5 Langkah Supaya Hidup Bahagia

5 Langkah Supaya Hidup Bahagia

woman, hidup bahagia, wanita tertawa bahagia


Sebagai manusia, rasanya manusiawi kalau saya ada kalanya diliputi rasa iri, sedih, marah atau bahkan cemburu atas keberhasilan orang lain. Gimana dong, kita kan dibekali otak oleh Sang Maha Pencipta, Allah SWT yang menjadi pusat pengatur, emosi dan fisik.

So selama kita masih hidup. Wajarlah kalau yang namanya manusia itu emosinya naik turun. Kecuali, ada permasalahan di bagian amigdalamu, yang menyebabkan kamu tidak bisa merasakan emosi alias datar aja. Ya kali, hidupmu lempeng aja gitu

Sampai ada istilah. Rumput tetangga emang lebih hijau.

Bisa dibilang itu semacam pengejawantahan dari rumitnya emosi kita.

Saya pernah dong merasa gimana gitu ketika salah satu rekan seprofesi yang cerita bahwa dia baru saja deal dengan sebuah brand yang tarifnya lumayan. Sebagai manusia biasa, pasti dong terbersit rasa iri, kadang berbaur sama denial yang merasa bahwa konten saya lebih baik dari dia.

Nangis nggak jelas sampai dada terasa sesak. I do.

Belum lagi mengeluh soal hal-hal yang kadang sepele. Membuat hidup terasa berat padahal sebenarnya yang bikin ruwet ya kamu juga.

Complicated ya jadi manusia.

Dulu, hidup saya kayak gitu. Rasanya semua orang di luar sana tampak lebih bahagia dan saya satu-satunya orang paling menderita karena dikasih Allah cobaan cukup berat. Hidup saya bertahun-tahun suram, seakan nggak ada gairah untuk hidup.

Sampai pada suatu titik.

Bahwa apa yang terjadi pada diri Saya itu adalah Kehendak Tuhan yang tidak bisa ditolak. Perlahan saya belajar menerima dan menanamkan pada diri bahwa kekurangan yang saya miliki adalah bagian dari diri yang harus disyukuri.

Lambat laun saya belajar bahwa sebenarnya bahagia itu sederhana. Tidak sesulit yang dibayangkan karena semua itu kembali pada diri kita sendiri. Apakah kadar bahagia itu sudah cukup atau tidak?

Tanyakan saja pada dirimu.

Lalu apa yang saya lakukan untuk selalu hidup bahagia? 5 Hal ini mungkin bisa membantumu untuk Hidup Bahagia.

Bersyukur


Salah satu cara mengerem hawa nafsu yang tidak berkesudahan adalah bersyukur. Dengan memiliki rasa syukur, kita akan belajar bahwa sebenarnya banyak nikmat yang sudah kita peroleh dari Tuhan Sang Maha Pencipta. Saking banyaknya sampai tak terhingga.

Saat merasa tidak beruntung, berterima kasihlah pada Tuhan karena telah menjadikan kita makhluk paling sempurna di antara makhluk ciptaanNya yang lain. Rasa Syukur membantu kita untuk selalu merasa cukup dan tidak kekurangan.


Berhenti Membandingkan Dengan Orang Lain


Salah satu hal memunculkan rasa iri adalah karena kamu sibuk membandingkan diri dengan orang lain. Sibuk mencari kekurangan diri sendiri yang ujung-ujungnya bikin stress dan mulai sibuk meratapi kelamnya hidup.

Kalau kamu ingin bahagia, berhentilah membandingkan dirimu dengan orang lain. Sebab, apa yang menurutmu itu berkilau belum tentu seindah kenyataan.

Semua orang punya takdirnya sendiri. Jadi, berhentilah membandingkan dirimu dengan si A, B dan C


Mencintai Diri Sendiri


Love yourself

Mencintai diri sendiri tidak sama dengan narsis.

Mencintai diri sendiri berarti kamu menerima dirimu seutuhnya, lengkap dengan kekurangan dan kelebihan. Lalu, kemudian mencari tahu bagaimana menggunakan kelebihan yang kamu punya untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

Masalahnya, kamu seringkali lebih sibuk mencari-cari kekurangan yang ada dalam diri. Sehingga lupa bahwa ada hal baik yang juga melekat dalam diri. Sehingga membuat kamu lupa untuk mencintai diri sendiri.

