Serundeng Bandeng dan Terasi Bubuk Premium Bunda Sugi, Teman Perjalanan yang Praktis

Serundeng Bandeng dan Terasi Bubuk Premium Bunda Sugi, Teman Perjalanan yang Praktis


serundeng dan terasi bubuk bunda sugi


Perjalanan Seringkali Membuat Rindu Akan Masakan Rumah.



Beberapa kali melakukan perjalanan keluar negeri membuat saya sering rindu masakan Indonesia. Padahal lidah saya termasuk fleksibel dan mudah beradaptasi dengan jenis makanan dari beberapa negara. Hanya saja, makanan Indonesia mengambil banyak tempat di hati saya.

Hal ini yang membuat saya mudah rindu dengan nikmatnya Sayur Asam, Nasi Padang atau bahkan Botok Tahu Tempe yang pedas. Membuat saya sedikit galau saat bepergian ke luar negeri.

Saya pernah mengalami masalah dengan makanan saat melakukan perjalanan umroh 3 tahun lalu. Padahal resto di hotel tempat saya menginap menyediakan menu makanan Indonesia tapi untuk rasanya kayak sudah bercampur dengan rempah Arab. berasa nggak otentik Indonesia. Saat itu cukup menyiksa, saya menjadi rindu masakan tempe goreng yang hanya dicolek pakai sambal terasi.

Hal lain yang cukup mengganggu selera makan adalah ketika sakit. Rasanya makanan apapun tidak pas di lidah. Biasanya sih saya lebih suka makan ‘keringan’ alias nasi panas dan serundeng. Udah gitu aja, cukup membantu mengembalikan selera makan yang sempat hilang.
Baca juga:Kemudahan Bisnis Kuliner Jaman Now


Serundeng Bandeng dan Terasi Bubuk Premium Bunda Sugi, Teman Perjalanan yang Praktis.


Nah, buat kalian yang sedang/ akan melakukan perjalanan jauh tapi suka rindu dengan makanan yang ada citarasa Indonesia. Saya mau mengenalkan produk UKM milik Bunda Sugi, seorang Ibu yang dengan tangan kreatifnya mengolah produk dari laut menjadi olahan praktis untuk travelling.


Serundeng Bandeng




Jujur, saya nggak bisa membedakan antara serundeng dan abon karena secara penampakan kedua olahan ini mirip. Ternyata ada satu hal yang membedakan yaitu Serundeng itu menggunakan kelapa dan Abon tidak.

Serundeng buatan Bunda Sugi ini diolah dari Ikan Bandeng pilihan dan aneka rempah-rempah pendukung. Teksturnya lembut dan gurih dengan aroma khas Bandeng. Jangan khawatir, Serundeng ini bebas dari dari duri, sehingga aman dikonsumsi oleh anak-anak.

produk serundeng bandeng bunda sugi


Produk ini terdiri 3 varian rasa yaitu gurih, manis dan pedas yang bisa dipilih sesuai selera. Saya yang penyuka makanan dengan rasa sedikit manis mungkin akan lebih menyukai varian rasa manis deh. Dimakan pakai nasi panas aja udah nikmat.

Produk ini dikemas dalam jar plastik dengan tutup segel sehingga tidak mudah tumpah dan aman untuk dibawa bepergian jauh. Serundeng Bandeng ini juga sudah mengantongi izin dari PIRT sehingga kualitasnya tidak diragukan lagi.

Harga:

Kemasan 95gr harga 27rb

Kemasan 200gr harga 50rb

Baca juga: Menikmati Gudeg Widjilan Bu Lies dalam genggaman tangan

Terasi Bubuk Premium Bunda Sugi






Selain produk olahan dari Bandeng, produk lainnya dari Bunda Sugi adalah terasi bubuk premium.

Udah tahu, kan? Kalau sambal itu adalah salah satu makanan khas Indonesia yang tidak bisa dilewatkan. Nah, Terasi bisa dibilang bahan penting untuk menambahkan kelezatan sambal. Itulah kenapa biar rasa sambal lebih enak diperlukan juga terasi yang berkualitas.

