Memutus Mata Rantai Bullying, Dimulai Dari Keluarga Sendiri

Memutus Mata Rantai Bullying, Dimulai Dari Keluarga Sendiri

Bully


Aku Pernah Jadi Korban Bullying


Bicara soal bullying, ingatanku mundur ke masa-masa duduk di Sekolah Dasar. Aku masih ingat dengan jelas bagaimana beberapa teman-teman sekelas memanggilku robot. Iyes, robot. Setelah mereka tahu ada pacu jantung yang ditanam dalam jantungku.

Yes i know, mereka mungkin nggak ngerti apa pacu jantung itu. Apalagi ortuku saat itu hanya menjelaskan bahwa dalam tubuhku ada baterai. Itulah kenapa sebabnya mereka berpikir aku salah seorang robot.

Ejekan itu berlangsung lama kayaknya sampai aku kelas 6. Waktu itu aku mah cuek aja, masih bertingkah seperti anak-anak yang biasa saja. Kadang kalau mereka sudah kelewatan akunya pasti marah.

Pentingnya Menjalin Silaturahmi Tidak Hanya di Hari Lebaran

Pentingnya Menjalin Silaturahmi Tidak Hanya di Hari Lebaran

lebaran
Dokumen Pribadi


Holla,

Salah satu keuntungan ikut sebuah komunitas blogger itu adalah  ketika kamu kehabisan ide buat ngeblog, mereka akan membantumu untuk mendapatkan ide dengan senang hati.  Ide kali ini datang dari Ike Yuliastuti yaitu Cerita Tentang Lebaran.

Oke. Postingan ini tidak akan berisi 100% cerita tentang lebaran tapi lebih pada nilai yang ada dalam lebaran.

Enjoy

Di antara tiga bersaudara, akulah yang mempunyai banyak kemiripan terutama dalam hubungan sosial. Aku suka menjalin pertemanan dengan orang-orang baru, hadir dalam acara-acara yang melibatkan banyak orang dan doyan ngobrol.

Aku akui, salah satu kelebihan dari Papi adalah mudah bergaul dan banyak teman. Selain itu, Papi bukanlah orang yang mudah memutuskan hubungan walaupun pernah tersakiti.

5 Hal yang Dirindukan Dari Bulan Ramadhan

5 Hal yang Dirindukan Dari Bulan Ramadhan



Holla,

Gimana kalian semua punya kabar? Masih tetap sehat dan semangat buat menjalankan ibadah puasa, kan? Harus dong, Ya.

Nggak kerasa perjalanan ibadah Ramadhan ini sudah berjalan hampir setengah bulan. Kayaknya baru aja Ramadhan datang dan sekarang sudah bersiap-siap mau meninggalkan kita. Emang sih senang banget bakal merayakan Hari Kemenangan alias Idul Fitri. Tapi tetap saja saya merasa ada yang hilang.

Sebagai seorang umat muslim tentu saya merindukan bulan Ramadhan. Selain, karena ini kesempatan saya untuk lebih banyak mendekatkan diri dengan Allah SWT, Ramadhan menjadi bulan paling istimewa di antara sebelas bulan lainnya.

Memang apa sih istimewanya Ramadhan?

Di Bulan Suci yang penuh Rahmat ini, segala ibadah yang kita lakukan dijanjikan pahala yang berlipat-lipat oleh Allah dan istimewanya lagi ibadah puasa yang kita jalani akan langsung dinilai oleh Allah sendiri tanpa perantara.  Saking istimewanya. Semua orang berlomba-lomba untuk lebih dekat sama Allah dan juga menabung pahala untuk bekal di akhirat kelak.

Siapa coba yang nggak rindu sama Ramadhan?


Selain sebagai momentum untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pecipta.  Pada bulan suci Ramadhan ini ada hal-hal khusus yang jarang ada pada bulan-bulan selain Ramadhan. Terkadang hal itu membuat saya merindukan kehadiran Ramadhan.

Hm...Apa saja ya kira-kira?

1. Kebersamaan Di Meja Makan


Pada bulan Ramadhan, meja makan yang di hari-hari biasanya selalu sepi. Kini selalu ramai menjelang buka puasa. Kakak perempuan saya yang tinggal jauh dari rumah selalu menyempatkan waktu untuk berbuka puasa di rumah. Kami duduk bersama dengan guyup menikmati sajian buka puasa yang sederhana. Lengkap dengan obrolan tentang pekerjaan, situasi politik dan kadang banyolan garing yang membuat kami tergelak.