Mulai sekarang, berterima kasihlah kepada dirimu sendiri. Lalu, temukan harta karun yang mungkin terkubur di sana untuk dipoles menjadi mutiara yang cantik.

Percayalah, semua orang itu unik.


Ubah Sudut Pandang


Merasa pelik dengan masalah yang kamu hadapi. Sehingga kamu merasa bahwa hidupmu berantakan, menderita. Mungkin, saatnya kamu mengubah sudut pandang.

Mengubah sudut pandang akan membantu melihat masalah dari perspektif yang berbeda. Sehingga kamu bisa menemukan sesuatu yang positif dari masalah yang kamu hadapi.

Dan, akhirnya kamu menyadari bahwa pada setiap masalah itu akan ada jalan keluar. Bahkan, kadang tidak terduga.

Berhenti Membayangkan yang Belum Terjadi


Saya pernah bertanya pada seorang teman tentang rahasia kenapa dia selalu terlihat bahagia.
“Berhenti membayangkan masa depan yang belum terjadi.”
Kebanyakan dari kita sudah sibuk membayangkan masa depan yang belum terjadi. Salah? Nggak sih, namun ketika kita hanya fokus pada masa depan, kamu lupa dengan apa yang kamu kerjakan di masa kini. Pada akhirnya akan membuatmu kelelahan.

Memikirkan masa depan itu boleh saja asal tidak kemudian membuatmu lupa akan kehidupanmu di masa sekarang.

Namanya kehidupan pasti akan ada masanya naik dan turun. Pintar-pintar kita saja mengelola hati dan pikiran supaya punya alasan untuk selalu bahagia. Dan, saya masih harus banyak belajar juga.
Mengikuti Kelas Menulis Fiksi Bersama Windry Ramadhina

Mengikuti Kelas Menulis Fiksi Bersama Windry Ramadhina


Kelas fiksi bersama windry ramdhina


Tiga minggu menjelang puasa Ramadan, Wulan mengirimi saya pesan bahwa Windry Ramadhina, salah satu novelis Indonesia yang bukunya laris itu membuka kelas untuk menulis fiksi.

Wulan yang notabene menjadi penggemar Windry tentu nggak akan membuang kesempatan yang satu ini. Bisa dibilang, Ia menjadikan Windry adalah panutannya. Selain pintar menulis, Windry adalah seseorang yang multitalenta. Patutlah kalau Wulan menjadikannya tauladan.

Tidak seperti Wulan yang masih berkutat dengan urusan fiksi, saya malah merasa makin menjauh. Bahkan, ada banyak tumpukan novel baru yang belum terbaca. Seakan-akan saya melupakan kegemaran lama, menulis fiksi. Hal ini membuat saya kembali tergoda untuk bersentuhan dengan tokoh rekaan.

Saya memutuskan untuk mendaftar kelas menulis tersebut.

Oh iya, kelas yang saya ikuti ini bukan cara menulis novel atau draft pertama. Melainkan hanya kelas pembuatan tokoh karakter. Bagi saya ini penting, sebab selama ini saya sering merasa kesulitan menciptakan karakter tokoh yang kuat.

Di kelas menulis ini, Windry benar-benar memandu kami bagaimana menciptakan karakter dari nol.


Observasi


Tugas pertama kami adalah melakukan pengamatan. Tugas ini mengingatkan saya akan waktu kuliah. Saat itu kami mengambil mata kuliah Observasi. Saya diminta untuk mengamati tingkah orang di stasiun kereta api lalu membuat laporan mengenai tingkah pola orang yang menunggu kereta datang/pergi.

Tugas dari Windry nggak jauh beda dari tugas jaman kuliah. Bedanya, saya diminta hanya mengamati satu orang saja yang menarik perhatian. Bagi saya itu tidak mudah,

Saya dan Wulan memilih mengerjakan tugas pertama bersama-sama. Kami pergi ke sebuah pusat perbelanjaan di Surabaya. Sambil memesan makanan, diam-diam kami mengamati, mencari sosok yang kiranya tepat untuk diamati. Udah berasa kayak detekfif.

Setelah selesai dengan tugas pengamatan di keramaian. Saya melanjutkan tugas lainnya yaitu mengamati seseorang yang sudah kita kenal. Buat saya tugas ini lebih mudah sebab hampir setiap hari berinteraksi.