Terasi buatan Bunda Sugi ini berupa bubuk yang diolah dari udang segar dan rempah lainnya. Teksturnya kering dan lembut, aroma terasinya tidak terlalu kuat sehingga aman kalau mau dibawa bepergian terlebih lagi kemasannya yang menggunakan tutup segel.


terasi bubuk bunda sugi




Terasi Bubuk ini tidak hanya untuk campuran sambal tapi juga bisa sebagai tambahan makanan lain. Saya sendiri sering menambahkan terasi bubuk pada olahan sayur asam, tumis kangkung atau nasi goreng.

Harga 35rb kemasan 85gr.

Kedua produk ini bisa didapatkan dengan menghubungi Bunda Sugi melalui akun media sosialnya yaitu @dapurbundasugi atau menghubungi wa: 085100013093.

Selamat mencoba,
Dijual Eatery Surabaya, Tempat Makan Baru Di Surabaya

Dijual Eatery Surabaya, Tempat Makan Baru Di Surabaya


Dijual Eatery Surabaya, Tempat Makan Baru Di Surabaya



Dijual, Tempat Makan Baru Di Surabaya


Nongkrong di dijual eatery surabaya
We are Friends


“Aku lagi di Surabaya, ketemuan yuk.”

Sebuah pesan singkat dari seorang Sahabat membuat saya bersemangat. Pasalnya, saya sudah tidak lama berjumpa dengan dia. Ada mungkin sekitar 6 bulan.

Sejak menyelesaikan Pendidikan Profesi Psikologi, dia memilih kembali ke kota Asalnya, Palembang. Ada kalanya dia pulang ke Surabaya untuk mengurus keperluan berkenaan dengan ijin praktik. Kali ini, dia ingin mencoba peruntungan pekerjaan di Surabaya.

WAG kampus yang hanya berisi 4 orang mendadak lebih ramai dari biasanya. Kami sepakat untuk ketemuan, pertemuan yang jarang ini setidaknya harus menjadi kebiasaan.

Tempat kumpul kami kali ini adalah Dijual Eatery Surabaya. Itu atas inisiatif saya yang pengin berkunjung ke sana, gara-gara terpengaruh sama postingan seorang teman yang kebetulan hadir dalam acara pembukaannya. Hmm, kok kayaknya menarik untuk dicoba apalagi Dijual ini adalah kafe baru di area Surabaya.

Wulan yang biasanya diajak jalan bareng sedang tidak bisa bepergian. Ya udah, mumpung sahabat saya sedang berkunjung ke Surabaya. Sekalian aja diajak kemari.

Nongkrong sama sahabat sembari mencari konten kenapa nggak?


Baca juga: Gudeg Wijilan Bu Lies

Menu Serba 25K yang Nggak Bikin Kantong Bolong



harga menu dijual eatery


Dijual.
Eh namanya kok lucu. Itulah yang ada dibenak saya kali pertama mendengar nama tempat makan yang satu ini. Kesannya kayak lagi bikin iklan properti padahal sih nggak.

Ini yang punya bikin namanya bisa banget deh. Bikin banyak orang bertanya-tanya, “dijual itu apaan sih?

Dijual Eatery ini lokasinya ada di Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No. 208 (Parkir ITATS), Sukolilo, Surabaya. Kalau kamu dari arah Sukolilo, nanti di pertigaan lampu merah semolowaru tinggal belok kiri ke arah jalan Delles. Letaknya di sebelah kanan, di area parkir mobil ITATS.

Sayangnya, saya kesini pas malam hari. Jadi, pengambilan foto ruangan dan makanan tidak maksimal meskipun pencahayaan di kafe ini lumayan apalagi dindingnya dominan warna putih. Tetap saja sih, saya kurang puas. Kayaknya harus balik ke sini lagi.


kafe, tempat makan, serba 25 rb


Awalnya kami memilih tempat duduk di area luar, soalnya saat ke sana suasana cukup ramai. Ada rombongan yang seperti sedang merayakan ulang tahun. Beberapa meja juga sudah ada tulisan reservasi.

Berhubung meja yang akan kami tempati belum ada, kami disuruh untuk lihat-lihat menu dulu. Wah, semua harga makanan dan minumannya serba 25k alias dua puluh lima ribu tanpa pajak. Catat ya tanpa pajak.

Setelah menunggu sahabat saya yang satu lagi dan puas melihat menu. Kami akhirnya mendapat meja yang letaknya di pojok dekat pintu masuk. Agak sedikit terganggu sih sama orang yang lalu lalang. Namun, ya sudahlah. Kami sudah malas pindah tempat.


