#KolabKarib: I Wish I Could Turn Back Time

#KolabKarib: I Wish I Could Turn Back Time

kolaborasi, swastikha.com
Holla,

Setelah sebulan lalu sempat vakum berkolaborasi sama Wulan Kenanga. Alasannya klise karena saya sedang tidak punya ide untuk menulis apa dan Wulan tidak mau memberikan ide. Jadilah, kami hiatus melakukan kolaborasi.

Alhamdulillah, akhirnya kami bisa berkolaborasi. Tema #KolabKarib yang saya pilih adalah berkenaan dengan Time Travel yaitu Seandainya bisa mengulang waktu, masa apa yang akan kamu pilih dan apa yang akan kamu perbaiki.

Postingan Wulan tentang tema kali ini: Kolablarib: Kesempatan Mengulang Masa Lalu

Sebagai seorang manusia tentu kita punya banyak keinginan yang harus dipenuhi, begitu juga jika dikasih kesempatan untuk kembali ke masa lalu. Kalau memang, tentu saja saya akan mengubah tiap aspek yang ada dalam kehidupan saya. Saya ambil masa-masa manis saja dan hilangkan bagian duka. Simpel. Sayangnya, saya bukan Tuhan.

Perjalanan Merekam Kenangan Bersama Keluarga Di Banyuwangi

Perjalanan Merekam Kenangan Bersama Keluarga Di Banyuwangi

banyuwangi



Melakukan perjalanan adalah salah satu cara mensyukuri Ciptaan Allah SWT

Perjalanan Merekam Kenangan Bersama Keluarga Di Banyuwangi- Perjalanan adalah salah satu cara menghangatkan kembali hubungan keluarga. Kalau di hari-hari biasa kita disibukkan oleh urusan masing-masing. Seakan waktu yang ada terlalu sedikit untuk sekadar bertutur sapa atau duduk semeja menghabiskan sarapan pagi bersama. Maka, perjalanan adalah saat di mana menyatukan kembali tali hubungan yang hampir renggang.

Kakak Perempuan saya adalah orang yang selalu menggagas sebuah perjalanan untuk kami. Saat dia udah mulai jenuh dengan pekerjaannya sebagai Dosen, maka tiba-tiba dia akan membahas sebuah rencana liburan. Sudah lama kami tidak melakukan perjalanan jauh bersama keluarga. Terakhir, dua tahun lalu ketika Kakak merencanakan sebuah perjalanan ke Malaysia dan Singapura. Selebihnya kami jarang benar-benar melakukan sebuah perjalanan. Kebanyakan sih liburan ke kampung halaman atau yang terdekat adalah kota Malang.

Pempek Farina Surabaya, Memuaskan Kerinduan Warga Surabaya Akan Kuliner Palembang

Pempek Farina Surabaya, Memuaskan Kerinduan Warga Surabaya Akan Kuliner Palembang


pempek farina rungkut surabaya

Pempek Farina Surabaya Memuaskan Kerinduan Warga Surabaya Akan Kuliner Palembang- Kalau ada yang menyebut Pempek, air liur saya langsung menetes kalau kata orang Jawa itu ‘kemecer.’ Saya sendiri termasuk penggemar makanan berkuah dan pedas. Jadi, tidak ada alasan buat saya untuk menolak makan Pempek.


Saya biasanya kalau ingin makan Pempek itu suka nitip sama teman. Kebetulan salah satu sahabat saya semasa kuliah adalah orang asli Palembang. Tiap kali dia mudik pasti saya tidak melewatkan kesempatan untuk makan Pempek. Olahan yang berbahan dasar Ikan Tengiri dan tepung kanji itu sudah berhasil merebut perhatian saya sejak kali pertama memakannya.

Jika sedang kangen makan Pempek dan sahabat saya sedang tidak mudik, saya nggak perlu khawatir lagi karena di Surabaya, kita banyak menemukan penjual Pempek, mulai dari gerobak kaki lima, gerobak keliling, bahkan ada restoran khusus untuk menikmati kuliner asal Palembang ini. Salah satu vendor Pempek yang terkenal di Surabaya adalah Pempek Farina. Rasanya hampir sebagian warga Surabaya mengenal tentang Pempek Farina ini karena beberapa outlet-outletnya sudah tersebar di kawasan Surabaya.