Menciptakan Tokoh Utama Novel


Minggu ini, tugas yang diberikan oleh Windry mulai masuk ke inti. Saya diminta untuk membuat satu orang karakter yang nantinya akan dikembangkan menjadi tokoh utama dari cerita yang saya buat.

Vakum dari dunia fiksi ini membuat saya sedikit kewalahan mengerjakan tugas ini. Rasanya kayak hambar dan bingung harus mengerjakan apa terlebih dahulu. Padahal, dulu menciptakan karakter itu mudah banget loh. Bahkan sering dapat ide dari mimpi.

Materi udah mau dapat 3 hari, aku belum juga punya gambaran ingin karakter utama seperti apa. Bolak-balik main ke pinterest untuk mencari-cari tokoh yang tepat. Tetap saja belum ada gambaran.

Saya curhat sama Wulan. Dia menyuruh Saya membaca novel. Hmm. Baiklah. Kebetulan ada beberapa novel yang belum sempat terbaca.

Alhamdulilah, selesai membaca. Rasanya saya sudah mulai menemukan titik temu akan seperti siapa calon tokoh utama tersebut.

Dari hasil pembahasan dengan Windry. Semua sudah oke kecuali tentang pakaian. Saya belum menjabarkar, karakter saya suka mengenakan pakaian apa untuk sehari-hari, kerja, pacaran. Oh baiklah.

Saya mulai menyukai petualangan ini.

Kelas fiksi ini baru berjalan dua kali. Minggu depan saya akan belajar lebih banyak tentang pengembangan karakter sampai dia siap untuk diberi sebuah jalan cerita.

Buat saya menjadi seorang penulis itu seperti sutradara yang menciptakan cerita untuk sebuah tokoh yang kita ciptakan.

Semoga setelah mengikuti kelas ini, saya menjadi lebih semangat lagi menulis fiksi.

Salam,
Serundeng Bandeng dan Terasi Bubuk Premium Bunda Sugi, Teman Perjalanan yang Praktis

Serundeng Bandeng dan Terasi Bubuk Premium Bunda Sugi, Teman Perjalanan yang Praktis


serundeng dan terasi bubuk bunda sugi


Perjalanan Seringkali Membuat Rindu Akan Masakan Rumah.



Beberapa kali melakukan perjalanan keluar negeri membuat saya sering rindu masakan Indonesia. Padahal lidah saya termasuk fleksibel dan mudah beradaptasi dengan jenis makanan dari beberapa negara. Hanya saja, makanan Indonesia mengambil banyak tempat di hati saya.

Hal ini yang membuat saya mudah rindu dengan nikmatnya Sayur Asam, Nasi Padang atau bahkan Botok Tahu Tempe yang pedas. Membuat saya sedikit galau saat bepergian ke luar negeri.

Saya pernah mengalami masalah dengan makanan saat melakukan perjalanan umroh 3 tahun lalu. Padahal resto di hotel tempat saya menginap menyediakan menu makanan Indonesia tapi untuk rasanya kayak sudah bercampur dengan rempah Arab. berasa nggak otentik Indonesia. Saat itu cukup menyiksa, saya menjadi rindu masakan tempe goreng yang hanya dicolek pakai sambal terasi.

Hal lain yang cukup mengganggu selera makan adalah ketika sakit. Rasanya makanan apapun tidak pas di lidah. Biasanya sih saya lebih suka makan ‘keringan’ alias nasi panas dan serundeng. Udah gitu aja, cukup membantu mengembalikan selera makan yang sempat hilang.
Baca juga:Kemudahan Bisnis Kuliner Jaman Now


Serundeng Bandeng dan Terasi Bubuk Premium Bunda Sugi, Teman Perjalanan yang Praktis.


Nah, buat kalian yang sedang/ akan melakukan perjalanan jauh tapi suka rindu dengan makanan yang ada citarasa Indonesia. Saya mau mengenalkan produk UKM milik Bunda Sugi, seorang Ibu yang dengan tangan kreatifnya mengolah produk dari laut menjadi olahan praktis untuk travelling.


Serundeng Bandeng




Jujur, saya nggak bisa membedakan antara serundeng dan abon karena secara penampakan kedua olahan ini mirip. Ternyata ada satu hal yang membedakan yaitu Serundeng itu menggunakan kelapa dan Abon tidak.