Dijual Eatery Surabaya, Tempat Makan Baru Di Surabaya


Malam itu, saya memesan Quesadillas Chicken dan Amarose Tea. sengaja pilih makanan yang nggak berat karena sebelumnya sudah makan. Sedangkan pilihan teman-teman saya adalah QuesadillasTuna, Nasi Tuna Lapis Bayam, Chicken Salad, Spaghetti Alfredo dan sisanya saya lupa nama minuman dan makanan penutup yang dipesan.


Quesadillas Chicken



Dijual Eatery Surabaya, Tempat Makan Baru Di Surabaya
Chicken Quesadillas

Makanan ini terlihat seperti kebab tapi yang membuat beda adalah roti tortilla yang tidak digulung melainkan dilipat berisi potongan daging ayam yang dipanggang bersama makaroni. Disajikan dengan semangkuk salad sayur dan mayo.

Rasa Quesadillasnya bagi saya agak sedikit hambar, jadi kamu bisa cocolkan dengan mayo atau saus tomat. Lebih enak kalau makannya pakai tangan karena saat saya mencoba makan dengan pisau dan garpu. Berantakan.

nasi tuna lapis bayam
Nasi Tuna Lapis Bayam


Saya suka dengan saladnya meski hanya terdiri dari selada hijau, selada merah, jagung dan irisan tomat. Rasa sausnya yang ada sedikit tambahan minyak wijen, membuat ketagihan. Enak.

Sepertinya kalau kesini lagi, saya pengin pesan Chicken Salad saja (sempat nyoba punya teman, dada ayamnya yang dipanggang dengan sedikit garam dan lada dipadu dengan salad yang segar. Perpaduan yang menarik, apalagi ada aroma minyak wijen)

Artikel Kuliner lainnya Bebek Semangat, Bebek Cita Rasa Pedas

Amala Rose Tea


Pilihan teh dijual eatery
Aneka Pilihan Teh

Teman saya sempat tertawa ketika saya hanya memesan teh, karena bagi dia harga teh 25 ribu itu terlalu mahal. Ternyata dia baru tahu bahwa di kafe-kafe, teh sekarang dihidangkan dalam bentuk teko alias ukuran besar dan bisa diminum bersama-sama. Bahkan ada kafe yang memberikan gratis isi ulang teh.

Pilihan saya jatuh pada Amala Rose Tea.

Berhubung saya bukan pecinta kopi, kalau sedang minum di kafe ya pilihannya sih teh. Banyak kafe yang menyediakan rasa teh yang unik dan enak. Seperti teh pilihan saya ini yang beraroma mawar yang manis. Rasanya mawarnya terasa dan sedikit agak pahit. Namun, enak.

Aroma dan rasanya cocok untuk diminum menjelang tidur. Bikin tenang. Warna tehnya tidak sepekat dari teh yang berasal dari daun.

So far, rasa makanan di kafe ini enak sih. Saya lebih suka menyebutnya seimbang, baik antara rasa gurih, asin, dan manis. 

ice cream thai tea
Penampakan Dessert

Makanan penutupnya juga lucu, entah ya apa namanya. Terdiri dari 1 Scoop es krim rasa keju (kalau kata teman saya kayak rasa susu dancow), crackers, permen kapas, dan pie apple. Perpaduan rasa yang manis dan asam. Kalau nggak terlalu suka manis, mungkin kamu bisa coba yang lain.

Oh ya, hari itu playlist lagu yang diputar Dijual rata-rata lagu tahun 1990-an. Membuat pertemuan kami menjadi lebih istimewa. Membuat kami terkenang dengan masa-masa kala itu.


dijual eatery surabaya
Kaca-kaca yang lebar


Hmm, sayang hasil foto saya malam itu kurang memuaskan. Padahal ambiance dari kafe ini cakep deh. Bagi kamu yang suka foto ootd, perlu tuh berfoto di area dekat kaca-kaca.

Sepertinya harus ke sana lagi.

Ada yang pernah main ke Dijual Eatery? Apa menu favoritmu?
Perihal Membagikan Pengalaman Pribadi Dalam Tulisan

Perihal Membagikan Pengalaman Pribadi Dalam Tulisan



Sebelum saya memberlakukan blog sebagai lahan pekerjaan, blog merupakan sarana yang nyaman buat berkeluh kesah. Menggantikan kegiatan menulis jurnal harian. Menuliskan segala perasaan yang mengganjal di hati dan membagikannya dengan orang lain.