Ah, membayangkan ketika Ramadhan pergi, saya jadi sedih. Meja makan ini akan kembali sepi. Hanya ada segelintir orang yang sibuk menikmati makanannya tanpa saling bicara dan kembali masuk ke kamar mengerjakan hal yang lan.


2. Silaturahmi


Saat Ramadhan datang, undangan untuk berbuka puasa bersama berdatangan tanpa henti. Entah bersama keluarga, kerabat, teman, sanak-famili, rekan kerja. Pokoknya ada saja waktu berkumpul bersama sambil menikmati hidangan buka puasa.

Bukannya tak bisa bersilaturahmi di luar bulan Ramadhan. Hanya saja ada saja pekerjaan yang membuat kita tidak bisa saling mengunjungi. Entah kenapa saat Ramadhan kita seakan mempunyai kebutuhan untuk bertemu orang lain. Selalu ada waktu untuk berkumpul bersama ketika Ramadhan.


3. Menjamurnya Penjual Sajian Berbuka Puasa


Di luar bulan Ramadhan memang banyak yang berjualan di pinggir jalan menjajakan aneka panganan. Tapi begitu Ramadhan datang, penjual sajian berbuka puasa dadakan akan semakin bertambah. Jualannya pun lebih bervariatif, 

Ada saja panganan unik yang hanya ditemukan saat Ramadhan. Semacam menciptakan tren baru. nggak hanya di pinggir jalan sih. Resto, cafe dan hotel-hotel pun berlomba-lomba membuat sajian buka puasa yang luar biasa.

Menyenangkan sekali melihat di pinggir jalan mereka dengan semangat berjualan. Seeperti momentum Ramadhan ini meningkatkan kegigihan mereka dalam mencari rizki dan lebih bahagia adalah geliat perekonomian yang meningkat.


4. Malam-Malam yang Ramai


Satu hal yang saya rindukan dari bulan Ramadhan adalah malam-malam yang ramai. Suara-suara orang mengaji membuat suasana malam terasa syahdu, Ya, walaupun sesekali terdengar gelegar suara petasan menggema di langit. Tetap saja terasa berbeda dengan malam-malam di luar Ramadhan.

Menjelang sepuluh malam terakhir, malam yang sunyi akan lebih ramai dengan orang-orang yang mengunjungi masjid untuk Iktikaf di masjid. Orang-orang memakmurkan masjid dengan shalat malam, bertasbih, mengaji hingga menjelang Shubuh.

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun ikut serta meramaikan malam dengan celotehannya yang lucu.

Kalau di kampung, akan ada sekelompok anak yang berkeliling sambil memukul barang bekas untuk membangunkan orang-orang dengan teriakan 'sahurnya' yang khas..


5. Semangat Berbagi dengan Sesama


Bulan Suci Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk berbagi dengan sesama. Lihat saja berapa banyak dari kita yang menyisihkan sebagian rizkinya untuk memberikan paket buka puasa untuk orang-orang di jalan. 

Belum lagi undangan buka puasa bersama kaum dhuafa seakan meleburkan dinding penghubung. Semua duduk bersama tanpa memandang gelar, tahta larut dalam menikmati sajian berbuka puasa.


Ah, kehadiran Ramadhan selalu dirindukan.


Salam,


8 Hal ini Wajib Kamu Persiapkan Saat Berangkat Umroh

8 Hal ini Wajib Kamu Persiapkan Saat Berangkat Umroh






8 Hal ini Wajib Kamu Persiapkan Saat Berangkat Umroh


"Mbak, Umroh bawa apa aja ya?"

 

Berawal dari sebuah pertanyaan seorang teman yang tengah bingung mempersiapkan barang bawaan untuk umroh. Dari hasil obrolan kami, saya kemudian berpikir kenapa nggak saya posting di blog saja. Siapa tahu banyak mmembantu yang lainnya.

Berhubung umroh itu perjalanan yang istimewa karena akan berkunjung ke rumah Allah. Ya harus banget untuk dipersiapkan dengan baik supaya ibadah dan perjalanannya lancar.

Masalah terbesar saat mau bepergian adalah packing. Ada aja yang harus ditata dan dibongkar berulang-ulang. Sampai capek harus buka-tutup lemari. Yah, namanya aja wanita suka galau. Pergi 9 hari udah kayak mau kabur sebulan. Apalagi dikasih koper yang segede gaban. Kalau bisa semua isi lemari mau dimasukin.