Serundeng buatan Bunda Sugi ini diolah dari Ikan Bandeng pilihan dan aneka rempah-rempah pendukung. Teksturnya lembut dan gurih dengan aroma khas Bandeng. Jangan khawatir, Serundeng ini bebas dari dari duri, sehingga aman dikonsumsi oleh anak-anak.

produk serundeng bandeng bunda sugi


Produk ini terdiri 3 varian rasa yaitu gurih, manis dan pedas yang bisa dipilih sesuai selera. Saya yang penyuka makanan dengan rasa sedikit manis mungkin akan lebih menyukai varian rasa manis deh. Dimakan pakai nasi panas aja udah nikmat.

Produk ini dikemas dalam jar plastik dengan tutup segel sehingga tidak mudah tumpah dan aman untuk dibawa bepergian jauh. Serundeng Bandeng ini juga sudah mengantongi izin dari PIRT sehingga kualitasnya tidak diragukan lagi.

Harga:

Kemasan 95gr harga 27rb

Kemasan 200gr harga 50rb

Baca juga: Menikmati Gudeg Widjilan Bu Lies dalam genggaman tangan

Terasi Bubuk Premium Bunda Sugi






Selain produk olahan dari Bandeng, produk lainnya dari Bunda Sugi adalah terasi bubuk premium.

Udah tahu, kan? Kalau sambal itu adalah salah satu makanan khas Indonesia yang tidak bisa dilewatkan. Nah, Terasi bisa dibilang bahan penting untuk menambahkan kelezatan sambal. Itulah kenapa biar rasa sambal lebih enak diperlukan juga terasi yang berkualitas.

Terasi buatan Bunda Sugi ini berupa bubuk yang diolah dari udang segar dan rempah lainnya. Teksturnya kering dan lembut, aroma terasinya tidak terlalu kuat sehingga aman kalau mau dibawa bepergian terlebih lagi kemasannya yang menggunakan tutup segel.


terasi bubuk bunda sugi




Terasi Bubuk ini tidak hanya untuk campuran sambal tapi juga bisa sebagai tambahan makanan lain. Saya sendiri sering menambahkan terasi bubuk pada olahan sayur asam, tumis kangkung atau nasi goreng.

Harga 35rb kemasan 85gr.

Kedua produk ini bisa didapatkan dengan menghubungi Bunda Sugi melalui akun media sosialnya yaitu @dapurbundasugi atau menghubungi wa: 085100013093.

Selamat mencoba,
Dijual Eatery Surabaya, Tempat Makan Baru Di Surabaya

Dijual Eatery Surabaya, Tempat Makan Baru Di Surabaya


Dijual Eatery Surabaya, Tempat Makan Baru Di Surabaya



Dijual, Tempat Makan Baru Di Surabaya


Nongkrong di dijual eatery surabaya
We are Friends


“Aku lagi di Surabaya, ketemuan yuk.”

Sebuah pesan singkat dari seorang Sahabat membuat saya bersemangat. Pasalnya, saya sudah tidak lama berjumpa dengan dia. Ada mungkin sekitar 6 bulan.

Sejak menyelesaikan Pendidikan Profesi Psikologi, dia memilih kembali ke kota Asalnya, Palembang. Ada kalanya dia pulang ke Surabaya untuk mengurus keperluan berkenaan dengan ijin praktik. Kali ini, dia ingin mencoba peruntungan pekerjaan di Surabaya.

WAG kampus yang hanya berisi 4 orang mendadak lebih ramai dari biasanya. Kami sepakat untuk ketemuan, pertemuan yang jarang ini setidaknya harus menjadi kebiasaan.

Tempat kumpul kami kali ini adalah Dijual Eatery Surabaya. Itu atas inisiatif saya yang pengin berkunjung ke sana, gara-gara terpengaruh sama postingan seorang teman yang kebetulan hadir dalam acara pembukaannya. Hmm, kok kayaknya menarik untuk dicoba apalagi Dijual ini adalah kafe baru di area Surabaya.

Wulan yang biasanya diajak jalan bareng sedang tidak bisa bepergian. Ya udah, mumpung sahabat saya sedang berkunjung ke Surabaya. Sekalian aja diajak kemari.

Nongkrong sama sahabat sembari mencari konten kenapa nggak?


Baca juga: Gudeg Wijilan Bu Lies

Menu Serba 25K yang Nggak Bikin Kantong Bolong



harga menu dijual eatery


Dijual.
Eh namanya kok lucu. Itulah yang ada dibenak saya kali pertama mendengar nama tempat makan yang satu ini. Kesannya kayak lagi bikin iklan properti padahal sih nggak.