Nah. Kemarin, 24 Januari 2018 saya dapat kesempatan untuk main ke salah satu outlet Pempek Farina yang berada di Jalan Rungkut Asri Barat XII No 13 Surabaya. Bersama beberapa teman blogger lainnya kami diajak untuk kenal lebih jauh tentang Pempek Farina dan tak lupa mencicipi sajian menu dari Pempek Farina.
Behind The Scene swastikha.com

Behind The Scene swastikha.com


Holla,

Yey, tanpa terasa blog kedua saya swastikha.com berusia satu tahun setelah saya melakukan perpanjangan domain di awal bulan Desember kemarin. Ibarat stase perkembangan hidup manusia, blog ini masih seperti anak usia 1 tahun yang tengah aktif-aktifnya. Semoga saja pengasuhnya tidak kelelahan karena harus mengasuh dua anak dengan rentang usia yang berbeda.

Alasan Membuat Blog Kedua:


Belakangan ini saya sedang mengalami fase jenuh menulis blog. Semenjak kotakwarna.com dimonetize, otomatis saya harus menjaga supaya blog tersebut sesuai dengan jalur yang tepat. Tidak seperti dulu ketika saya bebas mengisi blog dengan tulisan apa pun. Hal ini sempat membuat semangat menulis menurun. Pernah sekitar 2 mingguan saya tidak memperbaharui tulisan di kotakwarna.

Akhirnya saya memutuskan untuk membuat blog kedua. Sebuah blog di mana saya bisa lebih santai menulis cerita kehidupan sehari-hari, cerita menye-menye dan catatan perjalanan. Harapan saya blog kedua ini bisa membuat pembaca lebih betah dengan tulisan yang lebih personal. Selain itu ternak blog itu sudah biasa di kalangan para blogger. So, kenapa tidak saya melakukannya juga.

Cerita Pembaca: Bagi Kisahmu Bersama Saya

Cerita Pembaca: Bagi Kisahmu Bersama Saya



Holla,

Sebenarnya sudah lama saya ingin membuka sebuah rubrik khusus di blog yang bisa menampung tulisan orang lain tapi bukan guest posting dari sesama blogger seperti sebelum.

Ide awal ini ketika saya mengikuti program 30 hari menulis surat cinta di twitter di mana nantinya surat yang terbaik akan dipajang di web mereka. Rasanya akan menyenangkan membaca kisah dan surat yang dikirimkan oleh orang lain.

Sesuai dengan visi dari dibuatnya blog ini adalah tempat bagi saya berbagi kisah tentang kehidupan dan catatan perjalanan.  Tidak hanya kisah tentang saya tapi juga kisah dari orang-orang sekitar yang bisa menginspirasi orang lain.
Happy New year

Happy New year



Rasanya sudah bertahun-tahun saya tidak merasakan euforia menunggu detik-detik malam pergantian tahun. Mungkin sekitar 2-4 tahun saya sudah tidak begitu antusias terhadap tahun baru. Semuanya biasa saja, nggak ada yang istimewa.

Kalau dulu, menjelang pergantian tahun saya sudah gelisah ingin merencanakan apa. Bahkan, sengaja tidur siang demi begadang sampai menjelang pukul 12.00. Besoknya bangun kesiangan dengan badan sakit semua.
I'm Thankful For Being Me

I'm Thankful For Being Me


Satu hal yang aku syukuri hingga saat ini adalah Allah memberikanku hati yang kuat. 

"Mbak, pernah nggak sih merasa bersyukur karena dilahirkan sebagai seorang swastikha?"

Itu pertanyaan yang dilontarkan Wulan saat kami membahas soal pengalaman hidup. Mimpi apa ya semalam, kok bisa-bisanya kami membahas obrolan yang begitu serius. Padahal biasanya chat kami ini nggak jauh-jauh dari urusan meratapi masa lajang, film dan memilih buku.

Tulisan kolaborasi Wulan bisa kalian baca di sini: Terima Kasih Tuhan, Saya Wulan Kenanga

Terus terang saya cukup kaget mendengar pertanyaan ini, bahkan terlintas dalam benak saya pun tidak. Pertanyaan ini membuat saya merenung dan menyadari bahwa selama 33 tahun perjalanan hidup, saya tidak pernah melihat apa yang istimewa dari kelahiran seorang Swastikha ini?

Percaya deh, mencari kelebihan dan kekurangan diri sendiri itu susahnya minta ampun. Sama susahnya dengan mengurai benang yang udah kusut. Saya jadi teringat saat kuliah perdana sebagai mahasiswa Psikologi, ketika dosen saya meminta semua mahasiswa untuk melakukan analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats)  terhadap diri sendiri. Hari itu kami dibuat pusing tujuh keliling, tiga puluh menit waktu yang diberikan dosen terasa sebentar. Saya bisa menyelesaikannya walaupun tidak maksimal. Dari situ saya tahu bahwa menganalisa diri sendiri itu bukanlah hal yang mudah.