Lihat saja tulisan-tulisan lama saya di media sosial yang lebih didominasi dengan tema personal/pribadi. Sengaja saya tidak menghapusnya supaya menjadi kenangan indah. Terkadang saya merasa geli sendiri kalau baca tulisan tersebut. Ya Tuhan, saya pernah mengalami masa-masa suram kala itu.

Saat itu saya masih muda dan labil. Semua persoalan campur aduk dengan emosi yang naik turun. Tidak hanya media sosial yang menjadi tempat curhat, namun berkelanjutan sampai ke blog. Blog saya kena getahnya.

Awalnya, saya pikir menumpahkan masalah pribadi ke medsos dan blog itu adalah hal yang wajar. Apalagi kala itu medsos adalah hal yang baru, jadi norak dikit bolehlah. Toh, semua orang melakukan hal yang sama.

Entah berapa kali dalam sehari memperbaharui medsos dengan celotehan, keluhan dan curhatan nggak jelas. Mana mikir orang lain suka atau tidak dengan konten yang kita buat. Pokoknya hati senang, perasaan lega setelah ‘nyampah’ di sana.

Sampai seorang teman di Facebook memberikan komentar yang cukup sengit. Intinya dia terganggu aktivitas saya yang sering memperbaharui status. Saya marah, nggak terima sampai. Wong ini linimasa akun pribadi. Terserah dong mau nulis apaan. Nggak suka mah berhenti mengikuti.

Ujungnya saya kena remove.

Berhari-hari saya memikirkan masalah ini. Bertanya dalam hati apa yang salah dengan tindakan saya. Merasa nggak enak hati, saya tanya pada beberapa teman dekat apakah dia merasa terganggu dengan kebiasaan saya ‘nyampah’ di Facebook. Satu orang bilang bahwa itu hal biasa karena dia juga melakukan hal sama tapi ada seseorang lagi yang jujur, bahwa dia nggak suka saya sering menulis status di Facebook apalagi isinya keluhan.

Oh, Oke. Ini sebuah persoalan.

Saya mulai belajar untuk menahan diri menumpahkan segala keluh kesah di medsos. Menyaring apa yang boleh dan tidak untuk dibagikan ke khalayak umum dan juga bahwa tidak semua orang harus tahu dengan segala emosimu. Hargailah mereka yang rela mengikutimu di media sosial.

Perlahan saya juga mengurangi topik curhatan di blog. Bukannya saya berhenti curhat sama sekali. Hanya saya memilih untuk mengemasnya dalam perspektif yang berbeda sehingga pembaca saya ikut mengambil manfaat dari apa yang saya alami.

Baca Juga: Dua Sisi Media Sosial 

Menulis pengalaman pribadi di media sosial atau blog bukanlah hal yang dilarang. Hanya saja berikan batasan-batasan tentang apa yang boleh ditulis dan tidak. Pikirkan juga efek jangka panjang dari tulisan kita, jangan sampai kemudian hari menyakiti banyak pihak.

Sekali tulisan itu terunggah, rekam jejak akan melekat.

Siapkah kamu dengan reaksi masyarakat yang akhir-akhir ini menjadi kejam?

Kalau tidak. Tulis saja dalam jurnal harianmu. Toh, ini hanya media. Tujuannya sama, sebagai sarana katarsis alias pelepasan emosi.


Salam,
Membuka Layanan Konsultasi Online

Membuka Layanan Konsultasi Online

membuka jasa konsultasi online


“Mbak Tika kenapa nggak buka layanan konsultasi online? Background pendidikannya mumpuni. Loh.”

Kemarin, seorang sahabat menanyakan hal ini kepada saya kala perjalanan pulang ke rumah. Kebetulan sahabat saya ini pernah berkonsultasi kepada saya perihal perkembangan anak bungsunya.

Bukan satu atau dua kali, saya memberikan konsultasi kepada orang lain. Sering. Pekerjaan ini sudah saya lakukan semenjak duduk di bangku kuliah, terlebih lagi ketika mereka tahu saya memiliki latar belakang Psikologi. Saya kerapkali dijadikan tempat untuk mengadu perihal masalah kehidupan.