Ini yang punya bikin namanya bisa banget deh. Bikin banyak orang bertanya-tanya, “dijual itu apaan sih?

Dijual Eatery ini lokasinya ada di Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No. 208 (Parkir ITATS), Sukolilo, Surabaya. Kalau kamu dari arah Sukolilo, nanti di pertigaan lampu merah semolowaru tinggal belok kiri ke arah jalan Delles. Letaknya di sebelah kanan, di area parkir mobil ITATS.

Sayangnya, saya kesini pas malam hari. Jadi, pengambilan foto ruangan dan makanan tidak maksimal meskipun pencahayaan di kafe ini lumayan apalagi dindingnya dominan warna putih. Tetap saja sih, saya kurang puas. Kayaknya harus balik ke sini lagi.


kafe, tempat makan, serba 25 rb


Awalnya kami memilih tempat duduk di area luar, soalnya saat ke sana suasana cukup ramai. Ada rombongan yang seperti sedang merayakan ulang tahun. Beberapa meja juga sudah ada tulisan reservasi.

Berhubung meja yang akan kami tempati belum ada, kami disuruh untuk lihat-lihat menu dulu. Wah, semua harga makanan dan minumannya serba 25k alias dua puluh lima ribu tanpa pajak. Catat ya tanpa pajak.

Setelah menunggu sahabat saya yang satu lagi dan puas melihat menu. Kami akhirnya mendapat meja yang letaknya di pojok dekat pintu masuk. Agak sedikit terganggu sih sama orang yang lalu lalang. Namun, ya sudahlah. Kami sudah malas pindah tempat.


Dijual Eatery Surabaya, Tempat Makan Baru Di Surabaya


Malam itu, saya memesan Quesadillas Chicken dan Amarose Tea. sengaja pilih makanan yang nggak berat karena sebelumnya sudah makan. Sedangkan pilihan teman-teman saya adalah QuesadillasTuna, Nasi Tuna Lapis Bayam, Chicken Salad, Spaghetti Alfredo dan sisanya saya lupa nama minuman dan makanan penutup yang dipesan.


Quesadillas Chicken



Dijual Eatery Surabaya, Tempat Makan Baru Di Surabaya
Chicken Quesadillas

Makanan ini terlihat seperti kebab tapi yang membuat beda adalah roti tortilla yang tidak digulung melainkan dilipat berisi potongan daging ayam yang dipanggang bersama makaroni. Disajikan dengan semangkuk salad sayur dan mayo.

Rasa Quesadillasnya bagi saya agak sedikit hambar, jadi kamu bisa cocolkan dengan mayo atau saus tomat. Lebih enak kalau makannya pakai tangan karena saat saya mencoba makan dengan pisau dan garpu. Berantakan.

nasi tuna lapis bayam
Nasi Tuna Lapis Bayam


Saya suka dengan saladnya meski hanya terdiri dari selada hijau, selada merah, jagung dan irisan tomat. Rasa sausnya yang ada sedikit tambahan minyak wijen, membuat ketagihan. Enak.

Sepertinya kalau kesini lagi, saya pengin pesan Chicken Salad saja (sempat nyoba punya teman, dada ayamnya yang dipanggang dengan sedikit garam dan lada dipadu dengan salad yang segar. Perpaduan yang menarik, apalagi ada aroma minyak wijen)

Artikel Kuliner lainnya Bebek Semangat, Bebek Cita Rasa Pedas

Amala Rose Tea


Pilihan teh dijual eatery
Aneka Pilihan Teh

Teman saya sempat tertawa ketika saya hanya memesan teh, karena bagi dia harga teh 25 ribu itu terlalu mahal. Ternyata dia baru tahu bahwa di kafe-kafe, teh sekarang dihidangkan dalam bentuk teko alias ukuran besar dan bisa diminum bersama-sama. Bahkan ada kafe yang memberikan gratis isi ulang teh.

Pilihan saya jatuh pada Amala Rose Tea.

Berhubung saya bukan pecinta kopi, kalau sedang minum di kafe ya pilihannya sih teh. Banyak kafe yang menyediakan rasa teh yang unik dan enak. Seperti teh pilihan saya ini yang beraroma mawar yang manis. Rasanya mawarnya terasa dan sedikit agak pahit. Namun, enak.