Galau ngisi koper sampai berhari-hari. Udah selesai, eh Mami kasih masukan ini itu. Jadinya, buka koper lagi deh. Sampai menjelang H-1, akhirnya koper digembok dan kuncinya dimasukin tas. Beres dah.

Hmm. Kalau ditanya apa saja yang harus dibawa?

Tergantung kebutuhan dan karakter invidunya sih. Relatif gitulah maksudnya. Nggak ada panutan yang baku. Jadi, nggak usah pakai bingung yak! Saya kasih bocoran deh apa aja yang dibawa kalau mau umroh.

1. Pakaian


Karena perjalanan umroh itu cukup lama. Kamu harus menyiapkan pakaian yang nyaman selama berada di sana. Supaya ibadah dan perjalanannya lancar.

Saya membawa sekitar 5 gamis berbahan kaos. Banyak ya kelihatannya? Tapi percayalah, gamis itu adalah pakaian paling nyaman saat di tanah suci. Gerak kita juga jadi bebas. Bahkan, kain seragam yang saya dapat dijahit menjadi gamis. Juaralah pokoknya baju yang satu ini.

Kalau pengin terlihat agak modis. Kamu bisa memadukannya sama cardigan atau outer yang lagi ngehits.

Selain gamis, tentu bawa pakaian dalam. Saya termasuk orang yang risih, jadi porsi untuk pakaian dalam cukup banyak. Jangan lupa legging yak. Buat dalaman gamis. Biar nggak nerawang saat dikenakan. Terus, pakai dalaman jilbab yang ringan-ringan aja. Biar nggak pusing. Pokoknya buat dirimu senyaman mungkin ya.

Tak lupa daster dong. Daster bisa jadi baju darurat di saat kamu terlambat bangun dan harus buru-buru ke masjid. Pakai legging, jilbab panjang. Wuss, meluncur ke masjid.

Masukkan 2 hanger ya. Untuk menjemur pakaian. Kalau kamu hanya bawa baju terbatas.

2. Peralatan Sholat


Untuk peralatan sholat, saya hanya membawa jilbab yang panjang-panjang sampai bawah dada. Iyes, cari simpel dan bisa dipadukan sama gamis. Jadi, pas jalan-jalan dan masuk waktu sholat nggak ribet.

Nggak bawa mukena?

Bawa dong tapi cuman atasanmya aja. Biar praktis dan nggak terlalu makan tempat di koper. Kan, kalau agak kosong kopernya bisa buat bawa onta arab.

Untuk sajadah, bawa aja yang ukuran kecil. Kadang nggak kepakai soalnya dalam masjid penuh karpet. Eh, kadang bau kaki juga sih.

Untuk Al Qur'an bawa aja yang kecil. Biar bisa dibawa kemana-mana. Bisa dibaca juga pas di dalam pesawat. Dan, sekarang di hp juga ada aplikasi Al Qur'an yang bisa kamu unduh. Atau kamu juga bisa beli di pelataran masjid. Banyak yang jual. Bagus-bagus deh.

3. Obat-obatan


Kalau kamu punya riwayat sakit tertentu. Ada baiknya kamu bawa obat-obatan dari rumah. Kamu bisa meminta rekomendasi dari dokter. Jangan lupa bawa ya duplikat resepnya, soalnya regulasi obat-obatan tiap negara berbeda.

Obat yang wajib kamu bawa seperti: obat flu, paracetamol, obat pusing, obat maag, obat mencret dan obat batuk. Kamu juga bisa bawa suplemen vitamin. Soalnya suhu di sana agak ekstrim.

Bawa juga vaseline ya. Biar kakinya nggak pecah-pecah. Bawa minyak kayu putih juga boleh, koyo, dll. Sesuai kebutuhan aja.

Jangan lupa juga untuk bawa masker dan botol spray kosong. Biar nggak kepanasan dan muka selalu segar. Isi botolmu dengan air zamzam. Kapan lagi coba perawatan wajah pakai air suci.

4. Peralatan Mandi


Di hotel sudah disediakan peralatan mandi tapi nggak ada salahnya kalau kamu mau bawa sendiri. Handuknya ukutan kecil aja, sikat gigi, odol, shampo dan sabun cair. Bawa secukupnya ya.