Cerita ini berlanjut sampai saya bekerja. Waktu itu saya bekerja sebagai Guru Taman Kanak-Kanak yang juga merangkap sebagai Guru Bimbingan Konseling. Selain memantau perkembangan anak didik, saya menjadi rujukan bagi orang tua untuk bertanya tentang perkembangan anaknya.

Sekarang saya sudah tidak lagi mengajar, namun masih ada beberapa wali murid yang menghubungi saya pribadi dan bertanya tentang permasalahan putra-putrinya atau keluarga. Hal itu memberikan kesan yang berbeda, berarti kehadiran saya memberikan arti bagi mereka.

Baca juga: Surat dari Pembaca

Kalau ditanya kenapa saya nggak membuka akun untuk curhat online?

Mungkin, jawabannya saya belum berani merambah dunia yang luas. Masih ada sebagian orang yang masih skeptis terhadap status yang yang melekat pada diri seseorang. Seperti saya yang masih melajang membuat beberapa orang meragukan kalau saya membahas tentang ilmu parenting.

“Kamu belum tahu rasanya punya anak.”

Yah, saya paham soal itu. It’s about the mindset.
Saya lebih senang memberikan masukan pada orang-orang yang memang membutuhkan bantuan. Setidaknya saya ingin membantu permasalahan mereka berdasarkan apa yang pernah dipelajari di bangku kuliah.

Bahkan seorang Psikolog tidak boleh mengintervensi masalah orang lain, jika yang bersangkutan tidak datang sendiri untuk meminta bantuan.

So Simple.
Mungkin. Suatu hari saya akan membuka layanan curhat online semacam dear tikha. Di mana kalian bisa mengirimkan surat berisi permasalahan yang kalian hadapi yang nanti akan saya posting di blog beserta jawabannya. Kalian bisa mencoba mengirimkan surel ke kontak email (hallotikha@gmail.com) yang tersedia di bio. Sebisa mungkin saya akan memberikan solusi yang terbaik.


Jadi, haruskah saya membuka jasa konsultasi online?





Salam,
Sate Lalat, Kuliner Khas yang Hanya Bisa Ditemui di Pamekasan

Sate Lalat, Kuliner Khas yang Hanya Bisa Ditemui di Pamekasan

Sate Lalat, Kuliner Khas yang Hanya Bisa Ditemui di Pamekasan
Pedagang Sate Lalat


Belakangan ini saya baru nyadar bahwa kebanyakan konten di blog swastikha ini lebih banyak membahas tentang kuliner daerah terutama Pamekasan. Gimana lagi, namanya kampung halaman yang sering dikunjungi. Jadi, kenapa tidak saya membahasnya di blog.

Kali ini saya mau membahas soal Sate Madura. Rasanya udah nggak diragukan lagi kelezatan kuliner yang satu ini, bahkan bisa dibilang sudah terkenal ke seantero Indonesia atau bahkan mancanegara. Meskipun di Indonesia ada beberapa jenis Sate, namun Sate Madura akan selalu punya tempat di hati setiap orang.

Ciri khas dari Sate Madura adalah bumbu kacangnya yang lezat, entahlah kadang hanya dimakan sama lontong atau nasi panas saja. Rasanya nikmat. Bikin nagih deh. Yap, mungkin itu ya alasannya kenapa kuliner Sate Madura banyak diminati.

Kuliner Pamekasan lainnya: Campor Lorjuk

Pamekasan, Madura. Memiliki sajian kuliner yang unik yaitu Sate Lalat.

Eit, jangan mengernyitkan dahi dulu. Ini tidak seperti yang kamu bayangkan.

Kuliner yang satu ini memang memiliki nama unik tapi soal rasa pasti akan membuat lidahmu berdecak.


Sate Lalat Pamekasan



Sate Lalat, Kuliner Khas yang Hanya Bisa Ditemui di Pamekasan




Setiap kali ‘toron’ alias pulang kampung, menu Sate Lalat menjadi tujuan wisata kuliner kami sekeluarga. Rasanya tidak akan pernah bosan, meskipun sudah dimakan ribuan kali sejak saya masih kanak dulu.

Sate Lalat ini sebenarnya sama dengan sate madura lainnya. Berbahan dasar daging, ayam, kambing dan kelinci. Hanya saya yang membuatnya memiliki nama unik adalah ukuran dagingnya yang dipotong kecil-kecil menyerupai Lalat. Jadi, perlu digaris bawahi bahwa yang disate bukan lalat beneran ya.