Aroma dan rasanya cocok untuk diminum menjelang tidur. Bikin tenang. Warna tehnya tidak sepekat dari teh yang berasal dari daun.

So far, rasa makanan di kafe ini enak sih. Saya lebih suka menyebutnya seimbang, baik antara rasa gurih, asin, dan manis. 

ice cream thai tea
Penampakan Dessert

Makanan penutupnya juga lucu, entah ya apa namanya. Terdiri dari 1 Scoop es krim rasa keju (kalau kata teman saya kayak rasa susu dancow), crackers, permen kapas, dan pie apple. Perpaduan rasa yang manis dan asam. Kalau nggak terlalu suka manis, mungkin kamu bisa coba yang lain.

Oh ya, hari itu playlist lagu yang diputar Dijual rata-rata lagu tahun 1990-an. Membuat pertemuan kami menjadi lebih istimewa. Membuat kami terkenang dengan masa-masa kala itu.


dijual eatery surabaya
Kaca-kaca yang lebar


Hmm, sayang hasil foto saya malam itu kurang memuaskan. Padahal ambiance dari kafe ini cakep deh. Bagi kamu yang suka foto ootd, perlu tuh berfoto di area dekat kaca-kaca.

Sepertinya harus ke sana lagi.

Ada yang pernah main ke Dijual Eatery? Apa menu favoritmu?
Perihal Membagikan Pengalaman Pribadi Dalam Tulisan

Perihal Membagikan Pengalaman Pribadi Dalam Tulisan



Sebelum saya memberlakukan blog sebagai lahan pekerjaan, blog merupakan sarana yang nyaman buat berkeluh kesah. Menggantikan kegiatan menulis jurnal harian. Menuliskan segala perasaan yang mengganjal di hati dan membagikannya dengan orang lain.

Lihat saja tulisan-tulisan lama saya di media sosial yang lebih didominasi dengan tema personal/pribadi. Sengaja saya tidak menghapusnya supaya menjadi kenangan indah. Terkadang saya merasa geli sendiri kalau baca tulisan tersebut. Ya Tuhan, saya pernah mengalami masa-masa suram kala itu.

Saat itu saya masih muda dan labil. Semua persoalan campur aduk dengan emosi yang naik turun. Tidak hanya media sosial yang menjadi tempat curhat, namun berkelanjutan sampai ke blog. Blog saya kena getahnya.

Awalnya, saya pikir menumpahkan masalah pribadi ke medsos dan blog itu adalah hal yang wajar. Apalagi kala itu medsos adalah hal yang baru, jadi norak dikit bolehlah. Toh, semua orang melakukan hal yang sama.

Entah berapa kali dalam sehari memperbaharui medsos dengan celotehan, keluhan dan curhatan nggak jelas. Mana mikir orang lain suka atau tidak dengan konten yang kita buat. Pokoknya hati senang, perasaan lega setelah ‘nyampah’ di sana.

Sampai seorang teman di Facebook memberikan komentar yang cukup sengit. Intinya dia terganggu aktivitas saya yang sering memperbaharui status. Saya marah, nggak terima sampai. Wong ini linimasa akun pribadi. Terserah dong mau nulis apaan. Nggak suka mah berhenti mengikuti.

Ujungnya saya kena remove.

Berhari-hari saya memikirkan masalah ini. Bertanya dalam hati apa yang salah dengan tindakan saya. Merasa nggak enak hati, saya tanya pada beberapa teman dekat apakah dia merasa terganggu dengan kebiasaan saya ‘nyampah’ di Facebook. Satu orang bilang bahwa itu hal biasa karena dia juga melakukan hal sama tapi ada seseorang lagi yang jujur, bahwa dia nggak suka saya sering menulis status di Facebook apalagi isinya keluhan.

Oh, Oke. Ini sebuah persoalan.

Saya mulai belajar untuk menahan diri menumpahkan segala keluh kesah di medsos. Menyaring apa yang boleh dan tidak untuk dibagikan ke khalayak umum dan juga bahwa tidak semua orang harus tahu dengan segala emosimu. Hargailah mereka yang rela mengikutimu di media sosial.

Perlahan saya juga mengurangi topik curhatan di blog. Bukannya saya berhenti curhat sama sekali. Hanya saya memilih untuk mengemasnya dalam perspektif yang berbeda sehingga pembaca saya ikut mengambil manfaat dari apa yang saya alami.