Jangan lupa bawa sandal jepit. Buat ke masjid dan masukkan tas kresek juga. Tas kresek membantu banget.

5. Uang Riyal


Kemarin ada yang tanya, "bawa uang riyal berapa?"

Bawa aja secukupnya nggak usah banyak-banyak. Kalau kurang di sana ada tempat penukaran uang dan beberapa toko menerima uang indonesia kok. Plis, kalau belanja jangan selalu hitung pakai kurs Indo. Bisa sakit hati

Ingat. Umroh bukan buat belanja. Fokus sama ibadah ya. Jalan-jalan mah bonus aja.


Baca juga:

Ramadhan di Baitullah

Pengalaman Umroh yang Tidak Terlupakan 

6. Makanan


Pas musim haji, tahu sendiri, kan. Di televisi banyak jamaah yang ketahuan bawa macam-macam barang nggak penting begitu juga kopernya penuh makanan.

Selama beberapa kali umroh, belum pernah saya bawa makanan dari Indonesia. Alasannya berat, Boss.

Alhamdulillah, selama di sana masih bisa ngerasain yang namanya sambel terasi, tempe, sayur asem. Soalnya, agen perjalanan yang saya pakai menggunakan katering orang indo. Walaupun sih kadang cuman untuk makan siang dan malam. Setidaknya nggak kangen banget sama masakan Indonesia.

Jangan khawatir deh soal makanan.

7. Kamera apa ponsel?


Bawa aja ponsel. Biar aman dan lagian kadang suka digeledah sama askar apalagi dibagian perempuan. Ketahuan bawa barang nggak jelas ke masjid disita. Apalagi di area Ka'bbah suka diobrak sama askar.

Dulu, di Madinah penggunaan ponsel berkamera dilarang. Terakhir saya ke sana udah boleh. Yang dilarang bawa kamera.


8. Kartu Telepon Indo atau kartu telepon lokal arab?


Saya sih menyarakan mending pakai kartu lokal arab. Selain lebih murah buat telepon ke Indonesia. Juga bisa buat saling telepon sama pembimbing di sana.

Harga perdana sekitaran 100-150 rb untuk 20 Real. Saya memakai selama 7 hari dan masih ada sisa. Kalau kamu pakai ekstra internet pulsanya sekitar 15 Riyal doang.

Dan, dari segala macam barang bawaan di atas. Yang paling penting ketika kamu berangkat umroh adalah hati dan fisik. Ada baiknya sebelum berangkat banyak berdoa dan jalan pagi. Biar nggak drop pas udah sampai sana.

Nah, 8 Hal ini wajib kamu persiapkan saat berangkat umroh. 
Selamat berjumpa sama di rumah Allah


Tabik,
Menulis Naskah Drama Untuk Ujian Praktik Sekolah

Menulis Naskah Drama Untuk Ujian Praktik Sekolah



Bicara tentang kreativitas. Aku pernah dalam tahapan menganggap diriku tidak berbakat dalam bidang apapun. Keahlian menggambarku sama buruknya dengan tulisan tangan. Urusan jahit-menjahit aku memilih untuk terampil memasang benang apalagi menghasilkan suatu kerajinan. Intinya aku nggak bakat dalam bidang seni yang membutuhkan keahlian tangan.

Satu hal yang kusukai. Menulis.

Aku tidak tahu pasti kapan kegemaranku menulis itu dimulai. Yang pasti aku lebih suka membaca buku ketimbang menulis.

Aku cuman ingat bahwa aku punya sebuah buku diary bergembok. Berisi kisah cinta ala anak Sekolah Dasar selebihnya buku catatan biasa, isinya biodata teman-teman sekolah.

Menulis diary bisa jadi pemicu awal dari kesukaanku dalam menulis. Aku jadi terbiasa menggoreskan pena untuk menuliskan kegiatan sehari-sehari.
Kisah Gaji Pertamaku

Kisah Gaji Pertamaku



Kupikir saat lulus kuliah akan dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan. Kayaknya bukan cuman aku saja yang merasa seperti ini. Semua orang yang melanjutkan pendidikan hingga Perguruan Tinggi mempunya harapan yang sama yaitu pekerjaan dengan gaji yang mentereng.

Sayangnya, hidup tak seindah drama korea. Saat kamu sudah lulus kuliah tidak ada jaminan akan segera mendapat pekerjaan. Sekali lagi itu tergantung keberuntunganmu. Ada yang cepat mendapatkan pekerjaan dan sebagian lagi harus mencoba berulang-ulang sampai akhirnya memegang status pengangguran.