Satu porsi sate lalat berisi sekitar 30 tusuk, kalau tidak salah sekarang harganya sekitar 15000 per porsinya.

Makan satu porsi itu belum cukup, maklum ukuran satenya yang mini kurang bisa memuaskan hasrat makan Sate Lalat.

Ciri khas dari Sate ini adalah bumbu kacangnya yang ditumbuk tidak terlalu halus, kental dan tidak terlalu banyak kecap. Makan sama lontong aja, rasa bumbunya udah nikmat. Bisa bikin nambah terus.


Membeli Sate Lalat Di Kawasan ‘Sae Saera’ Jalan Niaga, Pamekasan


Jika berkunjung ke Pamekasan, kamu bisa sekalian berkunjung ke kawasan Sae Salera di Jalan Niaga. Sepanjang jalan tersebut di kiri dan kanannya banyak pedagang Sate Lalat yang menjajakan dagangannya.

Selain Sate Lalat, ada banyak menu kuliner lainnya yang ditawarkan oleh para pedagang kaki lima, warung dan beberapa restoran. Hanya saja kuliner yang menjadi bintangnya di kawasan Jalan Niaga ini yaitu Sate Lalat.

Di siang hari, kawasan ini berfungsi sebagai jalan biasa. Ada beberapa resto dan warung yang buka di siang hari. Hanya saja tidak seramai di malam hari. Sejak jam 4 sore, para pedagang kaki lima mulai menggelar lapaknya. Siap menerima pembeli yang mencari sajian kuliner.

Saya kalau kesini terkadang makan di tempat sambil menikmati keriuhan malam bersama Papi dan Mami.

Cicipi juga: Gurihnya Soto Ayam Keppo Pamekasan

Kawasan kuliner ini sudah ada semenjak saya kecil. Saya ingat, Papi dan Mami sering mengajak keluarga untuk menikmati kuliner malam tiap kali pulang ke Pamekasan. Sembari bercerita, rasanya itu adalah momen yang tak terlupakan.

Kawasan ini semakin bagus, lapak-lapak yang berjualan mulai tertata rapi dan menjadi destinasi wisata kuliner bagi para wisatawan lokal saat ingin mencicipi kuliner khas madura.

Di kawasan ini juga ada yang namanya Sate Plappa. Sayangnya, saya belum punya dokumentasi yang lengkap untuk bisa ditulis di blog. Sate ini hanya buka malam hari, jadi sedikit agak ribet kalau mau mengabadikannya. Kualitas foto makanan di malam hari kan nggak seberapa bagus.

Kamu, kalau ke Pamekasan. Jangan lupa untuk mencoba Sate Lalat ya.
Pengalaman Mengajar Murid Kembar Saat Menjadi Guru TK

Pengalaman Mengajar Murid Kembar Saat Menjadi Guru TK

pengalaman mengajar murid kembar

Mengajar Murid Kembar Itu Sesuatu



Melihat linimasa salah seorang teman yang baru saja dikarunia putra kembar yang menggemaskan membuat saya teringat kenangan saat mengajar di Taman Kanak-Kanak beberapa tahun silam.

Di halaman linimasanya, dia bercerita betapa memiliki anak kembar itu luar biasa apalagi di waktu malam harus menyusui berganti. Saya nggak bisa membayangkan betapa ribetnya.

Dulu, saya pernah dipercaya mengajar anak kembar saja sudah dibuat pusing setengah mati apalagi kalau anak sendiri. Hahaha, benar kata orang teori parenting hanya berlaku di buku, sisanya percayakan pada naluri seorang Ibu ketika mendidik anaknya. Semua berbeda, Jendral.

Menjadi Guru Taman Kanak-Kanak kelihatannya saja menyenangkan karena terlihat ceria, riuh dan tak pernah sepi. Eh, tapi tunggu dulu. Apa yang kalian lihat dari luar itu hanya seperti cuplikan film yang nampak indah. Kenyataannya, untuk menyuruh anak duduk tenang di kelas selama 5 menit saja harus mengeluarkan separuh energi, belum lagi menarik minat mereka dengan suara-suara dan tingkah laku ala bocah.

Memiliki murid kembar tantangannya beda lagi apalagi jika mereka berada dalam satu kelas. Fyuh, mari menarik napas dalam-dalam.