Baca Juga: Dua Sisi Media Sosial 

Menulis pengalaman pribadi di media sosial atau blog bukanlah hal yang dilarang. Hanya saja berikan batasan-batasan tentang apa yang boleh ditulis dan tidak. Pikirkan juga efek jangka panjang dari tulisan kita, jangan sampai kemudian hari menyakiti banyak pihak.

Sekali tulisan itu terunggah, rekam jejak akan melekat.

Siapkah kamu dengan reaksi masyarakat yang akhir-akhir ini menjadi kejam?

Kalau tidak. Tulis saja dalam jurnal harianmu. Toh, ini hanya media. Tujuannya sama, sebagai sarana katarsis alias pelepasan emosi.


Salam,
Membuka Layanan Konsultasi Online

Membuka Layanan Konsultasi Online

membuka jasa konsultasi online


“Mbak Tika kenapa nggak buka layanan konsultasi online? Background pendidikannya mumpuni. Loh.”

Kemarin, seorang sahabat menanyakan hal ini kepada saya kala perjalanan pulang ke rumah. Kebetulan sahabat saya ini pernah berkonsultasi kepada saya perihal perkembangan anak bungsunya.

Bukan satu atau dua kali, saya memberikan konsultasi kepada orang lain. Sering. Pekerjaan ini sudah saya lakukan semenjak duduk di bangku kuliah, terlebih lagi ketika mereka tahu saya memiliki latar belakang Psikologi. Saya kerapkali dijadikan tempat untuk mengadu perihal masalah kehidupan.

Cerita ini berlanjut sampai saya bekerja. Waktu itu saya bekerja sebagai Guru Taman Kanak-Kanak yang juga merangkap sebagai Guru Bimbingan Konseling. Selain memantau perkembangan anak didik, saya menjadi rujukan bagi orang tua untuk bertanya tentang perkembangan anaknya.

Sekarang saya sudah tidak lagi mengajar, namun masih ada beberapa wali murid yang menghubungi saya pribadi dan bertanya tentang permasalahan putra-putrinya atau keluarga. Hal itu memberikan kesan yang berbeda, berarti kehadiran saya memberikan arti bagi mereka.

Baca juga: Surat dari Pembaca

Kalau ditanya kenapa saya nggak membuka akun untuk curhat online?

Mungkin, jawabannya saya belum berani merambah dunia yang luas. Masih ada sebagian orang yang masih skeptis terhadap status yang yang melekat pada diri seseorang. Seperti saya yang masih melajang membuat beberapa orang meragukan kalau saya membahas tentang ilmu parenting.

“Kamu belum tahu rasanya punya anak.”

Yah, saya paham soal itu. It’s about the mindset.
Saya lebih senang memberikan masukan pada orang-orang yang memang membutuhkan bantuan. Setidaknya saya ingin membantu permasalahan mereka berdasarkan apa yang pernah dipelajari di bangku kuliah.

Bahkan seorang Psikolog tidak boleh mengintervensi masalah orang lain, jika yang bersangkutan tidak datang sendiri untuk meminta bantuan.

So Simple.
Mungkin. Suatu hari saya akan membuka layanan curhat online semacam dear tikha. Di mana kalian bisa mengirimkan surat berisi permasalahan yang kalian hadapi yang nanti akan saya posting di blog beserta jawabannya. Kalian bisa mencoba mengirimkan surel ke kontak email (hallotikha@gmail.com) yang tersedia di bio. Sebisa mungkin saya akan memberikan solusi yang terbaik.


Jadi, haruskah saya membuka jasa konsultasi online?





Salam,
Sate Lalat, Kuliner Khas yang Hanya Bisa Ditemui di Pamekasan

Sate Lalat, Kuliner Khas yang Hanya Bisa Ditemui di Pamekasan

Sate Lalat, Kuliner Khas yang Hanya Bisa Ditemui di Pamekasan
Pedagang Sate Lalat


Belakangan ini saya baru nyadar bahwa kebanyakan konten di blog swastikha ini lebih banyak membahas tentang kuliner daerah terutama Pamekasan. Gimana lagi, namanya kampung halaman yang sering dikunjungi. Jadi, kenapa tidak saya membahasnya di blog.