Aku salah satunya.

Seusai lulus kuliah aku menganggur. Tak punya tujuan. Entah lesap kemana idealisme yang membara saat kuliah. Aku malas melamar kemana-mana.

Aku mencoba peruntungan untuk mengikuti ujian masuk S2, namun nasib lagi-lagi memilih jalan yang lain. Aku gagal hingga kedua kali. Kesel tapi mau gimana lagi. S2 bukan jalan hidupku.

Agar tak terlihat menyedihkan. Ibu memasukkanku ke lembaga kursus bahasa Inggris. Kata Ibu, hitung-hitung untuk memperbaruli kemampuan bahasa Inggris. Kursus selama 2 tahun membuatku lebih percaya diri.

Seakan mengerti doaku. Allah mengirimkan sebuah pekerjaan. Lewat salah satu sanak famili akhirnya aku resmi bekerja. Sebagai Guru TK.

Jangan pernah deh kamu bayangkan kalau gaji seorang Guru itu besar. Sertifikasi dan segala macam tunjangan dari pemerintah harus diperjuangkan dengan susah payah.

Aku ingat saat Kepala Yayasan memberiku sebuah amplop. Aku sempat menebak-nebak berapa jumlahnya. Hari itu dengan penuh penasaran aku merobek amplop itu dengan hati-hati. Dan, apa yang kubayangkan tak sesuai kenyataan. Gaji pertamaku senilai Seratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah.

Sempat terbersit rasa kecewa tapai kemudian lekas mengucapkan syukur atas pemberian ini. Aku membeli sebuah tas dengan gaji pertamaku. Rasanya menyenangkan karena pada akhirnya aku punya uang sendiri.

Gajiku mengalami kenaikan setelah 3 tahun bekerja. Itu juga nggak banyak, kalau nggak salah ingat sebesar Dua Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah. Kenaikan gaji itu membuatku senang.

Gaji terakhirku sebelum pada akhirnya mengundurkan diri adalah sebesar Enam Ratus Ribu Rupiah dengan masa kerja 6 tahun.

Baca juga: When i'm out of comfort zone and how i deal with it

Mungkin buat kalian nominal gaji itu kecil tapi buatku nilai itu cukup besar. Entah kenapa rasanya cukup banget. Ya, mungkin tidak ada yang bisa mengalahkan logika Matematika Allah. Buatku ketika kita bersyukur, nilai uang sebanyak/sekecil apapun rasanya beda.

Aku pernah mengalami kegamangan saat ingin berhenti bekerja. Terbiasa mempunyai penghasilan tetap tiap bulan membuatku berat untuk meninggalkan pekerjaan ini. Tapi Allah itu adil. DIA menggantikan nominal gaji yang kuperoleh lebih besar daripada saat aku bekerja dulu.

See, jangan takut deh rejekimu akan tertukar dengan orang lain.


Salam,


Perjalanan Hidup

Perjalanan Hidup




Sebuah pesan singkat melalui sebuah aplikasi media sosial datang kepadaku sore itu. Sebuah teman yang kukenal dari media sosial dan sudah lama dia tidak menghubungiku. Dia bisa dibilang salah satu penggemar blog. Terkadang dia bahkan memesan sebuah tulisan dengan tema tertentu.

"Mbak, bisa bikinkan tulisan tentang motivasi,"  ujarnya dalam pesan singkat hari itu.

Aku terkekeh. Bocah ini ngilangnya lama. Giliran datang, eh tiba-tiba udah pesan tulisan yang rada berat begini. Aku tak langsung mengiyakan pesanannya saat itu. Hanya menulis Insha Allah.

Dua hari berikutnya, dia kembali mengirimiku sebuah pesan. Menanyakan kapan aku akan menulis permintaannya. Untung aja dia berada nun jauh di sana. Kalau dekat mungkin udah aku jitak. Dia pikir menulis itu mudah kali ya. Kebetulan juga saat itu saya tengah liburan ke luar kota dan sedang tidak ingin menulis apapun.

"Tulisan motivasi macam apa sih yang kamu minta?" respon yang kuberikan saat itu


"Pokoknya motivasi menjalani hidup biar nggak buntu, Mbak."


Hmmm, baiklah. Hari ini aku mau menyanggupi tulisan yang dia minta. Hei, Kamu. Baca ya sampai selesai.