalam kolam penuh bola. Seru kayaknya.

selfie in camera
Gaya dulu ah

Dunia anak-anak memang menyenangkan. Saat mereka tertawa seakan nggak ada beban pada bola mata mereka yang jernih


Setelah puas bermain, kami mampir ke sebuah kedai es krim sesuai dengan yang telah dijanjikan. Saat para ponakan sibuk dengan es krimnya, kami poara dewasa memilih memesan menu makan siang yaitu Soto Banjar. Perut kenyang dan hati pun ikut senang.

Ini cerita akhir pekan saya. Kamu?