Renovasi Rumah di Masa Pandemi

renovasi rumah saat pandemi, renovasi rumah, membangun rumah

Drama Renovasi Rumah Di Masa Pandemi


Berawal tetangga sebelah yang melakukan pembangunan rumah baru, ternyata berdampak ke rumah saya. Kakak cerita, kalau dinding kamarnya bergelembung kayak cacar air. Ortu sih cuek aja kirain itu hanya persoalan biasa, eh ternyata, semakin hari makin parah. Gelembung di dinding makin banyak dan kalau ditusuk mengeluarkan air. Hampir 16 tahun tinggal di rumah ini, belum pernah mengalami permasalahan serupa.

Tidak hanya kamar kakak, dinding kamar saya juga mulai mengalami masalah gelembung, bedanya jika ditusuk tidak mengeluarkan air. Tidak hanya itu, beberapa dinding kamar dan atap mengalami keretakan yang lumayan. Kayaknya sih ini efek dari jack hammer, ketika mereka membangun pondasi. Suaranya keras banget, sampai kami merasa terganggu.

Akhirnya, papa protes sama tetangga sebelah tentang permasalahan rumah. Mereka mengirim orang untuk mengecek kondisi rumah. Terjadilah kesepakatan bahwa biaya untuk tukang keramik kamar ibu dan tukang cat, ditanggung mereka, sedangkan materialnya beli sendiri.

Terus kenapa ongkos keramik buat dua kamar nggak dihitung juga? Bapak terlanjur setuju sama harga tukang dan nggak bilang sama tetangga sebelah. Ya sudahlah,


Drama Renovasi Rumah



Niat awal, kamar saya hanya cat ulang dan pasang keramik, tapi Ibu bilang untuk ganti plafon saja karena memang ada banyak area yang akan diganti plafonnya, dapur, ruang makan dan garasi dalam, kamar mbak dan tentunya kamar saya.

Sembari menunggu tukang plafon, kakak iseng-iseng naik ke atas. Hasilnya, ada banyak sarang rayap di rumah. Err, akhirnya plafon ruang tengah dijebol deh karena masih ada sisa, Bapak memutuskan untuk menjebol plafon dua kamar mandi. Ternyata, banyak rayap, rumahnya sampai besar sekali. Hii karena nggak mau kecolongan lagi, akhirnya garasi, kamar pembantu dan 2 kamar atas ikut di jebol juga. Rupanya pasukan rayap sudah mengepung rumah kami.


Artikel Terkait: 


Yang tadinya hanya ingin renovasi kamar, malah merembet kemana-mana. Biaya pun ikut membengkak karena kejadian rayap ini. Kata Ortu, hitung-hitung sekalian saja deh apa yang perlu diperbaiki, ya diperbaiki sekarang. Biar kedepannya enak. Rumah ini memang sudah lama tidak dilakukan perawatan. Mangkanya, sama Allah dikasih masalah kamar biar pada tahu bahwa di atap sana banyak rayap.

Sebenarnya kami rada parno juga renovasi di tengah pandemi, memasukkan orang baru ke dalam rumah bukan perkara mudah apalagi anggota keluarga ada yang punya penyakit bawaan. Ya kita ikhtiar saja sambil berdoa dan tetap menjaga jarak dan kebersihan selama renovasi.

Hampir setiap hari nggak lepas dari masker, apalagi punya riwayat asma, sensi sama hal-hal berdebu. Belum lagi kulit wajah yang rewel karena pakai masker terus. Disyukuri saja.

Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan Saat Membangun Rumah


Pengalaman renovasi rumah kali ini memberikan banyak pelajaran bahwa membangun rumah itu tidak mudah. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan sehingga rumah bisa lebih kokoh dan jauh dari kejadian yang dialami seperti ini.

  • Jika ingin membangun rumah, pilih bahan kayu yang berkualitas seperti jati, bengkirai, dll yang memang sifatnya keras sehingga tidak disukai rayap. Jadi, dari pengalaman rayap ini, kami jadi tahu bahwa dulu saat membeli kayu untuk membangun rumah rupanya si pedagang nakal, mencampur kayu pesanan kami dengan kayu jelek. Dan, tidak ada yang memeriksa kualitas kayu sebelum dipasang.
  • Pengalaman dinding kamar yang rusak, memberikan sebuah pembelajaran bahwa ada baiknya semua tembok yang bersebelahan dengan tetangga ada baiknya di keramik. Kita tidak pernah tahu kualitas tembok tetangga atau ada bangungan apa di sebelahnya. Sehingga tidak merembes ke rumah. Kalau kasus saya, tetangga membangun kolam renang yang letaknya bersebelahan dengan kamar, ditambah masalah pembuangan air tetangga belakang. Lengkap deh.
  • Pilih bahan yang berkualitas, memang mahal di awal, tapi mempermudah perawatan. Seperti contoh pemilihan cat dinding. Hampir 100% cat dinding di rumah menggunakan cat berkualitas tinggi, harganya memang lebih mahal. Namun, daya tahannya bisa diadu. Warna tetap mengkilap meski sudah puluhan tahun.
  • Ijin Sama Tetangga Sebelah Kalau Mau Bangun Rumah. Jangan hanya ijin sama perangkat RT/RW, saat akan membangun rumah ada baiknya berkunjung dulu ke tetangga sebelah kanan, kiri, belakang. Meminta ijin bahwa akan melakukan pembangunan sekaligus meminta maaf jika nanti kenyamanannya terganggu. dan apabila pembangunan yang kita lakukan berdampak pada tetangga, siapkan juga kompensasi. 
Nah, itulah pengalaman saya renovasi rumah di saat pandemi. Tetap jaga jarak, jaga kesehatan dengan pakai masker dan cuci tangan lebih sering. Sekarang, sudah nggak penasaran, kan? Saya jarang muncul di medsos.


Salam,

0 Comments

Posting Komentar