Saya pernah dipercayai menjadi seorang wali kelas di mana ada murid kembar di dalamnya. Namanya Assyifa dan Annisa. Mereka gadis mungil kembar identik yang cantik. Saking miripnya, saya suka keliru memanggil sehingga sering diprotes oleh keduanya.

Artikel lainnya: Saya Bersyukur Pernah Jadi Guru TK

Menenangkan Mereka Itu Tidak Mudah


Menenangkan anak-anak itu bukan perkara mudah karena tiap anak membawa karakter yang berbeda sehingga dibutuhkan pendekatan yang yang berbeda.

Pun ketika menghadapi gadis kembar ini.

Keduanya memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Annisa memiliki pribadi yang sensitif, tidak mudah didekati oleh orang lain terlebih lagi sentuhan, sebaliknya Assyifa lebih mudah didekati ketika moodnya sedang tidak baik, namun di sisi yang lain dia memiliki kecemasan yang tinggi.

Awal-awal sekolah, Annisa lebih sering menangis karena harus ditinggal ayahnya pulang. Saat si kakak mulai menangis, maka si adek pun merasa gelisah sehingga ikut menangis juga.

Saat keduanya menangis otomatis perhatian saya terpecah sehingga memilih memisahkan mereka berdua dari teman sekelasnya. Biasanya saya akan mencoba menenangkan si adik karena dia lebih mudah dibujuk. Jika si adik mulai tenang, dia akan membantu saya menenangkan si Kakak.

Jika tidak berhasil semuanya, terpaksa saya harus meminta bantuan dari sang Ayah. Sambil memberi pesan pada sang Ayah dan Ibu untuk bersabar terhadap daya adaptasi mereka berdua yang memang agak lama.

Menjelang pergantian semester, Alhamdulilah keduanya sudah bisa beradaptasi bahkan memiliki teman untuk bermain. Sudah berani bertanya dan mengemukakan pendapat. Sesekali, masih ada yang menangis jika tidak bisa melakukan sesuatu.


Kebutuhan Biologis yang Selalu Bersamaan


Mengajar murid kembar juga harus menyediakan tambahan tenaga saat keduanya ingin BAK atau BAB karena terjadi bersamaan.

Awalnya saya kira sama saja dengan yang lainnya. Saat si Adik BAK, maka saya menyuruh si Kakak menunggu di luar karena dia sedang tidak ingin kencing. Eh, belum selesai pakaikan celana buat si Adik, Kakaknya juga ingin pipis. Buahaha. Elap keringat.

Akhirnya setiap mereka ingin BAK atau BAB, saya akan menyuruh mereka untuk masuk ke kamar mandi bersama. Sebab, saya nggak mau bolak-balik kamar mandi. Memang sedikit merepotkan karena harus membersihkan keduanya secara bersamaan.

Cerita tentang: Gadis Kecil Bernama Wiwin

Karakter yang Berbeda Membutuhkan Pendekatan Berbeda


Seperti yang saya bilang di atas bahwa karakter keduanya amat berbeda sehingga sebisa mungkin memberlakukan hal yang berbeda di antara keduanya. Si Adik yang lebih mudah didekati amat membantu saya untuk mendekati si Kakak yang tengah rewel.

Begitu sebaliknya. Saat si Adik mengalami kecemasan dan mulai menangis. Saya akan meminta si Kakak untuk menenangkan si Adik. Yah, begitulah karakter mereka saling melengkapi.

Mengajar mereka selama dua tahun membuat saya belajar banyak hal tentang anak kembar dan bagaimana keduanya sudah mewarnai hidup saya. Ah, menulis kisah ini membuat saya merindukan mereka berdua. Semoga saya diingat pernah menjadi Guru kalian.


Salam,

Sang Pisang, Nugget Pisang Kesayangan Kaesang

Sang Pisang, Nugget Pisang Kesayangan Kaesang

Sang Pisang, Nugget Pisang

Sang Pisang, Nugget Pisang


Setiap kali melewati gerai Sang Pisang di Royal, saya selalu penasaran seperti apa karena aromanya benar-benar mengundang selera. Sayangnya nggak pernah terpenuhi gara-gara lupa karena selalu lewat arah yang berbeda.