Kali ini saya mau membahas soal Sate Madura. Rasanya udah nggak diragukan lagi kelezatan kuliner yang satu ini, bahkan bisa dibilang sudah terkenal ke seantero Indonesia atau bahkan mancanegara. Meskipun di Indonesia ada beberapa jenis Sate, namun Sate Madura akan selalu punya tempat di hati setiap orang.

Ciri khas dari Sate Madura adalah bumbu kacangnya yang lezat, entahlah kadang hanya dimakan sama lontong atau nasi panas saja. Rasanya nikmat. Bikin nagih deh. Yap, mungkin itu ya alasannya kenapa kuliner Sate Madura banyak diminati.

Kuliner Pamekasan lainnya: Campor Lorjuk

Pamekasan, Madura. Memiliki sajian kuliner yang unik yaitu Sate Lalat.

Eit, jangan mengernyitkan dahi dulu. Ini tidak seperti yang kamu bayangkan.

Kuliner yang satu ini memang memiliki nama unik tapi soal rasa pasti akan membuat lidahmu berdecak.


Sate Lalat Pamekasan



Sate Lalat, Kuliner Khas yang Hanya Bisa Ditemui di Pamekasan




Setiap kali ‘toron’ alias pulang kampung, menu Sate Lalat menjadi tujuan wisata kuliner kami sekeluarga. Rasanya tidak akan pernah bosan, meskipun sudah dimakan ribuan kali sejak saya masih kanak dulu.

Sate Lalat ini sebenarnya sama dengan sate madura lainnya. Berbahan dasar daging, ayam, kambing dan kelinci. Hanya saya yang membuatnya memiliki nama unik adalah ukuran dagingnya yang dipotong kecil-kecil menyerupai Lalat. Jadi, perlu digaris bawahi bahwa yang disate bukan lalat beneran ya.

Satu porsi sate lalat berisi sekitar 30 tusuk, kalau tidak salah sekarang harganya sekitar 15000 per porsinya.

Makan satu porsi itu belum cukup, maklum ukuran satenya yang mini kurang bisa memuaskan hasrat makan Sate Lalat.

Ciri khas dari Sate ini adalah bumbu kacangnya yang ditumbuk tidak terlalu halus, kental dan tidak terlalu banyak kecap. Makan sama lontong aja, rasa bumbunya udah nikmat. Bisa bikin nambah terus.


Membeli Sate Lalat Di Kawasan ‘Sae Saera’ Jalan Niaga, Pamekasan


Jika berkunjung ke Pamekasan, kamu bisa sekalian berkunjung ke kawasan Sae Salera di Jalan Niaga. Sepanjang jalan tersebut di kiri dan kanannya banyak pedagang Sate Lalat yang menjajakan dagangannya.

Selain Sate Lalat, ada banyak menu kuliner lainnya yang ditawarkan oleh para pedagang kaki lima, warung dan beberapa restoran. Hanya saja kuliner yang menjadi bintangnya di kawasan Jalan Niaga ini yaitu Sate Lalat.

Di siang hari, kawasan ini berfungsi sebagai jalan biasa. Ada beberapa resto dan warung yang buka di siang hari. Hanya saja tidak seramai di malam hari. Sejak jam 4 sore, para pedagang kaki lima mulai menggelar lapaknya. Siap menerima pembeli yang mencari sajian kuliner.

Saya kalau kesini terkadang makan di tempat sambil menikmati keriuhan malam bersama Papi dan Mami.

Cicipi juga: Gurihnya Soto Ayam Keppo Pamekasan

Kawasan kuliner ini sudah ada semenjak saya kecil. Saya ingat, Papi dan Mami sering mengajak keluarga untuk menikmati kuliner malam tiap kali pulang ke Pamekasan. Sembari bercerita, rasanya itu adalah momen yang tak terlupakan.

Kawasan ini semakin bagus, lapak-lapak yang berjualan mulai tertata rapi dan menjadi destinasi wisata kuliner bagi para wisatawan lokal saat ingin mencicipi kuliner khas madura.

Di kawasan ini juga ada yang namanya Sate Plappa. Sayangnya, saya belum punya dokumentasi yang lengkap untuk bisa ditulis di blog. Sate ini hanya buka malam hari, jadi sedikit agak ribet kalau mau mengabadikannya. Kualitas foto makanan di malam hari kan nggak seberapa bagus.

Kamu, kalau ke Pamekasan. Jangan lupa untuk mencoba Sate Lalat ya.