Rupanya alam berkonspirasi. Saya dapat kesempatan lagi untuk mengulas makanan dari salah penyedia jasa pesan online. Salah satu tugasnya adalah menulis tentang makanan kekinian. Yas, tanpa penuh pertimbangan, saya memutuskan untuk mengulas Nugget Pisang milik Kaesang ini.

Menu utama dari Sang Pisang tentu saja nugget yang terbuat dari campuran buah pisang yang dihancurkan, tepung terigu, telur yang kemudian dikukus dan digoreng dengan tepung panir. Kemudian dikemas dengan aneka topping premium aneka rasa.

Selain Nugget Pisang, ada juga namanya Banroll yang merupakan kepanjang dari Banana Roll. Penganan ini menyerupai pisang aroma yang sama-sama dibungkus oleh kulit lumpia. Bedanya adalah Banroll ini diberi tambahan aneka topping di atasnya.


Kuliner Khas: Campur Lorjuk

Kemasan



Sang Pisang, Nugget Pisang kesayangan kaesang


Bagian menarik dari kue kekinian adalah kemasannya. Menarik dan eye catching sehingga menarik perhatian konsumen ketika membeli.

Bicara soal kemasan, Sang Pisang ini memiliki warna kemasan yang didominasi warna hitam dengan tulisan berwarna kuning, merah dan putih membuat ceria. Di bagian depan ada logo monyet yang tengah membawa pisang terlihat jenaka.

Kemasan yang sudah diperhitungkan ini membuat Sang Pisang pantas dijadikan buah tangan saat berkunjung ke rumah sanak famili.


Artikel Kuliner lainnya:Pempek Farina Surabaya

Rasa


Saya memesan dua varian menu dari Sang Pisang yaitu Nugget Pisang Strawberry dan Banroll Blueberry melalui jasa pengiriman makanan daring. Saya butuh yang praktis dan langsung makan ketimbang muterin mall hanya demi makan ini.

Nggak usah menunggu lama, pesanan saya datang masih dalam keadaan hangat. Aroma gurih berpadu manis udah tercium begitu saya mengeluarkannya dari kantong plastik.

Hmm.

Nugget Pisang Strawberry


Sang Pisang, Nugget Pisang


Kalau saya tidak salah hitung, satu kotak berisi 10 potong Nugget Pisang berukuran sedang. Bentuknya hampir sama dengan Nugget pada umumnya yaitu persegi panjang dan tidak terlalu tebal yang dilapisi topping Strawberry yang menyerupai pasta.

Dari segi tekstur, Nugget Pisangnya Empuk.. Oh iya, juga tidak terlalu kering sehingga sedikit berminyak.

Rasa Nuggetnya sendiri tidak terlalu manis dan masih terasa pisang walaupun lebih dominan campuran tepungnya.

Bagi saya yang tidak terlalu menyukai rasa pisang, Nugget Pisang bisa menjadi alternatif. But, pasta Strawberrynya terlalu manis. Lebih cocok untuk penyuka kudapan manis.


Kuliner lainnya: Bebek Semangat Kusuma Bangsa

Banroll Blueberry


Sang Pisang banroll blueberry


Sama halnya dengan Nugget Pisang, satu kota Banroll ini terdiri dari 10 buah yang bentuknya menyerupai ukuran jari tangan dengan siraman topping Blueberry yang lebih cair dan lengket.

Banroll ini lebih terasa pisangnya karena terbuat dari potongan buah pisang yang digulung dengan kulit lumpia dan digoreng. Jadi, saat digigit akan lebih terasa pisangnya. Saya cuman makan sedikit karena tidak terlalu suka rasa asli dari pisang.

Kulit lumpianya tidak terlalu renyah dan alot. Pas ketika digigit. Rasa topping Blueberrynya juga tidak terlalu manis. Cukup bisa mengurangi rasa asam dari pisang. Hanya saja ketika makan Banroll ini letakan tissue di dekat kalian sebab toppingnya rentan berceceran dan bikin lengket.

Secara keseluruhan, Sang Pisang, Nugget Pisang merupakan kudapan yang bisa diterima lidah dan bisa dijadikan alternatif oleh-oleh bagi sanak keluarga. Harganya juga cukup bisa dijangkau yaitu Rp. 25000 per/kotak. Itu harga yang saya beli melalui pemesanan Go Food sih.

Ada yang sudah pernah coba juga?